Baka to Test: Volume 2 soal Kelima B. Indonesia

Diterjemahkan oleh I-Fun Novel
Soal Kelima

Untuk menentukan kegiatan apa yang akan dilakukan kelas, tolong semua murid membantu dalam survei ini.

'Bagaimana kau memilih pelayan wanita ketika kau membangun kedai teh?'

' (1) Kecantikan (2) Kepemimpinan (3) Mobilitas (4) lainnya (    )' Juga, tolong sertakan kandidat untuk peran ini.


Jawaban Tsuchiya Kouta:
'Kandidat "(1) Kecantikan"... Himeji Mizuki dan Shimada Minami.'

Komentar guru:
'Kau sungguh tidak bisa menentukan diantara mereka, bukan?'


Jawaban Yoshii Akihisa:
'Kandidat "(1) Kecantikan"...Himeji Mizuki Hideyoshi Kinoshita Shimada Minami'

Komentar guru:
"Hazuki Shimada"
'Sensei ingin tahu kenapa ada bercak darah di kertasmu.'


Jawaban Sakamoto Yuuji:
'Kandidiat "(4) Lainnya (Pasangan pernikahan)"... Kirishima Shouko.'

Komentar guru:
'Kenapa kertasmu dibawa kemari oleh Kirishima-san kelas A?'

(Dibaca Hazuki)


***


"Jadi kita menang pertandingan ketiga tanpa bertarung?"

"Yup, lawan kita keracunan makanan."

Saat itu kami buru-buru menuju arena untuk pertandingan ketiga kami. Setelah sampai di tempat, sesuatu yang tidak terduga yang menunggu kami adalah berita mengejutkan kalau lawan mengundurkan diri. Keracunan makanan, jangan bilang, ini...? Aku harap mereka bukan pelanggan yang menginjak ranjau di toko kami.

"Jadi, kalau kau tidak keberatan, bisa kalian membantu kami bangun ulang bisnis kedai kita?"

Pinta Hideyoshi dengan nada bersalah dan ekspresi suram. Lagi pula ini bukan salah Hideyoshi.

"Kau benar. Untuk mendapatkan kembali semua pelanggan, kita harus perkenalkan sesuatu yang bisa memberikan pengaruh."

Ruangan kelas ini masih kosong. Meski kami sudah menghentikan sumber kometar negatifnya, kami tidak bisa menghentikan kabar buruk yang sudah tersebar. Seperti kata Yuuji, jika kami tidak memberikan pengaruh besar, pelanggan tidak akan kembali.

"Uuu, kalau begitu kita harus apa...?"

Hideyoshi melihat ke sekeliling ruangan kelas. Sekalipun aku melihat seluruh sudut ruangan kelas, aku tidak bisa memikirkan hal istimewa yang bisa kami lakukan.

"Yuuji, kau punya ide?"

"Serahkan padaku. Meskipun sangat sederhana menggunakan Kedai Teh Cina dan taktik semacam ini untuk menarik pelanggan, ini pasti akan sangat efektif."

Setelah itu, Yuuji mengeluarkan cheongsam biru laut dan putih dengan sulaman yang sangat indah. Hideyoshi berkomentar,

"Eh. Meskipun aku merasa roknya sedikit terlalu pendek, ini akan memberikan pengaruh besar. Jika kau pakai ini untuk publikasi Kedai te---"

Itu pasti akan menjadi pengaruh besar jika Himeji-san dan Hideyoshi memakainya. Meskipun kami bodoh, ini bukan taktik yang buruk.

"Ah. Kita akan menyuruh-Akihisa memakai ini."

Pengaruhnya terlalu besar sekarang.

"Tunggu...! Yang benar saja! Memakai cheongsam setelah memakai kostum pelayan, semuanya akan berpikir aku homoseksual sungguhan!"

Untuk kehidupan sekolah yang menyenangkan, aku sangat berharap tidak ada lagi kabar buruk tentangku. Meski aku adalah seorang murid SMA normal, tapi kenapa aku lebih terkenal untuk alasan yang salah.

"Aku hanya bercanda. Ini untuk Hideyoshi, Himeji dan Shimada."

"Ah, begitukan? Syukurlah~"

Jadi cuma bercanda. Untung saja.

"Bukannya kau juga bercanda ketika menyuruhku memakainya?"

Hideyoshi menghela nafas sambil mengambil cheongsamnya.

Hideyoshi, apa yang kau bicarakan? Meskipun kami bercanda ketika menyuruh Minami memakai ini, tapi kami sungguh-sungguh mengatakannya dari dalam lubuk hati kami ketika memintamu memakainya.

"Kami kembali~! Ah, Aki sudah melepas kostum pelayannya."

"Ah...sayang sekali. Padahal tadi manis sekali."

"Hazuki ingin melihat Onii-chan memakainya sekali lagi."

Saat ini, ketiga gadis telah kembali. Mereka terus mengatakan hal-hal egois tanpa memedulikan perasaan orang lain. Reputasiku akan semakin memburuk karena kejadian itu...

"Ha ha ha. Kasihan sekali, dunia ini tidak begitu naif untuk membiarkan orang lain melihat yang lainnya sedang cosplay, tahu?"

Aku memperlihatkan senyuman jahatku pada mereka. Berhubung kalian sudah melihatku dengan kostum pelayan, biar kulihat kalian dengan cheongsam.

"Begitulah situasinya. Himeji dan Shimada, tolong bantu meningkatkan pemasukan kita."

Agar mereka tidak kabur, aku melambaikan cheongsam kepada mereka sambil menghalangi rute kabur mereka. Ini karena Minami berniat untuk kabur.

"Kalian, kalian berdua. Kenapa ekspresi kalian sangat menakutkan?"

"Aku bisa merasakan aura tidak enak..."

Dua mangsa kami memperlihatkan sedikit ekspresi ketakutan. Akan tetapi, yang disesali adalah mereka tidak bisa melarikan diri.

"Ayo, Akihisa!"

"OK! Hehehe, menurutlah dan pakai cheongsam ini---A a a a a sakit!!! Maaf!!! Aku terbawa suasana!!!"

"Kau lemah sekali..."

Bagian yang kena serangan adalah perut, wajah dan paha, semuanya sakit. Kenapa kekuatan serangan Minami lebih kuat dariku yang laki-laki?

"Kenapa kalian memberitahu ini tiba-tiba? Aku ingat kalian bilang kami tidak harus memakainya."

Seperti yang diduga, Minami memperlihatkan ekspresi tidak inginnya.

"Ini untuk memasarkan kedai kita, dan untuk memuaskan selera pribadi Akihisa. Akihisa suka cheongsam, ya kan?"

Tiba-tiba aku ditarik kedalam percakapan. Meski aku suka, sedikit memalukan untuk membiarkan orang-orang tahu tentang selera pribadiku. Sekalipun tanpa sengaja.

"A-Aku suka itu!"

"Kau sungguh tidak tahu caranya berbohong."

Eh? Sepertinya aku mengatakan sesuatu yang salah.

"Ma, mau bagaimana lagi. Demi kebaikan kedai, aku akan memakai ini meskipun aku tidak mau."

"Ka- kau benar! Ini untuk bisnis!"

Himeji-san dan Shimada mengambil cheongsam.

"Onii-chan, bagaimana dengan Hazuki?"

"Eh? Hazuki ingin membantu juga?"

"Membantu...? Ah, mm! Aku ingin membantu, beri juga Hazuki satu!"

Anak yang penurut, tidak ada yang menduga dia adalah adiknya Minami.

"Maaf, meskipun aku menghargai niatmu, tidak ada yang bisa dipakai Hazu-"

"...!!(Ch ch ch ch)"

"Mu, Muttsurini! Kenapa kau menjahit pakaian dengan cepat di sini? Padahal, sebelumnya kau tidak ada!"

"...Jangan meremehkan indra penciumanku."

Apa-apaan ini. Itu kata-kata yang keren, tapi sama sekali tidak terasa keren.

"Kalau begitu kami akan ganti pakaian setelah pertarungan babak ketiga."

Himeji-san melihat jam tangannya untuk memeriksa waktu. Itu benar; Himeji-san dan Minami harus pergi ke pertempuran mereka.

"Tidak, aku ingin kalian berdua ganti pakaian sekarang."

"Eh?"

Suara Yuuji dan teriakan terkejut si duo terdengar seirama.

"Ini untuk pemasaran. Turnamen Syokanju babak ketiga dan seterusnya akan diperlihatkan ke masyarakat. Sangat langka untuk mendapatkan perhatian orang sebanyak ini, dan tidak ada salahnya untuk mempromosikan diri kita."

"Maksudmu kau ingin kami pakai ini, benda ini di turnamen Syokanju..."

"Ini sungguh memalukan..."

Mereka berdua terlihat sangat enggan saat memegang cheongsamnya. Dia depan media dan kerumunan penonton, berpakaian seperti ini agak memalukan. Tetapi, ini untuk mencegah Himeji-san pindah sekolah, jadi aku sangat berharap mereka mau memakainya.

"Tolong setujulah!"

Setelah mengatakannya, aku menundukkan kepalaku. Ini bukan untuk Himeji-san, tapi untukku, karena aku tidak ingin Himeji-san pindah sekolah. Pada dasarnya, ini permintaan egoisku, maka aku menundukkan kepalaku.

"Akihisa...kau sangat-- suka cheongsam, ya..."

Aku tidak berani mengingkari kenyataan ini.

"Jangan bilang, kalau Yoshii-kun tahu tentang keadaanku-"

"Mau bagaimana lagi. Untuk fasilitas kelas, kita akan bantu. Benar, Mizuki?"

Minami menyela tebakan Himeji-san dengan cepat.

"Ah, ya, ya! Ini bukan masalah besar!"

Himeji-san menjawab dengan semangat.

Kalau dipikir-pikir, aku mendengar info yang menarik. Kalau ini diganggap hal sepele, berarti aku bisa meminta Himeji-san untuk melakukan hal yang sama di masa depan.

Dan jika semua orang tahu kalau Himeji-san dan Minami adalah kelas F, itu akan memberikan dua keuntungan untuk mempromosikan kedai teh dan menunjukkan kemampuan kelas F. Ini cukup efektif.

"Oke, serahkan pada kami! Mizuki, ayo!"

"Oke."

Kedua gadis melangkah keluar kelas dengan cheongsam di tangan. Dengan begini tidak masalah kalau semua kami ke mereka, ya kan?
"...Selesai."

"Waa, Onii-chan, ini menakjubkan!"

Cheongsam Hazuki selesai dalam sekejap mata.

Tidak ada yang tidak mungkin untuk Muttsurini yang punya maksud kotor. Kukira aku sudah tahu, tapi aku tidak tahu kalau dia juga tertarik dengan anak kecil. Orang ini sangat membingungkan.

"Oh, kalau begitu aku akan ganti sekarang."

"Tu, tunggu sebentar, Hideyoshi!!! Kau ganti baju disini??!!! Kau harus ganti baju di kamar mandi wanita!!!"

Untuk remaja yang tidak berdosa sepertiku, dan Muttsurini si pengkhayal, adegan ini terlalu merangsang.

"...Belakangan ini, aku merasa Akihisa memandangku sebagai seorang gadis."

"Kau berpikir terlalu banyak, Hideyoshi adalah Hideyoshi."

"Mn, seperti kata Yuuji. Jenis kelamin Hideyoshi adalah 'Hideyoshi', bukan laki-laki ataupun perempuan."

"...Maksudku bukan itu."

Eh? Aku salah?

"Hai, ay..."

"...!!(*Suara menetes*)"

"Ha, Hazuki!!! Kau juga tidak boleh ganti disini! Muttsulin akan mati kehabisan darah!"

Meskipun telah kehilangan banyak darah, Muttsurini masih terlihat sangat senang sambil menekan hidungnya.

***

“Kami kembali---“

“Kami kembali~?“

Oh, itu pasti Himeji-san dan Minami. Kami selamat!

“Pas sekali. Maaf, aku tahu kalian para gadis pasti lelah, tapi bisakah kalian membantu di ruang utama?”

Setelah mereka pergi untuk mengikuti turnamen Syokanju, kami membawa Hideyoshi dan Hazuki, yang memakai Cheongsam, keliling sekolah. Meskipun aku merasa pada awalnya tidak berefek besar, tapi perlahan-lahan, jumlah pelanggan kami meningkat---tepat ketika pertandingan Himeji-san berakhir. Seluruh meja telah penuh, sepertinya strategi kami berhasil.

“Bagus, kedai kembali seperti sebelumnya.”

“Luar biasa.”

“Jumlah pelanggan perempuan juga meningkat. Sepertinya mereka suka dengan masakan kita.”

Karena aku sangat sial dapat yang buruk, aku tidak tahu seperti apa rasanya makanan kami, tapi dari reaksi semua orang, Kedai Teh Cina kami sepertinya berjalan lancar. Tapi kurasa alasan kenapa jumlah pelanggan meningkat itu berkat daya tarik pakaian Cheongsam.

“Kalau begitu, kalian berdua bisa bantu menjadi pelayan?”

“Tidak masalah.”

“Ok.”

Mereka berdua mengibaskan Cheongsam mereka ketika pergi mengambil kertas dan pulpen. Dengan begini, jumlah pengunjung pasti akan meningkat.

“Bisa aku pesan sesuatu?”

“Ah, ya. Apa pesanan Anda?”
Baru saja aku menikmati pemandangan mereka berdua, pelanggan terdekat memanggilku. Untuk menghormati pelanggan, aku langsung mengeluarkan menu dan pulpen.

“Aku ingin teh Oolong dan onde-onde.”

“Baiklah. Akan saya ulangi. Anda memesan Teh Oolong dan Onde-onde, ya?”

Setelah menulis pesanan, aku mengangkat kepalaku untuk memastikan pesanannya... eh? Bukankah dia Dekan Sekolah, Takehara-sensei? Dia datang.

“Terima kasih banyak. Akan segera kami siapkan pesanan Anda, saya mohon tunggu sebentar.”

“Aku juga ingin menanyakan sesuatu, boleh?”

“Silahkan.”

Takehara-sensei memanggilku ketika aku ingin pergi ke dapur. Jadi, aku berputar kembali.

“Kudengar ada murid yang bernama Yoshii Akihisa di sini. Boleh aku tahu dimana dia?”

“Eh? Saya Yoshii Akihisa...”

Aku terkejut dia mencariku tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Apa yang Dekan Sekolah inginkan dariku?

“Oh, begitu. Kamu Yoshii-kun?” (tertawa)

“Sensei, saya merasa aneh ketika sensei menyebutkan nama saya sambil tertawa.”

“Ah, aku minta maaf. Tapi aku tidak bisa memanggil Yoshii-kun, yang seorang murid, dengan panggilan ‘Idiot’.”

“Em, maaf, apa yang sensei inginkan dari saya?”

Kenapa kata ‘Idiot’ selalu melekat pada diriku?

“Aki, Tsuchiya manggil tuh, katanya daun tehnya habis, jadi dia minta isi ulang.”

Tepat saat percakapan sedang berlangsung, Minami keluar dari dapur.

“Ok, aku mengerti. Sensei, aku boleh pergi sekarang?”

“Tidak masalah, aku tidak mencarimu karena ada perlu.”

“Benarkah? Lalu kenapa sensei mencari saya? Saya merasa tidak punya masalah dengan Dekan Sekolah.”

“Aki, Tsuchiya bilang, ini darurat.”

“Oookay.”

Meskipun aku tidak yakin apa yang terjadi, untuk saat ini mari selesaikan urusan kedai teh sebelum membicarakan hal lain. Aku berjalan menuju kelas kosong, tempat penyimpanan bahan makanan.

Aku menyusuri koridor bangunan sekolah tua dengan cepat. Eh, berapa pack yang harus kuambil? Aku seharusnya bertanya dulu berapa.

“Oi!”

“Hm?”

Ketika aku sedang berpikir sambil berdiri di depan tumpukan bahan makanan, sebuah suara terdengar dari belakang. Sumber suara berasal dari tiga orang siswa di belakangku, dan mereka terlihat seumuran denganku. Apa yang membuatku jengkel adalah mereka seenaknya masuk ke ruangan ini.

“Erm, maaf, tempat ini terlarang bagi umum, bisa tinggalkan kelas ini?”

“Tidak bisa, kami sedang mencari seseorang yang bernama Yoshii Akihisa.”

Setelah itu, salah satu dari mereka menutup pintu kelas.

“Eh? Kenapa kalian mencariku?”

“Kami tidak punya dendan denganmu, tapi beristirahatlah dengan tenang sekarang.”

Setelah salah satu mereka bicara, sebuah pukulan melayang.

“Oi, tunggu! Apa kalian tidak salah orang?”

Aku menunduk untuk menghindari serangan, dan di saat yang bersamaan, bertukar posisi dengan mereka. Aku menghindar seperti seorang ahli, apa karena aku sering dipukuli...

“Jangan menghindar! Diam ditempat!”

“Memangnya ada perintah seperti itu!”

Meskipun aku sedang berdiri di dekat pintu dan bisa melarikan diri dengan mudah, mereka pasti akan mengikutiku ke kedai teh. Apa yang harus kulakukan sekarang?

Tiba-tiba, pintu terbuka.

“Ah, Akihisa, Muttsurini bilang sekalian ambilkan pasta kacang merah juga.”

“Oi, Yuuji. Kau datang di saat yang tepat.”

Ya ampun, aku sangat beruntung bisa bertemu Yuuji di saat yang sangat tepat.

“Hm? Siapa mereka?”

Kening Yuuji mengkerut ketika melihat mereka bertiga.

“Aku tidak terlalu yakin, tapi sepertinya mereka ingin melawanmu, Yuuji. Kalau begitu kuserahkan ini semua padamu.”

“Oi, Akihisa, ini—Oh, begitu rupanya, jadi maksudnya ini.”

“Bagaimana kita melawan orang ini?”

“Terlalu merepotkan, hajar dia bersama-sama.”

Terdengar kata-kata itu dari belakangku ketika aku menutup pintu dan menunggu sebentar. Setelah itu---

“Kau, sebaiknya kau ingat ini!”

“Aku tidak akan melupakan wajahmu!”

“Awas nanti malam ketika kau jalan di luar!”

Mereka mengatakan kata-kata ala pecundang dengan sempurna. Seperti yang diharapkan dari Yuuji, dia kuat.

“Yuuji, kau tahu apa alasan mereka datang ke sini?”

“Sepertinya mereka berniat mengganggu bisnis Kelas F.”

“Hahaha, tidak ada orang yang begitu bodoh ingin menimbulkan masalah seperti ini.”

“Siapa tahu? Pokonya, segera kembali ke kelas, Muttsurini sedang mengunggu.”

“Oke.”

Yuuji dan aku kembali ke kelas kosong, dan setelah mengambil beberapa kantong daun teh dan pasta kacang merah, kami kembali ke Kedai Teh.


---Setelah berbagai hal terjadi, dua jam kemudian---


“Akihisa, sudah hampir waktunya untuk pertandingan ke empat.”

“Eh? Cepat sekali!”

Kulihat jam tanganku. Sudah jam dua lewat; waktu bergulir begitu cepat ketika bekerja di Kedai Teh.
“Eh? Aki, kalian juga akan pergi ke pertandingan?”

“Benarkah. Sebenarnya, sekarang jadwal pertandingan kami juga~”


Himeji-san dan Minami meletakkan nampan.

“Onii-chan mau kemana? Onii-chan mau meninggalkan Hazuki sendirian?”

Pinggiran celanaku ditarik-tarik. Sekalip pun dia memohon kepadaku seperti ini, aku tidak bisa...

“Bocah, Baka Onii-chan punya urusan penting. Jadi kau harus tinggal di sini dan menunggu dengan sabar.”

Yuuji mengusap kepala Hazuki, membuat rambutnya berantakkan. Orang ini sangat paham cara menghadapi anak kecil. Sepertinya kami bisa meyakinkan Hazuki dengan mudah.

“Uuu~ tapi...”

Hazuki mengembungkan pipinya tidak senang.

“Jadi, kalau kau menunggu dengan sabar seperti anak baik---“

Untuk membuat dia senang, Yuuji sedikit tersenyum.

“Baka Onii-chan akan mengajarimu bagaimana orang dewasa pergi kencan, oke?”

Dan orang ini baru saja melempar bom atom.

“Hazuki akan menunggu dan jadi anak baik!”

“Tidak, bukan begitu, Hazuki! Aku tidak punya uang seperti perkiraanmu! Argh, kau dengar tidak?”

Hazuki sudah menghilang; masuk ke dapur.

Ini gawat... berapa uang yang harus kukeluarkan untuk kencan orang dewasa? Lihat dia, sepertinya membawa dia ke taman untuk main ayun-ayunan tidak akan memuaskan dia.

“Aki, bisa kau pergi ke halaman belakang sekolah?”

Suara mengerikan si kakak terdengar, dan pundakku yang sedang digenggam oleh sosok mengerikan ini, terasa bergeser.

“Minami, tunggu.”

“Sepertinya lawan kita adalah kelompok Yoshii-kun. Tidak perlu melanjutkan ini kalau kita bisa mengeksekusi mereka dengan Syokanju kita, ya kan?”

Membayangkan Himeji-san akan mengatakan kata-kata mematikan seperti ini... sulit menebak apa yang sedang dia pikirkan.

“Tunggu sebentar! Aku akan kesakitan kalau Syokanjuku terkena serangan! Apalagi diserang Syokanju Himeji-san, aku akan terluka sangat parah, kau tahu---”

“Humph, aku tidak keberatan.”

“Yuuujiii!!! Berhenti mempercepat ajalku!!!”

Aku sama sekali tidak setuju dengan ini!

“Hmm, itu lebih baik. Ayo ke arena. Aku penasaran seperti apa suara teriakan Aki nanti.”

“Tentu saja. Karena kau berniat seperti itu, tunjukkan padaku berapa lama kau bisa buat Akihisa teriak kesakitan.”

Yuuji berkhianat. Sepertinya kali ini aku sendirian.

***

“Sekarang, pertandingan keempat akan segera dimulai. Semua kontestan mohon maju ke depan.”

Merasa dipanggil oleh guru pengawas, kami berempat maju ke depan.

Area semi-permanen yang dibuat untuk para pengunjung sepertinya benar-benar penuh. Dengan suasana seperti ini, pertandingan keempat kami akan dimulai.

“Begitu, efek promosi di sini akan sangat besar.”

“Yup, dan juga, semua yang berpartisipasi adalah dari kelas F. Ini benar-benar kesempatan bagi kita untuk mempromosikan diri tanpa gangguan.”

Setelah melihat ke sekeliling kerumunan penonton, aku berbalik dan mengangguk ke arah Yuuji. Sekarang, kami satu langkah lebih dekat dengan tujuan kami.

“Jadi, para gadis, kuserahkan pada kalian. Bantu kami mempromosikan ini semua!”

Kataku kepada para gadis yang sekarang menjadi fokus para pria di arena.

“Erm... Ini sangat memalukan...”

Himeji-san menarik turun roknya sambil menunduk. Sepertinya dia sangat malu sampai-sampai telinganya berubah menjadi merah sekarang. Lagi pula, itu tidak sama dengan pakaian dalam atau baju renang.

“Derajat Kelas F akan turun kalau aku pakai pakaian perempuan. Lagi pula ayah Himeji-san akan menonton pertandingan, bukan?”

“Eh? Otou-san memang bilang akan datang melihat pertandinganku jika aku berhasil masuk ke final... tapi bagaimana Yoshii-kun tahu?” Himeji-san menunjukkan ekspresi tidak percaya.

Ini buruk! Ini artinya aku sudah tahu tentang Himeji-san yang akan pindah sekolah!

“Erm, begini! Aku merasa jika Himeji-san berjuang dengan sangat baik, orang tuanya akan datang untuk melihat!”

“Mn. Akihisa tidak ingin mempermalukan dirinya di depan calon mertuanya.”

“Tidak! Yoshii-kun terlihat sangat manis ketika memakai pakaian perempuan, jadi tidak masalah!”

Ah, jadi kau masih bisa Tsukkomi* di sini. (Bercanda ala orang Jepang)

“Bisakah kalian berempat bersiap-siap?”

Guru pengawas memegang mic dan tersenyum pahit.

“Ah, ya. Oke----“

Aku menarik nafas panjang dan memanggil Syokanjuku.

““““ SUMMON!!! ””””

Kami berempat berteriak dengan lantang memanggil Syokanju kami, kemudian lingkaran sihir muncul di bawah kami.

Hanya dengan ini saja membuat kerumunan penonton ricuh. Bagi para penonton yang melihat pertandingan seperti ini untuk pertama kalinya, pertunjukan seperti ini saja sudah menarik bagi mereka.

Kemudian, tubuh versi chibi kami muncul, terlihat imut seperti biasa.

Untuk catatan, nilai skor yang sering muncul sebelum pertandingan belum keluar. Ini karena pihak sekolah ingin menunjukkan nilai peserta di layar raksasa. Mungkin butuh beberapa waktu untuk memproses data.

“Kalau begitu, babak keempat---“

Saat Mukai-sensei, yang bertugas sebagai pengawas, akan memulai pertandingan---

“Tunggu sebentar.”

---Perkataannya dipotong oleh Yuuji.

“...Hm? Ada apa?”

Karena sekarang momentumnya diganggu, sensei memasang wajah tidak senang. Tapi Yuuji tidak peduli sama sekali.

“Permisi sensei, boleh saya pinjam mic-nya?”

Setelah berkata seperti itu, tanpa menunggu respon dari sensei, Yuuji mengambil microphone dari tangan sensei.

“Selamat siang seluruh pengunjung Seiryousai.”

Yuuji melambaikan tangan setelah mengatakannya. Oh begitu, dia berniat untuk promosi sebelum pertandingan.

Himeji-san, Minami, berdiri di sini. Yuuji akan melakukan Promosi.

Eh? Ah, oke.

Aku berbisik untuk memanggil kedua gadis di seberang, dan kami membentuk satu barisan.

“Kami berempat sedang menjalankan Kedai Teh Tradisional Kelas 2-F. Beberapa gadis super imut sedang bekerja keras di sana, jadi jika Anda bisa, mohon untuk mengunjungi Kedai Teh kami.”

Yuuji membungkuk dengan hormat ke arah penonton, dan kami mengikuti gerakannya.

““““ Terima Kasih Banyak!!! ””””

Kami bahkan membuat Syokanju kami juga menundukkan kepala mereka bersama kami. Ini pasti akan membuat para penonton menilai Kels 2-F dengan sangat baik.

“Sensei, terima kasih mic-nya.”

Yuuji sedikit menganggukkan kepalanya sebelum mengembalikan mic ke sensei. Dia benar-benar memikirkan semuanya. Aku bahkan tidak pernah berpikir untuk mempromosikan Kedai Teh kami seperti itu.

“---Jadi begitulah semuanya. Kepada para penonton, jika Anda punya waktu kosong, silahkan kunjungi kelas para kontestan kita di sini, Kelas 2-F.”

Guru tersenyum pahit saat membantu kami promosi. Sepertinya dia menganggap ini hanya sebagai bagian dari kegiatan festival. Bagus!

“---Dan itulah akhir iklan promosi kita, sekarang Turnamen Syokanju akan segara dimulai. Kepada keempat perwakilan Kelas F, tunjukkan pertandingan yang bagus.”

Setelah mengatakan ini, Mukai-sensei meninggalkan kami.

“Aki, Sakamoto, sangat luar biasa kalian berhasil sampai babak ini, tapi kalian pikir kalian bisa mengalahkan kami?”

Minami tersenyum percaya diri sambil menatap kami. Seluruh Kelas Tiga, yang seharusnya menjadi lawan terkuat, tidak berpartisipasi di Turnamen Syokanju karena mereka sedang bersiap-siap untuk ujian kelulusan. Jadi kedua gadis ini sudah dianggap pengganti yang cocok, itu sebabnya wajar jika mereka bersikap percaya diri.

“Shimada kau terlalu naif. Meskipun kau pantas dianggap sebagai pengganti Kelas Tiga, tapi selain itu, kami sudah memprediksi kalau kalian akan berhasil sampai sini. Maka dari itu, jika kami butuh taktik, tidak peduli berapa banyak taktik yang kami butuhkan---

---Kami Akan Pakai Semuanya!!!”

Yuuji dengan pecaya berteriak sambil menunjuk ke layar lebar. Itu benar, kami punya strategi untuk mengalahkan mereka. Dibandingkan Himeji-san, yang bagus di semua mata pelajaran, Minami tidak kuat di sebagian mata pelajaran!

Kelas F,  Himeji Mizuki, Jepang Kuno, 399 poin
&
Kelas F, Shimada Minami, Jepang Kuno, 6 poin

“Je, jepang kuno! Bukannya babak keempat adalah matematika??!!!”

Minami mengeluarkan teriakan malunya. Bagi dia, yang baru saja pindah dari Jerman, mata pelajaran Jepang Kuno bagaikan bahasa alien.

“Jadwal pertandingan yang kau dapat---“

Yuuji tersenyum licik,

“—adalah buatanku.”

“Ka, ka, kau membohongi kami!!!”

Itu benar, jadwal pertandingan yang Minami dan Himeji-san dapat adalah buatan Yuuji. Meskipun susunan pertandingannya benar, mata pelajaran yang digunakan sedikit diubah. Ini adalah jebakan yang Yuuji buat saat dia minta ke Kepala Sekolah untuk mengubah mata pelajaran yang akan dipakai.

“Gwahahahahaha!!! Ini sudah pasti pertandingan 2 vs 1!!! Kita sudah pasti menang, Akihisa!!!”

“Kau benar, Yuuji!!! Syokanju dengan poin 6 tidak ada gunanya!!!”

“Khuuu... Dasar kurang ajar!”

Mengabaikan teriakan Minami, layar berubah dan menunjukkan nilai kami.

Kelas F, Sakamoto Yuuji, Jepang Kuno 211 poin
&
Kelas F, Yoshii Akihisa, Jepang Kuno 9 poin

“...A k i h i s a.”

“Sejujurnya... aku sangat menyesal soal ini.”

“. . .”

“. . .”

Atmosfir di sekitar arena benar-benar canggung. Tidak ada yang lebih memalukan dibandingkan ini.

“Yosh, Yuuji! Ayo hajar mereka satu lawan satu seperti terakhil kali! Aku akan urus Minami, kau urus Himeji-san!”

“Oi, bebanku terlalu berat!”

Walaupun begitu, jika aku bertarung dengan Himeji-san, satu serangannya sudah cukup membuatku terbang. Lagi pula, perbedaan nilai kami lebih dari 40 kali lipat!

“Aku mengerti! Kalau begitu pakai gaya bertarung favoritmu untuk menutupi kekuranganmu!”

“Hal bodoh apalagi yang kau rencanakan?”

Meskipun kami bertengkar, tapi nilai Yuuji sangat tinggi. Meskipun masih di bawah Himeji-san, dia cukup kuat untuk melawan Kelas A.

“...Yah, tidak ada pilihan lain. Kalau begitu, aku akan ikuti perkataanmu dan pakai strategi --- Shimada, Himeji.”

“Ya?”

“Apa sekarang?”

“Aku pernah bilang kalau Akihisa ingin mendapatkan tiket ke Taman Kisaragi?”

Apa yang orang ini rencanakan sekarang? Semoga tidak berakibat buruk bagiku.

“Memangnya ada apa dengan itu?”

“Waktu itu aku bilang, Akihisa ingin pergi bersamaku--- Itu bohong!”

Jadi untuk apa dia bohong? Dari awal aku bukan homo.

““Ehhh??””

Tapi kenapa mereka terlihat sangat terkejut?

“Jadi, Yoshii akan pergi dengan...”

“Bukannya sudah jelas?”

Yuuji tersenyum. Apa dia akan mengatakan kesepakatan kami dengan Kepala Sekolah? Kalau begitu, Kepala Sekolah akan membatalkan perjanjian, bukan?

“Akihisa akan pergi dengan Shimada----“

“Eh? Aku? Aki ingin jalan-jalan bahagia dengan---“

“----Hazuki” (Shimada Hazuki, adiknya Minami)

“Kubunuh kau!!!”

Be, benar-benar niat membunuh yang menakutkan! Aku bahkan tidak mengatakan apa pun, tapi kenapa aku merasa nyawaku dalam bahaya?

“Tunggu, tunggu sebentar, Minami! Aku tidak pernah berencana melakukan sesuatu kepada Hazuki!”

“Aku sudah merasa kalian terlalu dekat... tapi aku tidak menyangka hingga sedekat ini.”

Tatapan matanya membuatku merinding. Kakak lembut yang akan melindungi adiknya ketika sang adik dalam bahaya bagaikan mesin pembunuh kejam bagiku.

“Kita harus menghukum Yoshii-kun sedikit, ya kan?”

“Hi, Himeji-san?”

Untuk alasan tertentu, di balik senyuman Himeji-san, terdapat bayangan iblis di belakangnya.

“Mizuki! Kau hajar Syokanju Yoshii. Aku akan hajar tubuh aslinya!”

“Oke!”

“Aku sama sekali tidak oke! Aku sama sekali tidak mengerti apa yang
kalian bicarakan!”

Mereka berdua mengincarku. Jika tetap seperti ini, aku mungkin akan mati akibat efek damage dari Syokanjuku dan serangan fisik langsung!

“Aku akan maju!”

Syokanju Himeji-san langsung maju memperpendek jarak. Se, seperti yang diharapkan dari murid terbaik kedua di angkatan kami! Meskipun tidak secepat kilat, ini tetap lebih cepat dibandingkan lawan-lawan yang pernah kami hadapi!

“Wa, Wa!”

Aku nyaris terkena serangannya; Syokanju-poin-sembilanku lebih lambat bereaksi.

“Aki, terima pukulanku ini!”

“Minami! Itu pelanggaran!”

Minami menyerangku langsung. Aku tidak bisa mengontrol Syokanjuku dan melindungi diriku di saat bersamaan!

“Itu bukan pelanggaran!”

Jawaban tanpa ekspresi Mukai-sensei terdengar. Apakah ini tidak masalah? Apakah seorang guru memperbolehkan hal seperti ini terjadi.

Aku terpaksa menoleh ke arah Yuuji untuk meminta bantuan. Pada saat ini, matanya memberi tahuku “Aku tahu ini sulit, tapi kau harus menahan Syokanju Himeji-san. Percayakan semuanya padaku.”

...Jadi seperti itu. Yuuji ingin aku menahan Syokanju Himeji-san lalu mengambil kesempatan itu untuk serangan kejutan. Kalau begitu aku akan maju dan menahan serangan Himeji-san!

“Wooooooo!!!”

Himeji-san ingin menarik kembali pedang besarnya yang berhasil kuhindari. Mengambil kesempatan ini, kuperintahkan Syokanjuku menerjang pedang Himeji-san.

Clang!



“Kuuuu!”

Rasa sakit tersalurkan ke tubuhku. Sudah kukira, bahkan saat dia menarik pedangnya pun, kekuatannya sangat mengerikan. Tekanan mengerikan dari pedang menjalar ke seluruh tubuhku.

Tapi kalau aku bisa menahan ini, Yuuji bisa memberikan serangan fatalnya!

“Yuuji!!!”

Kugertakkan gigiku sambil memberikan aba-aba ke Yuuji, kalau aku menghindari serangan Yuuji, aku akan---

“IDIOT! Kuncianmu akan melemah kalau kau terlalu banyak berpikir!”

Syokanju Yuuji mendekat, dan dia mengarahkan pukulan Full-power --- ke tengah-tengah Syokanjuku dan Himeji-san???

“Yuuji!!! Kau, bangsat!!! Jadi ini niatmu dari awal!!!”

“Himeji, matilah bersama akihisa!!!”

Syokanju-200-poin Yuuji menyerang tanpa peduli teman atau lawan. Kekuatannya mungkin setara dengan truk batu.

“Eh? Kyaaaaaahh!!!!”

Karena dia tidak dapat melindungi dirinya, Syokanju Himeji-san terpental dengan mudah. Kalau begitu, sekali pun dia adalah Himeji-san, dia tidak akan bisa melanjutkan pertandingan lagi. Kalau begitu---

“Heavy Gravel Punch!”

Pukulan truk batu melayang ke arahku juga. Rasa sakit ini akan terasa seperti, seperti ditabrak mobil...

“Mizuki!!!”

Perhatian Minami mengarah ke Syokanju Himeji, yang terpental.

“Memangnya kau punya waktu untuk memperhatikan orang lain, Shimada?!”

Di saat pertandingan masih berlangsung, Yuuji tidak akan pernah melewatkan kesempatan ini.

“Sial...”

“Dan pemenangnya akan ditentukan dengan ini.”

Dong!!! Mengeluarkan suara nyaring, Syokanju Minami terkena pukulan keras Yuuji. Syokanju Himeji-san tidak dapat bergerak setelah menerima serangan sekuat itu, jadi hasilnya sudah jelas.

“Ah... erm...”

Mukai-sensei memasang wajah bingung, penasaran bagaimana menjelaskan situasi seperti ini.

“Memakai strategi mengorbankan teman untuk mengalahkan lawan, Sakamoto Yuuji menang!”
Aku berada satu tim dengannya, jadi namaku seharusnya disebutkan juga. Tapi saat memikirkan keputusan sensei, aku kehilangan kesadaran akibat rasa sakit.

***

“Dasar kurang ajar!”

“Kalian berdua keterlaluan...”

“Ah, tidak perlu seperti itu. Lagi pula, kami bertanding untuk menang.”

Aku mengalihkan pandanganku, menghindari tatapan mengerikan Minami dan wajah sedih Himejisan. Tapi kalau dipikir-pikir, bukannya aneh kalau aku yang diceramahi padahal aku korban terparah disini. Selain itu, tubuhku kejang-kejang luar biasa.

“Ini tidak perlu dibesar-besarkan, gadis-gadis, kami akan mendapatkan kemenangan untuk kalian.”

Orang yang memulai ini semua tidak sedikit pun merasa bersalah. Apakah dia tidak punya rasa malu?

Pokoknya, kalian gadis-gadis sekarang bisa fokus di Kedai Teh, ya kan? Kami yang akan mengurusi Turnamen Syokanju.

Akan sangat buruk jika Himeji-san mendengarnya. Makanya, aku berbisik ke Minami.

Meskipun yang menang adalah kelompok Aki, sepertinya itu memberikan pengaruh baik ke ayah Mizuki.

Sama sepertiku, Minami juga berbisik.

Karena rencana kami adalah untuk menunjukkan bahwa Kelas F juga punya kemampuan. Jika kami yang tidak punya hubungan sama sekali, bisa memenangkan pertandingan mengalahkan Himeji-san yang sudah sangat pintar dan memenangkan pertandingan ini untuk dirinya sendiri, pasti akan memberikan efek yang lebih baik.

Dan juga, jangan bilang kau sudah melakukan sesuatu dengan Hazuki?

Meskipun aku sudah menjelaskan semuanya dengan serius setelah pertandingan, Minami tetap sedikit curiga. Mereka tidak memercayaiku sama sekali, huh...

Jangan khawatir, aku benar-benar tidak tertarik dengan gadis A-cup. (A-cup, standar ukuran paling kecil untuk Bra)

...Ah, hahaha. Aku lega.

Mendengar ini, Minami menghela nafas lega, dan berbalik.

...Gadis bukan hanya soal dada. Dasar Baka-Aki...

Minami tidak membalas, melainkan menggumamkan kata-kata yang tidak kumengerti. Meskipun aku hanya bercanda, aku merasa sedikit malu karena tidak mendapatkan balasan setelah mejawab dengan kata-kata sexsual. Kalau tetap seperti ini, aku akan diperlakukan seperti laki-laki yang hanya menilai perempuan dari ukuran payudara mereka.

“Yoshii-kun, Sakamoto-kun, kumohon menanglah...”

Himeji-san mendekat dan menatap mataku. Tri, trik ini sangat ampuh...

“Tentu saja. Kami pasti akan menang. Aku akan lakukan yang terbaik hingga akhir, lihat saja!”

Bagaimana kami bisa membiarkan gadis imut seperti Himeji-san pindah sekolah?

“Oke oke, kalau begitu, aku akan bangun lebih pagi besok. Oh, bukannya bisnis kita berjalan dengan baik?”

“Mn, terlihat sangat baik.”

“Kalau tidak, semua usaha memalukan kita akan sia-sia.”

Banyak pelanggan yang datang ke Kelas F. Sepertinya usaha kami di pertandingan tadi tidak sia-sia.

“Ah---Baka Oni-chan! Ada banyak pelanggan sekarang!”

Hazuki menyadari kehadiran kami dan langsung menghampiri kami di luar.

“Yup. Terima kasih bantuannya, Hazuki!”

“Uunya~”

Ketika kepalanya kuelus, Hazuki memejamkan matanya dengan senang. Dia sangat manis seperti kucing.

“Oh, itu mereka!”

“Mereka terlihat lebih manis dari dekat!”

“Si gadis kecil dan pelayan wanita di kelas juga manis. Benar-benar berkualitas tinggi!”

Pujian demi pujian terdengar hingga keluar kelas. Sepertinya Cheongsam sangat memikat perhatian para laki-laki.

“Ah, Akihisa, kalian sudah kembali. Siapa yang menang?”

“Yup. Sakamoto yang menang sendirian.”

“Kau benar.”

“Akihisa juga satu tim dengannya, kan? Tapi dia kalah?”

Entah kenapa, aku merasa kalau hanya aku yang kalah. Lagi pula, selama kami bisa menang, target Minami dan Himeji-san akan tercapai.

“Lupakan itu. Para pelanggan akan kecewa jika keempat gadis cantik kita ada di luar. Sekarang, ayo fokus membantu Kedai Teh.”

Hampir seluruh pelanggan melihat ke arah kami. Ketika keempat gadis cantik berkumpul di sini, tidak aneh kalau kami menjadi pusat perhatian.

“Kau benar, ayo bantu Kedai Teh.”

Meskipun bajunya tidak berlengan, Himeji-san sengaja menarik lengan bajunya, untuk menyemangati diri.

“Kau benar. Walaupun aku sedikit risih ketika semua pelanggan melihat ke arah kita, ayo sukseskan bisnis kita!”

“Ya! Hazuki akan lakukan yang terbaik!”

“...Aku ini laki-laki, tahu...”

“Hideyoshi, kau tidak boleh memberi tahu gendermu, tahu!”

Ini demi mimpi para pelanggan, dan untuk pendapatan kami. Akan mengecewakan jika Hideyoshi bukan gadis sepenuhnya. Sebagai tambahan, aku juga merasa senang dengan ini, tapi biarkan ini tetap jadi rahasia.

“Haaah, terpaksa... Ah, Selamat datang di Kedai Teh Eropa ala Cina!”

Seketika di saat pelanggan baru masuk ke dalam kedai, Hideyoshi merubah suaranya. Walaupun dia sendiri tidak mempedulikannya, DNA aktornya mengambil alih kesadarannya. Ini sangat bagus.

“Kalau begitu, jangan diam di sini saja. Ayo kerja!”

“Mn, benar!”

Untuk membantu Kedai Teh, Yuuji dan aku langsung mengenakan celemek kami.


***


“Kalau begitu, kami akan berangkat untuk pertandingan semifinal.”

“Ya. Lakukan yang terbaik.”

“Aki, aku tidak akan memaafkanmu kalau kau kalah!”

“Oke!”

Setelah membantu kedai selama satu jam, ini waktunya untuk pertandingan semifinal. Karena pertandingan final akan dilaksanakan besok, ini akan menjadi pertandingan terakhir hari ini.

“Akihisa, kita tidak boleh kalah di pertandingan ini.”

Terasa keseriusan dari tatapan Yuuji yang belum pernah kulihat sebelumnya. Seperti yang kuduga, karena lawan selanjutnya adalah---

“Kirishima-san dan kakak perempuan Kinoshita-san adalah lawan kalian sekarang. Ini cukup menyusahkan.”

Ya. Lawan kali ini adalah pasangan terkuat nomor satu di angkatan kami---Kirishima Shouko-san, ketua angkatan kami, dan kakaknya Hideyoshi, Kinoshita Yuuko-san. Tidak seperti Minami, mereka berdua tidak punya mata pelajaran kelemahan, dan tidak senaif Himeji-san. Satu-satunya yang bisa diperkirakan adalah pertandingan kali ini akan menjadi pertandingan paling sulit.

“Jangan khawatir. Pokoknya, Yuuji pasti punya rencana.”

“Mungkin. Aku tidak sebodoh itu untuk melawan kedua monster itu langsung. Aku akan bertarung dengan cantik.”

“Entah kenapa jika Aki yang mengatakannya membuatku cemas, tapi kalau Sakamoto berkata seperti itu juga, maka bukan masalah. Kembalilah dengan membawa kemenangan!”

“Onii-chan, berjuanglah!”

“Oke!”

Mendengar suara dari kelas di belakang kami, Yuuji dan aku menuju arena.

“Ah, Yuuji, apa rencana yang kamu punya?”

Aku bertanya pada Yuuji yang sedang berjalan di sampingku. Sebenarnya, aku tidak tahu seperti apa rencana Yuuji, dan aku tidak tahu peran apa yang harus kulakukan.

“Tidak hanya kita kali ini, Hideyoshi dan Muttsurini akan membantu juga. Kau hanya perlu ikut alur permainan.”

“Hideyoshi dan Muttsurini?”

Kupikir-pikir, mereka tidak ada di kelas tadi. Aku penasaran kemana mereka pergi.

“Sasarannya adalah kakak Hideyoshi, Kinoshita Yuuko. Aku ingin menggunakan dia dan membalikkan situasi.”

“Kakaknya Hideyoshi? Bahkan, sekali pun kau tidak melibatkan dia, aku rasa kau sendiri seharusnya bisa mengurus Kirishima-san tanpa ada masalah~”

“Oi, diam!!!”

Yuuji memotong percakapan dengan nada tidak senang. Dia akan membicarakan orang lain dengan enteng, tapi tidak mengizinkan orang lain membicarakan dirinya.

Akan tetapi, bagaimana Yuuji melihat Kirishima-san? Mungkin aku akan tersentuh, tapi Yuuji bukan tipe orang berterus terang, jadi dia tidak akan memberi tahu Kirishima-san. Sungguh, aku harus mendapatkan kesempatan untuk mendorong dia sedikit. Sungguh merepotkan punya teman buruk yang tidak flexible seperti dia.

“...Akihisa, aku sangat tidak suka tatapan di matamu itu.”

“Hm? Apa maksudmu?”

Yuuji menatapku dengan marah. Tidak kukira, aku seharusnya menunjukkan tatapan semangat seseorang yang mengkhawatirkan anak kecil.

“Pokoknya, bersemangatlah. Jika kita kalah di sini, Himeji-san tersayang kita akan pergi, dan masa depanku akan sirna juga---- Bersiaplah Untuk Mempertaruhkan Nyawamu!!!”

Kami hampir sampai di arena penentuan. Tidak peduli mau atau tidak, aku harus meningkatkan permainanku.

“Oke! Meskipun kuharap kau menghapus kata ‘tersayang’. Kita tidak boleh kalah di sini!”

Saat tiba di depan arena, kami berdua merasakan tekanan pertarungan yang sangat kuat. Aku tidak pernah berpikir akan kalah dari awal, kami harus menang tidak peduli seperti apa metode yang kami pakai!

“Baiklah, ayo!”

“Ooo!”

Setelah tos dengan tinju kami, kami berdua berjalan menuju arena, di mana lawan kami sedang menunggu.

“Maaf telah membuat Anda menunggu, para penonton! Pertandingan semifinal akan segera dimulai!”

Saat kami tiba, suara guru pengawas terdengar dari pengeras suara. Sepertinya kami hampir terlambat.

“Para peserta dimohon untuk masuk ke arena!”

Pada dasarnya ini seperti arena pertarungan, itu yang kupikir saat tiba di depan para penonton. Pada saat ini, lawan kami, Kirishima-san dan Kinoshita-san berjalan dari sisi lain.

“Yuuji, jangan halangi aku.”

“Maafkan aku, Shouko, ada banyak hal yang harus kulakukan.”

Jika kau tidak ingin pergi ke Taman Kisaragi, kenapa tidak tolak dia saja? Yuuji sangat sulit untuk jujur.

“...Yuuji, apa kau sangat benci pergi bersamaku”

Ugh! Ini, ini benar-benar mata yang menyedihkan yang membuat semua orang lemas! Untuk gadis dingin seperti Kirishima-san mengunakan taktik seperti ini, kekuatannya sangat tidak terbatas! Akan tetapi, siapa pun yang mengatakan kata-kata kejam sekarang akan dicap tidak manusiawi!

“Ya, aku benci!”

Dia bukan manusia, oke...

“...Tentu saja, sepertinya kita berdua harus hidup bersama untuk saling mengerti satu sama lain.”

Ugh, Kirishima-san tidak berniat untuk kalah juga. Dia tidak peduli jika dia ditolak sampai seperti ini. Dari sudut pandang kepribadian, kurasa mereka berdua sangat cocok satu sama lain.

“Ha!!! Sayang sekali!!! Katakan itu setelah kau mengalahkan kami!!!”

“...Aku mengerti. Akan kulakukan.”

Setelah mereka berdua selesai berargumen, babak semifinal akan segera dimulai.

“Yuuji, apa rencananya?”

“Serahkan padaku, rencana ini bisa dibilang tanpa celah---semua tergantung padamu, Hideyoshi!”

Entah kenapa, Yuuji memanggil Kinoshita-san, yang berada di depan kami Hideyoshi. Apa yang dia katakan? Meskipun dia terlihat seperti Hideyoshi, dia adalah kakaknya Hideyoshi yang duduk di Kelas A---Oh, begitu rupanya! Yuuji memanfaatkan Hideyoshi yang sangat mirip Kinoshita-san, dan menukar mereka sebelum pertandingan! Kerja bagus, Yuuji!

“...Hohoho.”

Saat ini, Kinoshita-san menarik tangannya ke depan mulutnya dan tertawa. Apa sekarang? Kalau dia Hideyoshi, buruan jawab!

“Hideyoshi, tidak perlu untuk tetap bersikap seperti Kinoshita-san. Cepat kembali ke sini---”

“Hideyoshi? Bukankah Hideyoshi sampah kalian ada di sana?”

Kinoshita-san menunjuk ke pojok belakang panggung. Itu---

“Hi, Hideyoshi? Bagaimana kau bisa seperti ini?”

Hideyoshi tidak hanya babak belur, tangan dan kakinya juga terikat.

“Ba-bagaimana mungkin??!!!”

Yuuji berteriak dan terbelalak, rencananya sudah gagal.

“...Aku sudah tahu jalan pikiran Yuuji.”

Kirishima-san tersenyum ke arah Yuuji. Meskipun Yuuji pernah memanfaatkan kenyataan kalau dia dan Kirishima-san adalah teman masa kecil, ini telah berubah menjadi kerugian bagi kami!

“Akan tetapi, ini berkat seseorang yang membocorkan informasi.”

Kinoshita-san mengatakan sesuatu yang aneh- seseorang membocorkan informasi? Kalau seseorang tidak membututi kami selama ini, mustahil untuk membocorkan informasi ini ke lawan, yang aku sendiri tidak tahu apa rencananya.

“Khuu... Maaf Yuuji, aku gagal...”

Hideyoshi bangkit dari lantai, menggigit bibirnya sambil menunjukkan ekspresi menyesalnya.

Bagaimanapun, apalagi yang lebih dari ini, melihat Hideyoshi mengenakan cheongsam sambil terikat benar-benar menyakiti mataku. Pemandangan ini membuatku memikirkan sesuatu yang seharusnya tidak kupikirkan.

“...!(Kacha kacha kacha)”

“Muttsurini! Sejak kapan kau di sini?”

Muttsurini, yang sedang memotret dengan jari secepat kilat, tiba-tiba muncul di belakang kami.

“Berhenti mengambil foto dan lepakan Hideyoshi (Jual padaku foto—foto itu setelah selesai)!”

“Akihisa, niat aslimu keluar!”

Argh! Sisi gelapku keluar.

“...Oke.”

Setelah menganggukkan kepalanya sedikit, Muttsurini dengan cepat menuju Hideyoshi untuk membantunya. Kalau mungkin, aku harap dia tidak lupa dengan fotonya.

“Aku akan sangat bahagia kalau kalian mau mengaku kalah. Lagi pula, aku tidak suka membully orang lemah.”

“Khu....!”

Mendengar saran Kinoshita-san untuk mengalah, Yuuji cemberut.

Strategi Yuuji telah gagal. Maka dari itu, kami hanya bisa menggunakan metode serangan dari depan. Kalau situasinya tetap seperti ini, sudah pasti, kami akan kalah.

Di saat penting seperti ini, waktunya bagiku untuk bersinar.

Yuuji. Aku punya ide. Kau tinggal ulangi perkataanku.

Ide? Apa yang kau---

Tidak ada waktu untuk ragu. Pokoknya, aku bergantung padamu.

Um, oh.

Supaya musuh kami tidak melihat taktik kami, aku pindah ke belakang Yuuji seakan-akan tidak ada yang terjadi. Kemudian, untuk menjamin keberhasilan, aku memanggil Hideyoshi.

Ayo mulai. Ulangi apa yang kukatakan, dan cobalah bersikap seperti biasa, oke?

Oke. Kuserahkan padamu kali ini.

Yuuji mengangguk. Oke, ayo mulai pertarungannya!

Dengarkan aku, Shouko!

“Dengarkan aku, Shouko!”

Aku sangat senang karena kau berniat seperti itu. Akan tetapi, aku punya rencanaku sendiri.

“Aku sangat senang karena kau berniat seperti itu. Akan tetapi, aku punya rencanaku sendiri.”

“...Rencana Yuuji?”

Aku ingin mendapatkan tiket itu dengan usahaku sendiri.

“Aku ingin mendapatkan tiket itu dengan usahaku sendiri.”

Jadi aku bisa jalan-jalan bahagia—

“Jadi aku bisa jalan-jalan bahagia—“

--- bersamamu!

“---bersamamu! Apa?? Tunggu sebentar!!!”

Yuuji menjadi panik dan berusaha menoleh ke arahku. Tapi, tidak akan kubiarkan. Aku menahan kepalanya dengan kuat dari belakang.

“...Yuuji.”

Kirishima-san menatap Yuuji dengan wajah merona. Rencanaku berhasil bagaikan hipnotis.

Jadi kumohon, menyerahlah. Dan jika aku menang, kita akan menikah.

“Siapa juga yang mau!!! Dasar Idiot!!!”

Yuuji berusaha melawan. Sayang sekali, aku sudah mengira kau akan melakukannya.

“Mati kau!!!”

“Khuuuu!!!”

Kupukul urat nadi Corotid Yuuji. Dengan begini, Yuuji akan diam dengan tenang. (Nadi di leher, tolong jangan di contoh)

“...Yuuji.”

Kirishima-san tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Serahkan padaku. Akan kupenuhi seluruh harapanmu.

Kuserahkan ini padamu, Hideyoshi!

Oke!

Ini waktunya untuk Hideyoshi, yang sedang di dekat kami. Akan kupakai kemampuan Hideyoshi, untuk meniru berbagai macam suara, untuk memberikan serangan maut!

“Jadi, kumohon menyerahlah. Dan jika aku menang, kita akan menikah---

---I Love You, Shoukoooo!!!”

Kata-kata maut akhirnya terucap, dan sulit untuk melihat apakah Yuuji yang mengatakannya sendiri atau bukan.

Kalau dipikir-pikir, Hideyoshi menambahkan beberapa kata yang tidak kuminta... mungkin karena Hideyoshi suka melakukannya?

“...Yuuji, aku mencintaimu juga...”

“Tung, tunggu dulu... aku tidak pernah bilang cint... Ghuha!!!”

Supaya orang yang tidak pernah jujur ini tidak mengatakan hal yang tidak penting, kucekik lehernya dengan keras.

“Wahahaahahahaaha!!! Dengan begini, lawan terkuat telah tersegel! Kau satu-satunya yang tersisa, Kinoshita Yuuko-san!!!”

“Kau, dasar kurang hajar...!”

Kirishima-san sedang memeluk mayat Yuuji dengan erat dan membenamkan wajah Yuuji ke dadanya. Lengan Yuuji tergeletak tanpa nyawa di tanah. Mungkin itu hanya imajinasiku saja.

“Tapi, sekali pun aku sendirian, aku tidak mungkin kalah dari Yooshi! Aku akan maju--- Summon!”

“Hoho. Benarkah? Kau sebaiknya menyesalinya karena pertarungan kali ini adalah mata pelajaran Pendidikan Kesehatan!”

Kuberi aba-aba ke Muttsurini. Ini rencana yang Yuuji buat di awal!

“Ayo, salmon!”

...Summon.

Syokanju  muncul menjawab panggilan. Di sana berdiri dia, yang bahkan seorang Kinoshita Yuuko-san dari Kelas A tidak bisa kalahkan---

“Eh? Bukannya itu milik Tsuchiya...”

---Syokanju Muttsurini. Ini adalah teknik rahasia ‘Pemanggilan Palsu”. Pelanggaran yang tidak bisa diketahui oleh pengawas adalah teknik level tinggi!

...Akselerasi.

“Dasar, kurang ajar---kyaaah!!!”

Dalam sekejap mata, pemenang pertandingan telah diputuskan dengan satu serangan. Selama mata pelajarannya adalah Pendidikan Kesehatan, tidak ada satu orang pun yang bisa mengalahkan Muttsurini!

Kelas A, Kinoshita Yuuko, Pendidikan Kesehatan 321 poin
&
Kelas A, Kirishima Shouko, Pendidikan Kesehatan ‘Tidak diketahui’

Kelas F, Tsuchiya Kouta, Pendidikan Kesehatan 511 poin
&
Kelas F, Sakamoto Yuuji, Pendidikan Kesehatan ‘Tidak diketahui’

“Oke! Ini kemenanganku dan Yuuji!!!”

Aku mengumumkan ini sebelum pengawas bicara.

“...berdasarkan pertandingan barusan---“

Ah, sepertinya pemenangnya masih belum diputuskan. Terpaksa.

“Kirishima-san, maukah kau menyerah?”

“...Itu.”

“Shouko, aku mencintaimu (Hideyoshi bicara).”

“...Kami kalah.”

Kirishima-san mengaku kalah. Dengan begini, kedua kubu telah setuju kalau kami telah memenangkan pertandingan.

“...Aku mengerti. Pemenangnya adalah Sakomoto dan Yoshii!”

Mendapatkan kemenangan, kuangkat tanganku penuh kemenangan ke arah penonton. Akan tetapi, penonton menatapku dengan dingin. Memang sudah kuduga. Para penonton datang ke sini untuk melihat pertandingan Syokanju, tapi di pertandingan kali ini, mereka hampir tidak melihat Syokanju sama sekali.

“Kalau begitu kami pamit!”

Aku membungku dan kabur, berusaha kembali ke kelas sebelum teriakan amarah penonton terdengar.

“Akihisa, kau sangat cepat berpikir.”

Hideyoshi, yang sedang berjalan di sampingku, merapihkan Cheongsamnya sambil bicara. Ugh, aku rasa para pengunjung akan lebih tertarik kalau dia tetap seperti itu.

“...Misi selesai.”

“Terima kasih, ini semua berkat bantuan Hideyoshi dan Muttsurini.”

Dengan begini, hanya tersisa babak final. Tujuan kami akan terwujud, dan Himeji-san tidak akan pindah sekolah.

“Oh iya, apakah tidak apa-apa kita tinggalkan Yuuji di sana?”

“Eh? Tidak ada masalah, ya kan?”

“Oh, oke. Kalau  Akihisa bilang begitu, aku rasa tidak masalah.”

“Ah haha. Yuuji seharusnya bersikap lebih jujur---“

“Karena Kirishima-san memberikan obat bius dan ingin membawa Yuuji. Aku sedikit khawatir.”

“Ki, Kirishima-san!!! Yuuji masih harus bertanding di final besok! Jangan bius dia!!!”

Ketika kami kembali, kami melihat tatapan kosong Yuuji dan bajunya yang compang camping.

Comments

Popular posts from this blog

Short Story: [Katanya Kalau Perjaka Sampai Umur 30 Kamu Bisa Jadi Penyihir!]