Baka to Test soal keempat vol 1 B. Indonesia

Diterjemahkan oleh I-Fun novel
Soal Keempat

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
(1) Berapakah nilai X yang memenuhi persamaan 4 sin X + 3 cos 3X = 2 dan berada di kuadran pertama?

(2) Dari keempat persamaan berikut, manakah yang senilai dengan sin (A+B)?

① sin A + cos B

② sin A – cos B

③ sin A cos B

④ sin A cos B + cos A sin B


Jawaban Himeji Mizuki
(1) X = π/6

(2) ④

Catatan Guru:
Benar. Kau dapat menulis besaran sudut dalam Ï€ selain menggunakan °. Jawabanmu sempurna.


Jawaban Tsuchiya Kouta
(1) X = mungkin 3

Catatan Guru:
Aku pikir kau mencoba pura-pura serius dengan menulis 'mungkin'. Sekalipun hampir benar, aku tidak dapat memberimu poin.


Jawaban Yoshii Akihisa

(2) mungkin ③

Catatan Guru:
Aku telah melihat banyak murid yang menjawab dengan asal-asalan, tapi kaulah yang pertama kali mencoba menjawab tanpa niat di pilihan ganda seperti ini.

Syokanju Sugawa


☆☆☆☆

"Yoshii! Pasukan Kinoshita sudah mulai bertarung dengan Kelas D di koridor!"

Dengan rambut dikucir ponytail yang berayun di punggungnya, Shimada yang ditempatkan di pasukan sama denganku, berlari ke arahku. Dengan pengamatan yang teliti, kau dapat melihat bahwa dia tinggi, dengan kaki yang panjang. Lalu kenapa dia tidak terlihat seperti seorang gadis? Bagian mananya yang salah?

"Oh, mungkin karena dadanya rata?"

"Kupatahkan semua jarimu satu persatu!"

Oh, tidak, aku baru saja menginjak sebuah ranjau.

"He-hentikan! Kita harus fokus ke perang!"

Pasukan yang bertempur di garis depan adalah pasukan yang dipimpin oleh Kinoshita. Pasukan cadangan kami berada di antara garis depan dan Kelas F. Aku tidak ingat menerima tawaran untuk menjadi pemimpin pasukan, tetapi sekarang aku harus mengambil tanggung jawab itu untuk memimpin semua orang, jadi aku harus fokus.

Pertama, kami perlu merasakan suasana pertempuran. Jika mendengarkan dengan seksama, aku rasa bisa mendengar suara pertempuran dari pasukan garis depan.

"Kemarilah! Kalian para pecundang!"

"TET-TETSUJIN? TIDAK!? AKU TIDAK INGIN PERGI KE RUANGAN REMEDIAL!"

"DIAM! Para tahanan perang akan tinggal di Ruangan Remedial dan mendapatkan pelajaran spesial sampai pertempuran berakhir! Aku tidak yakin berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai selesai, tapi sepertinya aku akan punya cukup waktu untuk mengajari Kalian!"

"TO-TOLONG! BIARKAN AKU PERGI! AKU TIDAK YAKIN BISA MENERIMA SIKSAAN INI!"

"Siksaan? Itu tidak benar. Ini hanya pendidikan yang luar biasa. Ketika selesai, aku akan menjadikan kalian murid yang hobinya belajar, seperti Ninomiya Kinjiro!*"
[]

"I-IBLIS!!! SESEORANG TOLONG AKU...!!! TIDAAAAAK...!!!"

(pintu tertutup)

O-ok, sekarang aku sudah sangat mengerti seperti apa ‘Perang Ujian Syokanju.’

"Shimada, sampaikan perintah kepada pasukan!"

"Baiklah. Perintah apa? Kau ingin aku mengatakan apa?"

Disaat genting seperti ini, hanya ada satu perintah yang bisa kuberikan:

"KABUR!"

"DASAR PENGECUT!!"

Dia menggunakan jurus rahasianya, Penusuk kedua mata!

"AAARGH! MATAKU!"

"Apa itu sudah membangunkanmu, Idiot!? Kau adalah pemimpin pasukan! Bagaimana bisa kau mundur tanpa perlawanan?"

Apa perlu menusuk kedua bola mataku? Kalau cuma ingin mengatakan itu, harusnya dia tinggal tampar atau pukul, bukan malah kedua bola mataku yang dicolok!

"Dengar, Yoshii! Misi kita adalah mendukung pasukan Kinoshita, ya kan? Di saat mereka sedang mengisi ulang nilai ujian mereka, kita perlu mempertahankan garis depan. Jika pasukan kita mundur meninggalkan barisan, mereka tidak akan bisa mengisi ulang nilai ujian mereka dengan maksimal"

Jarang-jarang Shimada mengatakan hal yang serius.

Tapi yang dia katakan benar, misi yang kami pikul sangat penting. Tindakan kami akan berpengaruh pada hasil perang ini. Sementara aku hanya berfikir untuk melarikan diri cuma karena takut menderita di Ruangan Remedial....

Shimada, kau memang pemberani! Entah kenapa, aku sampai menitikkan air mata (Mungkin karena dicolok tadi?).

"Maaf, aku salah. Akan kubuang rasa takutku kepada Ruangan Remedial, dan fokus untuk memenangkan pertarungan"

"Bagus! Kurasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Meskipun kita lemah jika bertarung satu lawan satu, tapi jika kita bersama melawan satu musuh, kurasa akan baik baik saja."

Itu benar. Sekalipun nilai kami yang paling rendah, itu bukan faktor penentu kemenangan. Berdasarkan taktik, kami masih punya kesempatan untuk memenangkan perang ini.

"Kau benar! Ok, aku dipenuhi energi sekarang"

"Itu baru semangat Yoshii!"

Kami berdua mengepalkan tangan keatas. Tidak masalah, kami bisa lakukan ini.

Begitu semangat kami memuncak, seorang pengintai mendekati Shimada.

"Shimada, pasukan garis depan telah kalah!"

"MUNDUR!!"

Tunggu dulu! Itu beda sekali dari pidato bijaksana yang barusan kau katakan!!

"Yoshii, kita bisa mundur dulu, ya kan?”

Firasatku memberitahu kalau ini akan menyebabkan masalah besar, tapi mungkin cuma perasaanku.

"Baiklah, kita mundur terlebih dahulu, terlalu sulit untuk bertarung sekarang"

"Itu benar, kita telah melakukan yang terbaik"

Melihat ke belakang pada arah Kelas F berada.

Yokoda (Kelas F) yang seharusnya berjaga di ruang kelas berdiri tepat di belakangku.

"Yokoda? Kenapa kau di sini?"

"Aku datang untuk memberikanmi pesan dari Ketua Kelas"

Yokoda mengeluarkan secarik kertas dan membacanya keras-keras :

"JIKA KAU BERANI LARI, KUBUNUH KAU!"

"SEMUANYA, MAJU...!!!!"

Ketika aku menyadarinya, diriku telah berada di medan tempur. Ini semua untuk kemenangan Kelas F!

Tiba tiba, ada seorang gadis manis datang ke arahku dari depan.

"Yoshii, kau disini utuk membantuku!"

Oh, ternyata Hideyoshi. Bagaimana aku mengatakannya, dia terlihat manis di mana pun dan kapan pun.

"Hideyoshi, kau baik-baik saja?"

"Ya, entah bagaimana aku berhasil selamat. Tapi nilaiku berkurang banyak sekali"

"Begitu, bagaimana dengan Syoukanju milikmu?"

"Terlalu lelah untuk bergerak, tidak bisa lagi melanjutkan pertarungan"

"Baiklah, sebaiknya kau harus mengisi ulang nilaimu dulu lewat ujian!"

"Kau benar. Mungkin tidak cukup waktu untuk mengerjakan semua mata pelajaran, tapi akan sangat membantu jika satu atau dua mata pelajaran bisa diisi ulang"

Dia segera berlari ke arah ruang kelas, dan di belakangnya pasukan garda depan mengikuti. Tampaknya jumlah mereka sekarang lebih sedikit dibandingkan sebelum perang. Pasti banyak yang sudah di kirim ke Ruangan Remedial.

"Yoshii, kau masih ingat aturan ‘Perang Ujian Syokanju’? Kalau guru tidak ada, kau tidak bisa memanggil Syoukanju"
[Kok jadi seperti tutotial di awal game]

"Aku tahu itu!"

Seperti yang Shimada katakan. Selain menggunakan nilai ujian untuk bertarung, kami juga harus mematuhi aturan lainnya.

Peraturan Akademi Fumizuki yang Berhubungan Dengan Fasilitas Ruangan Kelas dan Perang Ujian Syokanju

1. Prinsipnya adalah pertarungan antara kelas. Di bawah pengawasan guru yang mengajar mata pelajaran apapun, pelajar diijinkan mengaktifkan Sistem Pemanggilan untuk memanggil Syoukanju dan bertarung berdasarkan nilai mata pelajaran guru yang melakukan pengawasan. Tapi pertarungan yang menggunakan total seluruh nilai ujian harus di bawah pengawasan Kepala Sekolah.

2. Seorang pelajar hanya memiliki satu Syoukanju. Kekuatan Syoukanju sama dengan nilai ujian yang terakhir diikuti. Total seluruh nilai adalah jumlah nilai setiap mata pelajaran dari nilai ujian yang terakhir diikuti.

3. Nilai ujian pelajar akan berkurang sebanding dengan kekuatan Syoukanju yang berkurang ketika menerima serangan. Ketika nilai ujian berkurang hingga 0, Syoukanju mereka akan mati dan mereka akan menerima pelajaran tambahan di Ruangan Remedial.

4. Pelajar boleh mengisi nilai ujian mereka selama Syoukanjuu mereka belum mati.

5. Jika  seorang pelajar gagal melakukan pemanggilan setelah lawannya memanggil Syoukanju, maka pelajar tersebut akan dianggap mengundurkan diri dan menerima pelajaran tambahan di Ruang Remedial sebagai hukuman.

6. Jangkauan untuk dapat memanggil Syoukanju adalah lingkaran dengan radius 10 meter dari guru pengawas. (Dapat berbeda-beda untuk setiap guru).

7. Pertarungan hanya boleh dilakukan oleh Syoukanju. Pelajar yang terlibat dalam pertempuran akan menerima hukuman.

8. Perang berakhir ketika salah satu ketua kelas dikalahkan. Selama mereka berada di dalam pengawasan guru, pelajar diijinkan menggunakan metode atau taktik apa pun untuk memenangkan peperangan. Ini adalah 'perang' yang mengguanakan nilai ujian sebagai senjata. Mereka yang ingin berpartisipasi diharuskan siap secara mental.

Itu semua adalah peraturan secara keseluruhan! Meskipun terdapat beberapa perubahan dan aturan yang lebih spesifik, ini semua adalah aturan dasarnya. Jika tidak membacanya dengan hati-hati, kau mungkin akan melewatkan poin penting dalam perang. Kesimpulannya, Perang menggunakan 'Syoukanju' untuk menentukan hasilnya, tapi pelajar boleh menggunakan cara atau taktik lain selain nilai ujian.

Sepertinya kepala sekolah yang sedang mengawasi sekarang, jadi mata pelajaran pertarungan ini berdasarkan total seluruh nilai ujian seperti yang diuraikan di aturan pertama....

"Yoshii, lihat!"

Shimada yang berlari di sampingku berteriak dengan keras. Ada apa?

"Itu Igarashi-sensei dan Fuse-sensei! Kelas D sialan, mereka membawa guru kimia ke sini"

Ketika aku melihat dengan teliti. Guru kimia untuk tahun kedua, Igarashi-sensei dan Fuse-sensei berdiri di koridor yang menghubungkan bangunan sekolah baru dan lama.

Begitu rupanya, durasi perang bisa lebih lama jika hanya ada satu guru yang mengawasi---dalam hal ini, Kepala sekolah---mereka sengaja menambah jumlah pengawas untuk menghabisi kita dalam satu serangan.

Itu sebabnya Hideyoshi mundur lebih awal dari yang di rencanakan.

"Shimada, bagaimana dengan nilai kimiamu?"

"Buruk, cuma dapat sekitar 60"

Seperti yang di harapkan dari Kelas F, tidak peduli seberapa rendah nilai standar, 60 bukanlah hasil yang bagus.

"Baiklah kita harus menjauh dari Igarashi-sensei dan Fuse-sensei, menuju zona kepala sekolah"

"Menuju Takahashi-sensei? Mengerti"

Shimada dan aku mengendap-endap di koridor dan ke arah pojokan.

Semuanya, lihat! Pemimpin pasukan bantuan yang keren dan bawahannya telah tiba.

"Ah, bukankah yang mengendap-ngendap di sana, Onee-sama-ku dari Kelas F? Igarashi-sensei, cepat kesini!"

"Sialan, aku lengah!!"

Salah satu pelajar kelas D melihat Shimada dan membawa Igarashi-sensei kemari. Celaka, jika kami tidak segera memanggil Syoukanju, hanya butuh satu serangan untuk mengirim kami ke Ruang Remedial.

"Ok, Shimada. Kuserahkan ini padamu. Sampai nanti!"

"Tung---....Biasanya bukan seperti itu kan?! Seharusnya kau bilang 'Serahkan ini padaku, kau pergilah!, ya kan?!"

"Kata-kata itu tidak berguna di dunia nyata!"

"Yo-Yoshii! Kejam sekali kau!!"

"Onee-sama! Tak akan kubiarkan kau lari!"

"Miharu! Sepertinya aku harus bertarung demi nyawaku...."

Aku berdiri 10 meter dari Igarashi-sensei, jadi bisa dengan tenang melihat dan mengamati bagaimana Shimada kalah. Perempuan dari kelas D itu sudah siap memanggil Syoukanju.

Shimada telah siap melakukan serangan balik. Dia menatap Miharu dan berteriak.

"Summon!!"

Seiring teriakannya, lingkaran sihir berbentuk geometrik mucul di bawah kaki Shimada. Ini adalah tanda pengaktifan sistem pemanggilan di bawah pengawasan guru. Setelah itu, Syoukanju muncul di hadapannya.

Disamping mengenakan seragam militer dan membawa sebilah pedang bengkok bergaya militer di tangan, Syokanjunya yang memiliki rambut ponytail dan tatapan mata kuat seperti Shimada, tapi tingginya hanya sekitar 8 cm. Jika aku harus menggambarkannya dalam satu kalimat, itu adalah 'Shimada Minami Versi Chibi'. Dan Syokanju lawannya juga versi chibi dari pemiliknya, tapi menggengam sebilah pedang biasa.

"Aku telah menunggu saat ini, setelah sekian lama Onee-sama menolakku...."

"Tunggu sebentar! Tak bisakah kau menyerah!!!"

Pertempuran bisa terjadi kapan saja. Walaupun bukan aku yang berada di medan tempur, aku tidak bisa berhenti gemetar memikirkannya.

"Shimada, tentang 'Onee-sama' yang dia bicarakan...."

"Aku tidak mau kau! Onee-sama akan menjadi Onee-sama milik Miharu apa pun yang terjadi!"

"Jangan mendekat! Aku seorang gadis normal yang menyukai laki-laki!"

"Bohong! Onee-sama hanya mencintai Miharu!!"

"Kau tidak tahu apa-apa tentangku!!"

Aku merasa, Shimada telah berada di tempat yang takkan bisa terjamah oleh ku.

"Bersiaplah Onee-sama!"

Kedua Syoukanju saling berhadapan dan mulai bertarung.

"HAAAAAA!"

"YAAAAAA!"



Teriakan mereka memenuhi koridor.

Kedua Syoukanju saling mengangkat pedang tinggi tinggi dan menyerang dengan tenaga brutal.

"Kau...!"

"Miharu tidak akan kalah!!"

Syoukanju-Syoukanju itu saling menyalurkan kekuatan melalui pedang masing-masing. Bahkan mereka yang menonton pertarungan merasa tegang.

"Shimada, nilai lawanmu terlalu tinggi! Melawannya langsung tidak akan menguntungkanmu!"

"Kau tidak perlu mengingatkanku hal itu. Hanya saja, aku kesulitan mengendalikan Syoukanju-ku agar melakukan teknik khusus"

Pertarungan pedang berakhir tiba-tiba. Syoukanju Shimada tak punya kekuatan lagi dan senjatanya jatuh ke tanah.

"Terima ini!!"

"Sial!!"

Lawan segera menahan Syoukanju Shimada ke tanah dan nilai kekuatan (ujian) mereka muncul di atas kepala.

Kelas F, Shimada Minami VS Kelas D, Shimizu Miharu

Kimia
53 VS 94

Shimada, kenapa kau bohong tentang nilai ujian mu? Itu bahkan tidak sampai 60.

"Onee-sama, kemenangan ini milikku!"

Lawan mengacungkan pedang pada Syoukanju Shimada. Jika hanya tangan atau kaki yang terkena serangan, nilai hanya akan sedikit berkurang, tapi jika jantung atau leher yang di tusuk, Syokanju dipastikan akan mati dan Shimada pun akan berakhir di Ruang Remedial. Sekarang, dirinya tak berkutik sama sekali.

"Ti-Tidak! Aku tidak mau ke Ruang Remedial"

"Ruang Remedial? Hu hu...."

Wajah Shimizu terlihat bahagia. Dia menarik tangan Shimada dan meninggalkan area.

Eh? Shimizu, arah itu menuju UKS kan?

"Huhuhu. Onee-sama, pasti ada satu kasur kosong di UKS sekarang"

"Yo-Yoshii!! Tolong!! Firasatku mengatakan ada sesuatu yang lebih berbahaya di ruang UKS dari pada Ruang Remedial!!"

Benar, aku juga merasakan hal yang sama. Tapi....

"kubunuh kau....! Siapa pun yang berani berdiri diantara cinta miharu dan onee-sama akan kubunuh!!"

Maaf, shimada. Aku terlalu takut untuk maju.

"Shimada, aku takkan pernah melupakanmu!!"

"Ahh!! Yoshii! Kenapa kau menyerah bahkan sebelum bertarung?!"

"Kematian bagi mereka yang mencoba menghentikanku!!!"

Tangan dan kaki Syokanju Shimada telah diserang, jadi dia tidak dapat bergerak lagi. Sekarang, musuh berlari ke arahku! Aku akan mati!!.

"Yoshii, awas! Summon!!"

Terdengar suara dari samping. Itu Sugawa dari kelasku! TERIMA KASIH!! Kau terlihat seperti seorang Ksatria sekarang!!

Kelas F, Sugawa Ryou VS Kelas D, Shimizu Miharu

Kimia
76 VS 41

Syokanju Sugawa menebas musuh sampai jatuh ketanah.

Oh yeah, Sugawa menang! Sepertinya Shimizu kehilangan banyak poin dari pertarungan sebelumnya, membuat gadis itu langsung kalah.

"Shimada, kau tidak apa-apa?"

"Ya, aku selamat. Terima kasih sugawa, Tetsu---bukan, Nishimura-sensei! Segera bawa orang gila ini ke Ruang Remedial!!"

"Oh, bukankah ini Shimizu? Ikutlah, akan kuberikan kau pelajaran yang bagus"

Tidak seperti Syokanju Shimada, milik Shimizu telah mati, jadi dia dikirim ke Ruang Remedial. Inilah yang kami sebut ‘Gugur Dalam Perang’.

"ONEE-SAMA! MIHARU TIDAK AKAN MENYERAH! JANGAN KIRA KAU BISA LULUS DENGAN TENANG DARI SEKOLAH INIIIII!!!!!"

Setelah meninggalkan kata-kata terakhir yang berbahaya, Shimizu dibawa paksa ke Ruang Remedial.

Dari sudut pandang yang berbeda, pertarungan ini cukup mengerikan.

"Yoshii"

"Shimada, kau pasti lelah. Segera mundur dan isi ulang nilai Kimiamu!"

"Yoshii"

"Baiklah, Sugawa, kita akan maju sekarang. Perang ini masih berlanjut"

"YOSHIIII!!!!"

"I-IYA?!?!"

"Tega sekali kau mencoba melarikan diri dan meninggalkanku!!"

"....A-Aku tidak ingat pernah melakukannya"

Ini adalah medan tempur yang sesungguhnya. Suatu niat membunuh yang membuat tubuhku merinding pun datang....anehnya, cuma ada Shimada di belakangku.

"..."

"..."

Kami berdua terdiam sesaat. A-Ada apa sekarang? Kenapa aku punya firasat buruk tentang ini?

"MATI KAU, YOSHII AKIHISA!!! SUMMO-"

"Seseorang, tolong!! Shimada jadi gila!!! Bawa dia ke pasukan Utama segera!!"

Sugawa menghentikan Shimada dan mencoba membujuknya di saat bersamaan.

"ITU TIDAK BENAR!!!! DIA MUSUH!!! DIA MUSUH TERBESARKU!!!"

Aku tidak bisa menyangkal perkataannya.

"Su-Sugawa, maaf merepotkanmu"

"Dimengerti"

"LEPASKAN AKU, SUGAWA!!!! TAKKAN KUMAAFKAN KAU!!!!! YOSHIIII!!!!!!"

"Cepat, cepat bawa dia!! Tatapan menyeramkannya bisa membunuhku!!"

"TUNGGU, LEPASKAN!!!! AKAN KUBUNUH KAU, YOSHIIII!!!!!!"

Setelah meninggalkan beberapa kalimat yang terisi penuh oleh ancaman, sosok mengerikan itu menghilang. Untuk saat ini, aku aman.

"Bagus. Selagi pasukan Hideyoshi mengisi ulang nilai mereka, kita perlu mempertahankan garis depan! Kita tidak boleh membiarkan musuh melangkah lebih jauh!!"

Teriakan semangat menggema di seluruh koridor.

"Aku tidak akan membiarkanmu melakukannya! Jika kami bisa menembus garis depan, hanya akan ada pasukan yang sedang mengisi ulang nilai mereka di sana! Kita harus menerobos mereka sekarang!!"

Seseorang yang terlihat seperti komandan Kelas D juga memberikan perintah untuk membalas teriakanku.

Ini medan perangku. Aku harus mengumpulkan keberanian!!

☆☆☆☆

"Komandan Yoshii! Pasukan yang bertarung di dua sisi koridor telah dikalahkan! Kita hanya memiliki sisa dua orang di dekat Fuse-sensei!!"

"Hanya tinggal aku sendiri yang berdiri di koridor di dekat Igarashi-sensei! Jika memungkinkan, kirim bantuan segera!!"

"Syokanju Todou tak bisa bertahan lagi, tolong kami!!"

Sialan! Situasinya lebih parah dari yang kubayangkan.

Aku ingin meminta bantuan dari pasukan utama, tapi itu akan mengurangi jumlah pasukan yang dibutuhkan untuk melaksanakan rencana kami. Kami hanya bisa mengandalkan diri sendiri disini!!.

"Beritahu mereka yang di dekat Fuse-sensei agar tetap dalam status bertahan! Ganti mereka yang di dekat Igarashi-sensei dengan orang-orang yang sedang bertarung menggunakan seluruh nilai mereka, gunakan waktu dengan baik, dan kalahkan musuh!! Untuk Toudou, maaf, tapi kita harus merelakan dia!"

"Dimengerti!"

Semua orang mengubah formasi seperti yang kuarahkan. Sepertinya mereka masih menganggapku sebagai pemimpin.

"Kelas F sialan itu, mereka berniat untuk mengulur waktu!"

"Apa yang sedang mereka rencanakan?"

Melihat metode bertarung kami, Kelas D pasti mulai menyadari apa yang kami ingin kami lakukan. Buruk, misi ini sekarang makin sulit untuk di wujudkan....

"Sial! Laporan sudah datang dari pengintai kita. Kelas F membawa guru Sejarah Dunia, Tanaka-sensei kesini!"

"Guru Sejarah Dunia, Tanaka-Sensei?"

"Kelas F sialan! Apa mereka ingin melakukan pertarungan jangka panjang?"

Sepertinya pengintai Kelas D telah mengetahui kalau kelas kami membawa Tanaka-sensei untuk menjadi pengawas pertempuran.

Tanaka-sensei guru Sejarah Dunia, tua, memiliki reaksi yang lambat dan memiliki penilaian standar yang cukup longgar sehingga disenangi para siswa. Akan tetapi, kecepatan penilaiannya rendah. Jika ingin melakukan Perang jangka panjang, membawanya adalah pilihan tepat.

"Yoshii. Kelas D membawa guru Matematika, Kiuchi-Sensei"

Sugawa, yang sudah menyingkirkan jauh-jauh Shimada, telah kembali dan memberikan laporan. Sepertinya dia membawa informasi baru setelah kembali dari Pasukan Utama. Itu Kiuchi-sensei, ya kan?

Guru Matematika, Kiuchi-Sensei, memberikan penilaian standar yang ketat dan kecepatan penilaiannya sangatlah cepat. sepertinya Kelas D menggunakan taktik yang sangat berbeda dan ingin menghabisi kami secepat mungkin.

Akan tetapi, untuk memenuhi misi ini, kami takkan kalah semudah itu.

Yuuji hanya memercayakan satu misi kepadaku. Untuk mempertahankan garis depan, menutupi jalur dan membuat pertarungan berlangsung selama mungkin, setidaknya sampai para prajurit yang tidak turun ke medan perang menyelesaikan ujian mereka.

Untuk mencapainya....

"Sugawa!"

"Ada apa?"

Kami hanya bisa menggunakan taktik dari pada kekuatan saja, setidaknya untuk mengubah alur pertarungan ke arah yang menguntungkan bagi kami.

"Agar dapat mengulur waktu, pergi sebarkan informasi palsu segera"

"Informasi palsu? Tidak masalah untukku, tapi musuh akan segera menyadarinya, ya kan? Komandan pasukan Garis Depan mereka memiliki suara yang nyaring, jadi sekali pun taktiknya berhasil, dia bisa langsung menyebarkan perintah"

Seperti kata Sugawa, komandan Kelas D, Tsukamoto, suaranya benar-benar keras. Meskipun berguna karena bisa mendengarkan taktik mereka, memberikan informasi palsu untuk membingungkan musuh tidak akan mudah sama sekali.

"Tidak masalah. Target informasi palsu bukanlah Kelas D"

"Apa maksudmu?"

"Aku ingin kau menyebarkan informasi palsu ke guru-guru, dan membuat mereka pergi ke tempat lain"

"....Begitu ya, ini memang akan berefek"

"Betul, kan?"

"Ya, tinggalkan tugas itu padaku. Akan kubuat kebohongan yang bagus untuk mereka"

"Kuserahkan itu padamu"

Setelah mengatakannya, Sugawa berlari. Dia suka melakukan hal seperti ini, ya? Orang itu terlihat senang melakukannya.

"Jika tidak bisa menang satu lawan satu, kita akan bergantung pada kerjasama!"

Pokoknya, sebagai komandan, posisiku berada di belakang pasukan. Tugasku sebagai pemimpin pasukan adalah untuk tetap bertahan hidup, bukan karena takut.

☆☆☆☆

"Tsukamoto, ini tidak ada habis-habisnya!"

"Bertahanlah sebentar lagi. Aku akan membawa Fukanoshi-sensei ke sini!”

Informasi buruk bagi kami, membuat situasi seketika terhenti.

Kelas D membawa guru Matematika, Funakoshi-sensei (45 tahun, wanita, single). Bukan untuk memberikan nilai, mereka berniat memintanya menjadi pengawas tambahan. Sejujurnya, bagi kami ini tidaklah bagus. Jika jarak pertarungan meluas, perbedaan kekuatan pasukan kami dengan musuh akan semakin besar*.
[Kelas D tidak memanggil guru subjek lain karena ingin menyelesaikan pertarungan dengan subjek yang mereka lebih kuasai. Karena jika mereka mengganti subjek selain matematika, maka pertarungan akan lebih panjang karena nilai kedua tim akan terisi kembali dengan nilai subjek yang lain]

Apa yang harus kulakukan? Ini mungkin waktunya bagiku untuk terjun ke medan perang sekarang.

Ketika aku memikirkan itu....

(Ding, dang, dong, ding)

"Pengumuman Sekolah, Pengumuman Sekolah"

Suara yang kukenal terdengar dari siaran sekolah.

Itu suara Sugawa! Begitu rupanya, kalau dia langsung pergi ke kantor para guru, dia mungkin ketahuan oleh Kelas D. Itu sebabnya dia memakai ruangan siaran sekolah. Kerja bagus, Sugawa!

"Funakoshi-sensei, Funakoshi-sensei!"

Ditambah, siaran sekolah sedang mengumumkan suatu hal untuk Funakoshi-sensei yang menjadi kunci kemenangan Kelas D. Luar biasa, Sugawa!!

"Yoshii Akihisa sedang menunggu Anda di belakang gedung olahraga"

....Huh? Sugawa? Apa maksudmu?

"Dia ingin melangkahi batas antara guru dan siswa, dengan bicara kepada Anda sebagai seorang pria"

OI!!! Itu terlalu berbahaya! Dia adalah Funakoshi-sensei!! Kau serius?! Funakoshi-sensei yang menggunakan nilai untuk mengancam para siswa agar berkencan dengannya!! Kalau begini, dia sudah bisa di pastikan langsung menuju ke belakang gedung olahraga. Buruknya lagi, wanita itu mungkin akan menunggu di sana selamanya sebelum dia melihatku. Keperjakaanku dalam bahaya!

"Komandan Yoshii....kau begitu jantan!"

"Oh, nuraniku sangat tersentuh. Aku tidak pernah membayangkan kau akan berkorban sejauh itu untuk kelas kita!!"

Seluruh anggota pasukan Garis Depan mulai tersentuh dan menangis. Mereka bahkan sampai ingin menjabat tanganku untuk menunjukkan rasa hormat mereka.

Tidak, itu tidak benar! Aku tidak pernah memberikan perintah semacam itu!!

"Hei, kau dengar siaran barusan?"

"Ya. Aku tidak menyangka kalau Kelas F sebegitu inginnya memenangkan perang ini"

"Bisakah kita menang melawan kelas dengan tekad baja seperti itu?"

Gumaman terus terdengar dari kelas D. Tolonglah!! Jangan bicarakan diriku!! Ini hanya membuatku semakin sulit untuk menolak!!

"SEMUANYA, KITA TIDAK BOLEH MENYIA-NYIAKAN PENGORBANAN KOMANDAN YOSHII!!!!!"

"KITA HARUS MENANG!!!!"

Aahh!! Bahkan semangat juang meningkat!! Tolong hentikaann!!!

"Komandan, kita akan mendapatkan keuntungan sekarang! Ambil kesempatan ini dan kalahkan mereka!!"

"...."

"Komandan?"

"....Su...."

"Su?"

"SUGAAWAAAAAAAAAA!!!!!!"

Satu lagi nama tertulis ke dalam buku catatanku, 'Orang-Orang yang harus Kubunuh'.

☆☆☆☆

"Kudou Shinya gugur!!"

"Nishimura Yuuichirou, total nilai sekarang 40!"

"Morikawa belum kembali! Apa dia sudah dikalahkan?"

Pihak kami sudah dapat kembali bertarung seimbang dengan musuh berkat pendorong moral. Akan tetapi, kurangnya nilai yang dimiliki pasukan kami mulai mempengaruhi situasi. Berbagai informasi buruk kembali terdengar.

Kudou dan Morigawa telah gugur (dikirim ke Ruang Remedial). Jumlah kami sekarang berkurang, yang awalnya 18 menjadi 5. Ini mungkin adalah batas kami.

"Akihisa, bertahanlah sedikit lagi!"

Tepat ketika aku berpikir untuk mundur, suara penyemangat pun terdengar.

Aku menengok ke sekeliling, lalu melihat Yuuji dan yang lain berada jauh di belakang. Bantuan akhirnya datang!!

Tapi setelah dipikir-pikir, bagaimana suara mereka dapat terdengar dari jauh? Pihak lain begitu jauh dariku, tapi kenapa aku masih bisa mendengar apa yang mereka katakan dengan jelas?

"Itu pasukan bantuan musuh! Kalahkan Yoshii dan bawahannya sebelum mereka menggabungkan kekuatan!! Kalau tidak, itu akan berbahaya bagi kita!!"

Suara komandan Garis Depan Kelas D, Tsukamoto, juga terdengar sangat jelas.

Sial!! Bahkan jika pasukan Yuuji ada di sini, mereka masih jauh dari posisiku. Jika mereka terlambat, kami semua akan dikirim ke Ruanga Remedial!

"Nishimura Yuuichirou gugur!!"

Tersisa empat orang.

Yuuji, kalian semua....masih jauh dari kami!

Apa yang harus kulakukan? Apa yang harus kulakukan?! Yoshi Akihisa!!!

"Igarashi-sensei, aku Suzuki dari Kelas D. Summon!!"

"Aku tidak akan kalah! Aku Tanaka dari Kelas F. Tunjukkanlah dirimu, Syokanju-ku!!"

Sialan!! Tanaka juga kena?!

Kelas D, Suzuki Ichirou VS Kelas F, Tanaka Akira

Kimia
92 VS 67

Tanaka langsung kehilangan jiwanya.

Hanya tinggal tiga orang lagi.

Sepertinya Yuuji dan yang lain takkan sampai tepat waktu.

Sial, sial, sialannn!!!

"Maju!!"

Pasukan musuh menyerbu kami ganas. Apa mereka merasa ini adalah saat-saat penentuan?

Kelas D, Suzuki Ichirou VS Class F, Shibazaki Isao

Kimia
25 VS 66

Meskipun telah berhasil mengalahkan Suzuki, kondisi kami tidak membaik.

"Sensei, Sasajima Keigo dari Kelas D! Summon!!"

Kelas D, Sasajima Keigo VS Kelas F, Shibazaki Isao

Kimia
99 VS 41

Setelah mengalahkan Shibazaki, Sasajima maju bersama Syokanju miliknya menerjang ke arahku. Aku berada di dalam radius pemanggilan. Jika tidak memanggil Syokanju, aku akan dikirim ke Ruang Remedial.

"Yoshii Akihisa! Kepalamu milikku!!"

Tak ada pilihan lain!! Aku terpaksa harus melawannya!!

Kutarik nafas dalam-dalam, dan mengumpulkan semua tenaga.

"Aku tidak akan kalah darimu!"

Memanfaatkan waktu yang tersedia ketika musuh sedang berlari ke arahku, aku berteriak dengan kencang.

“SUMMON!”

Setelah itu, sebuah lingkaran sihir muncul di bawah kakiku.

Semacam material ditarik keluar dari tubuhku. Aku lalu dipenuhi perasaan bebas.

Apa yang muncul disamping adalah diriku yang lain, memakai seragam khusus.

"Komandan pasukan Kelas F, Yoshii Akihisa disini menunggi, di mana lawan---AUWWW, SAKIT!!!!"

Bahuku tiba-tiba menerima rasa sakit.

Itu sangat sakit!! Syokanju, jangan muncul di depan musuh! Rasa sakit yang kuterima benar-benar menyakitkan!

"Komandan mereka adalah orang Idiot! Aku bisa mengurusnya sendirian. Semuanya, melangkah mundur!"

Selaim itu, aku juga dipermalukan! Hanya karena posisi tempatku memanggil Syokanju sedikit buruk!!

"Mati kau, Yoshii!!"

Musuh menyerbu Syokanju-ku yang berada di lantai.

"Tidak akan semudah itu!!"

Pertama, majulah ke arah musuh dengan tetap dalam posisi rendah, kemudian....

(Melesat)

Memanfaatkan jeda waktu, aku membuat musuh tersandung dan jatuh ke lantai.

"Apa?"

Syokanju Sasajima dengan mudah terjegal.

"Ah! Rok Kirishima terangkat!!"

Aku menunjuk ke tempat di samping Kelas D dan berteriak dengan kencang.

“APAAA?!?!”

Mengejutkan. Dia benar-benar terkenal, cantik sekaligus ketua Kelas A yang bertalenta dan perwakilan para pelajar tahun ke dua. Inilah Kirishima. Tidak hanya membuat semua siswa berbalik, bahkan siswi-siswi Kelas D juga ikut menengok kesana.

Hei gadis-gadis, karena kita belajar di tempat yang sama, tolonglah sedikit saja tertarik pada para lelaki! Setelah dipikir-pikir, Kirishima juga menyukai perempuan.

Meskipun otakku memikirkan tentang hal tidak berguna itu, gerakanku tidak berhenti. Memanfaatkan waktu ketika perhatian semua orang teralihkan, aku melepaskan satu sepatuku dan melemparnya ke jendela dengan sekuat tenaga.

(Suara kaca pecah)

Bersamaan dengan bunyi pecah, serpihan kaca berhamburan.

"Apa? Apa yang terjadi?!"

Peristiwa itu membuat semua orang terkejut. Bagus, kalau begitu tidak ada masalah sekarang!

"Shimada! Apa yang akan kau lakukan dengan benda itu?"

Supaya terhindar dari hukuman, aku melakukan akting ini, meraih tabung pemadan kebakaran dan melepas pengamannya.

(Suara semprotan)

Bubuk kering pun tersemprot keluar.

"Tung---! Apa yang terjadi?!"

"Uhuk-uhuk. Ini kan, bubuk kering dari tabung pemadam?"

"Aku tidak bisa melihat apa pun!"

Dengan jarak pandang yang rendah, cukup mustahil untuk melanjutkan pertarungan.

"Shimada, kenapa kau melakukan itu?!"

Aku meneriakkan beberapa kata untuk berjaga-jaga. Sekarang semua orang akan berpikir kalau Shimada lah pelakunya, ya kan?

"Shimada dari Kelas F! Kau gadis yang keterlaluan!!"

"Tidak bisa dimaafkan! Akan kutambahkan dia ke peringkat sepuluh teratas 'Perempuan yang tidak ingin dijadikan pacar'!"

"Bagus! Buat dia tidak bisa mendapatkan pacar sampai lulus!!"

"Tapi ini sangat keren....Onee-sama...."

....Aku pikir telah melakukan sesuatu yang tidak bisa ditebus dengan hanya satu atau dua tulang rusuk untuk dipatahkan.

Ma-Maaf, Shimada. Tidak akan kubiarkan pengorbananmu sia-sia.

Kutundukkan kepala dan berdoa untuk pengorbanannya dengan tenang. Membalikkan badan, aku melihat Yuuji dan yang lain hanya berjarak beberapa meter dariku.

Bagus, kami akhirnya menggabungkan kekuatan!!

"HAAAAA!!!"

Aku lalu mengangkat tabung pemadam kosong ini dan melemparnya ke arah penyemprot air di langit-langit.

Ok, tepat sasaran! Seharusnya tidak ada masalah lagi....

(Suara semprotan air)

Seperti yang kuperkirakan, kabut debu mulai menipis akibat terkena air.

“Maaf membuatmu menunggu, Yoshii! Igarashi-sensei, aku Kondou Yoshimune dari Kelas F!!"

Orang yang muncul di medan tempur ketika pemandangan telah menjadi jelas dan mengeluarkan teriakkan menantang adalah Kondou, salah satu prajurit dari pasukan utama yang dipimpin oleh Yuuji.

"Summon!"

Kelas F, Kondou Yoshimune VS Kelas D, Nakano Kenta

Kimia
91 VS 43

"Sialan! Mundur! Semuanya, kita mundur!"

Perintah mundur dari komandan pasukan musuh, Tsukamoto, terdengar tidak terlalu jauh.

"Jangan kejar mereka! Satukan kekuatan dengan Akhisa dan kembalilah ke ruang kelas!!"

Itu adalah komando dari ketua Kelas F, Sakamoto Yuuji. Dia memberikan perintah karena takut melangkah terlalu jauh ke teritori musuh akan memancing kekuatan utama mereka. Jika tidak, dia pasti sudah tertawa seperti orang gila dan mengejar pasukan musuh yang melarikan diri.

"Sepertinya kau baik-baik saja, Akihisa"

"Yah, tidak terlalu buruk!"

Pada akhirnya, aku berhasil menghindari bahaya.

☆☆☆☆

Setelah mengisi ulang nilai ujian Kimia-ku di kelas...

“Akihisa, kerja yang bagus!”

Jendral Yuuji baru saja mengatakan sesuatu yang baik dan memujiku? Apa dia baru saja salah menelan obat?

Aku melihat wajahnya dengan penuh tanda tanya.

Dia memasang senyum cerah yang arti dibaliknya sulit dibaca, membuatku sedikit tidak senang.

Orang di depanku ini---

"Kau dengar siaran sekolah tadi?"

"Ya, aku mendengarnya dengan sangat jelas"

Seperti yang kupikir, dia menertawai kesialanku! Tak bisa dimaafkan!!

Meski pun ingin melempar dia keluar jendela, aku tidak punya waktu untuk mengurusinya sekarang karena ada orang yang lebih penting harus ku eksekusi.

"Yuuji, kau tahu dimana Sugawa sekarang?"

Dimana si kecil imut Sugawa yang paling ingin ku lihat sekarang? Dia bisa saja bersembunyi di suatu tempat. Kalau begini, aku akan temukan dia bahkan jika aku harus menggali ke bawah tanah*.

"Bukannya dia barusan kembali?"

Mengakui keinginanku untuk membunuh, Yuuji mengatakan sesuatu yang tidak kukira.

Ohhh! Dia sudah kembali? Aku bisa merasakan jantungku yang mulai berdetak kencang!!

Tidak perlu terburu-buru. Aku harus tenang. Tidak masalah, tidak ada masalah sama sekali. Aku sudah mengambil pisau dari kelas memasak, dan mengisi kaos kakiku dengan pasir dan batu.

"Aku bisa. Aku pasti akan membunuhnya...."

"Kau benar-benar mau membunuhnya?"

Ah, Sugawa... aku ingin, aku ingin bertemu denganmu segera.

"Ngomong-ngomong, aku lupa memberitahumu ini"

Sepertinya Yuuji ingin mengatakan sesuatu, tapi simpan itu untuk nanti! Yang terpenting sekarang adalah---

"Isi siaran tadi adalah ideku"

BEDEBAAAHHH KAUUUU!!!!!

"AAAAARRRGGGHHHHH!!!!!"

Aku melesat ke arah Yuuji, tangan kiriku mengeluarkan pisau dan mengincar bagian hati yang sulit dilindungi tapi sangat mudah di lukai hingga berakibat cedera mematikan. Sedangan tangan kananku menggenggam kaus kaki berisi batu dan pasir, lalu mengincar titik buta di belakang kepala Yuuji---

"Ah, Funakoshi-sensei"

SIALAN!!! Aku harus mundur dulu! Membunuh Yuuji memang penting, tapi keperjakaanku lebih penting.

Aku menendang chabudai sambil berlari menuju lemari peralatan kebersihan, dan menutup pintunya dengan rapat. Sekarang dia tidak akan tahu di mana diriku, kan?

"Abaikan saja Idiot itu. Ini waktunya menyelesaikan perang"

"Benar. Para siswa akan pulang sekarang, jadi ini memang waktunya"

"...."(Mengangguk)

"Bagus! Ayo ambil kepala ketua Kelas D!"

"OOOOHHH!!!!"

Kurasa semua orang sudah meninggalkan ruang kelas.

Sebenarnya, aku harus pergi bersama mereka. Tapi Funakoshi-sensei sedang ada di luar. Aku tidak bisa melompat keluar begitu saja dan mati.

Sial! Jika begini, Yuuji akan melarikan diri!!

"Ah, Akihisa"

"Aku berbohong ketika aku bilang ada Funakoshi-sensei di sini"

Bersamaan dengan suara langkah kaki yang menjauh, ruang kelas menjadi kosong.

....Bohong?

Aku mengintip keluar dari celah di lemari.

Tak ada satu orang pun di kelas.

....AKU DIBOHONGIII!!!!!

Kutendang pintu lemari, dan berlari keluar menuju koridor.

Karena sedang memulai serangan terakhir ke Kelas D, musuh seharusnya sedang berada di koridor yang menghubungkan antara gedung baru dan lama.

Aku bergerak dengan diam-diam agar tidak disadari oleh mereka yang mau pulang, dan berlari menuju lokasi tujuan. Sekarang pasukan musuh dan pasukan kami tercampur dengan para siswa yang tak berhbungan dan saling bertarung satu sama lain.

"Bersembunyilah di antara para pelajar yang akan pulang! Usahakan untuk melawan satu musuh bersama-sama!"

Suara targetku menyebar ke seluruh medan perang.

"Kau, pergi kesana! Aku akan tantang orang ini dengan matematika!"

"Kalau begitu aku akan memakai pelajaran Jepang Tradisional untuk menantangnya*!!"

"Aku akan menggunakan Sejarah Jepang!!"

Dari sini, aku bisa melihat teman kelasku mengelilingi prajurit dari Kelas D yang sendirian. Pihak kami menggunakan taktik rendahan yang memanfaatkan situasi ramai ketika jam sekolah telah selesai supaya dapat mendekati musuh, mengelilingi mereka dan menyerang bersamaan.

"Aku sudah mengalahkan Tsukamoto dari Kelas D!!"

Sebuah teriakan keras terdengar.

Sepertinya, Tsukamoto yang menyulitkan kami di pertarungan sebelumnya telah dikalahkan. Karena sudah mau pulang, meminta guru menjadi pengawas perang itu urusan mudah. Ini membuat rencana kami berjalan lancar.

Hanya saja, semua ini tidak berarti....jika aku tidak membunuh Yuuji sekarang!!

"Yuuji, di mana kau?"

Aku berjalan ke arah asal suaranya yang baru saja ku dengar.

Tercampur di antara para pelajar membuat seseorang sulit ditemukan. Tapi dia sangat tinggi, jadi aku pasti bisa menemukan dia dengan---Itu dia!!

"Yuuji, tunjukkan lehermu dan bersiaplah...."

Aku berlari ke arahnya, dan di saat bersamaan,

"Pasukan bantuan telah tiba!! Jangan khawatir semuanya! Tenanglah dan lihat sekeliling sebelum bertindak, pastikan kalian tidak dikepung!"

Sial! Bukankah itu ketua Kelas D, Hiraga?

"Itu pasukan utama Kelas D! Akhirnya mereka bergerak!"

Itu terdengar seperti seseorang dari kelasku.

Sekarang pasukan utama dari kedua kubu berkumpul di koridor.

"Setengah pasukan utama akan mengincar kepala Sakamoto! Sisanya bantu rekan kita yang dikepung!"

"OOOHHH!!!!"

Hiraga memberikan komando, dan seketika Yuuji dikepung oleh pasukan utama Kelas D.

Ketua kelas kami memerintahkan pasukan utama untuk mengelilinginya. Meski dia tidak langsung berada dalam bahaya, seluruh situasi menjadi sangat rumit.

Juga, aku tidak dapat mendekati Yuuji, yang sedang dikelilingi banyak musuh!

Apa aku tidak bisa membalas dendam atas perbuatannya kepadaku?

"Kelas F, mundur dulu! Bercampurlah dengan para siswa biasa agar pergerakan musuh terganggau!!"

Suara Yuuji masih terdengar jelas.

Keadaan menjadi sangat buruk sekarang. Kami memang harus mundur.

"Jangan biarkan mereka kabur! Bertarung satu lawan satu adalah keuntungan bagi kita! Kalahkan mereka semua!!"

Hanya Kelas D yang bisa menggunakan taktik ini karena nilai mereka lebih tinggi.

Pasukan utama mereka mulai berpencar dan memburu pasukan kami sendiri-sendiri. Pada saat ini, pertahanan di sekitar Hiraga menjadi lemah. Tapi Hiraga adalah ketua Kelas D, itu berarti nilainya adalah yang tertinggi di kelas. Untuk menghadapi Kelas F, selama pasukan mereka tidak dikepung, mereka tidak akan berada dalam bahaya. Menyebarkan pasukan adalah keputusan yang sangat bagus.

Aku mengitari medan perang. Lalu mendadak menemukan Hiraga tepat di depanku. Pertahanannya sangat lemah karena tidak ada pengawal pribadi di sekitarnya.

"Kesempatan!!"

Karena tidak bisa membunuh Yuuji, aku akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk memenangkan perang ini.

Aku langsung berlari ke arah Hiraga. Beruntungnya ada guru Jepang Modern, Takeuchi-sensei, dan Tradisiona Jepang, Mukai-sensei. Sekali pun tidak bisa membunuhnya dengan sekali serang, setidaknya aku bisa membuat nilainya berkurang banyak!

"Mukai-sensei! Yoshi dari Kelas F akan---"

"Tamano Miki dari kelas D. Summon!"

"Apa?! Pengawal pribadi?!"

Meski kami telah bersembunyi di antara para siswa yang hendak pulang, mereka masih waspada pada orang-orang mencurigakan---contohnya, pada siswa Kelas F.

"Sayang sekali, pacar Funakoshi-sensei"

Wajah Hiraga dipenuhi senyum kemenangan.

"K-K-Kau salah!! Itu hanya omong kosong Yuuji!!"

"Jangan malu~. Tamano, tunjukkan kekuatan kita!"

“Dimengerti!”

Tamano telah memanggil Syokanju miliknya, dengan nilai mata pelajaran Jepang Tradisional.

"Sial! Aku hampir berhasil mengalahkan Kelas D sendirian!"

“Apa yang kau bicarakan, pacar Funakoshi-sensei? Bahkan jika pertahanan di sekitarku terlihat lemah, pengawal pribadiku akan muncul ketika siswa Kelas F mendekat. Lagi pula, bahkan jika tidak ada pengawal pribadi sekali pun, seorang anak buah sepertimu takkan bisa mengalahkanku"

Hiraga menatap dengan jijik ketika memandangku. Benar-benar memuakkan!!

Aku belajar darinya, membalas perkataannya sambil satu mataku terpejam dan berkata,

"Aku juga sependapat. Sangat sulit melakukan ini semua sendirian. Karena itulah...."

Aku sengaja berhenti dan mengambil nafas.

"HIMEJI, SEMUANYA TERGANTUNG PADAMU!!!!!"

"Apa?"

Tertulis diwajah Hiraga 'Apa yang idiot ini bicarakan?'.

"Anu~"

Himeji dengan malu-malu menepuk pundak Hiraga dari belakang.

“Huh? Himeji? Ada apa? Ini bukan koridor menuju kelas A, kan?”

Hiraga masih tidak tahu apa yang sedang terjadi. Itu dapat dimaklumi. Tak ada seorang pun yang akan berpikir kalau dia masuk kelas F, kan?

"Bu-Bukan itu"

Himeji menjadi malu dan merasa tidak nyaman, tingkahnya ini membuat dia terlihat lebih menggemaskan. Hmm, lebih imut dari pada Hideyoshi---tunggu, itu sama sekali tidak benar jika berpikir kalau Hideyoshi imut.

"Himeji Mizuki dari Kelas F, salam kenal"

"Ah, salam kenal juga"

"Emm....Aku ingin menantang Hiraga dengan mata pelajaran Jepang Modern"

"....Aku mengerti, baiklah"

"Emmm....S-Summon!"

Kelas F, Himeji Mizuki VS Kelas D, Hiraga Genji

Jepang Modern
339 VS 129

"Huh? Apa?"

Hiraga yang sedang bingung memanggil Syokanju miliknya, mereka berdua saling berhadapan.

Sayangnya, laki-laki itu sama sekali tidak memiliki kesempatan....terlihat sangat jelas kalau Syokanju milik Himeji lebih kuat. Mahkluk itu mampu dengan mudah menggenggam pedang yang lebih panjang dua kali lipat dari tinggi tubuhnya.

"Aku....Aku minta maaf!"

Himeji Chibi langsung melesat mendekati musuh dengan kecepatan yang takkan terkira karena pedang besarnya.

Tanpa memberikan waktu pada lawannya untuk membalas, Himeji mengalahkan ketua Kelas D dengan sekali serang dan mengakhiri perang.

☆☆☆Soal keempat berakhir disini☆☆☆


Popular posts from this blog

Kusoge Online (BETA) Bahasa Indonesia

Short Story: [Katanya Kalau Perjaka Sampai Umur 30 Kamu Bisa Jadi Penyihir!]