World Teacher chap 32 B. Indonesia

Chapter 32 Pembukaan Labirin
Diterjemahkan oleh I-Fun Novel




Bagian 1


Dua tahun telah berlalu sejak memasuki sekolah ini, aku akan segera berusia 11 tahun.

Reese juga telah menjadi siswaku selama dua tahun ini, dan kehidupan sekolah berjalan dengan mulus.

Ketinggianku tumbuh, penampilan kekanak-kanakan memudar jauh dan kekuatan juga meningkat....rasanya seperti itu.

Dengan mendapatkan pengetahuan baru di sekolah, teknik lingkaran sihirku semakin terampil. Jika sedikit berusaha lebih keras, aku bisa menciptakan pola lingkaran sihir tingkat menengah.

Pelatihan juga semakin keras, diiringi kesibukan di sekolah, setiap harinya aku juga bersenang-senang.

Sedangkan tentang para siswa....

"Selamat pagi, Sirius-sama"

Di pagi harinya, aku dibangunkan oleh Emilia di kamarku pada Pondok Berlian.

Biasanya aku akan bangun sendiri, tapi gadis ini bangun lebih pagi dariku dan memutuskan untuk mulai membangunkanku. Pada waktu matahari pagi bahkan belum menyingsing, aku berpikir alasannya bangun pagi-pagi karena dibutuhkan beberapa menit dari asrama untuk sampai ke sini. Tentu saja aku mencoba menghentikannya tapi dia begitu keras kepala, terus datang dan membangunkanku tanpa gagal sekalipun. Ditambah lagi, dengan memakai pakaian pelayan.

Dua tahun yang lalu, aku menolak kedua bersaudara yang ingin tinggal bersamaku dan membujuk mereka untuk tetap di asrama, alasannya karena mereka harus berkenalan dengan orang lain selain diriku. Sekarang, kami memperoleh seorang teman bernama Reese dan juga mulai berhubungan baik dengan para siswa di kelas. Aku masih berencana untuk tinggal Pondok berlian, namun karena Emilia terus bangun terlalu pagi, aku mulai mempertimbangkan untuk mengijinkan gadis itu untuk pindah kesini.

"Selamat pagi Emilia. Apa ada jadwal kegiatan hari ini?"

"Jadwalnya adalah pergi ke perusahaan Galgan sepulang sekolah"

Setelah dua tahun berlalu, feminitas dan kecantikannya bertambah.

Kesan darinya juga menjadi dewasa, dan terkadang aku terkejut dengan gestur-nya. Tubuhku mulai sadar akan wanita, mungkin karena betapa menawannya dia. Dadanya tampak sudah berkembang dengan bagus. Tempo hari ketika dia mengukurnya bersama Reese, aku yang berada diruangan sebelah dapat mendengar suara gembira mereka.

Dia juga bersikap seolah sekretaris akhir-akhir ini. Sepertinya aku terlalu dimanjakan olehnya, tapi karena dia bersikeras ingin melakukan itu, aku membiarkannya. Dia semakin mirip seorang pelayan*.
[Ingat ya, aku mengartikan pelayan sama petugas itu beda. Pelayan ya pelayan (cuma merujuk ke Emilia/seorang perempuan) sedangkan petugas ya petugas (merujuk pada setiap 'pengikut' seorang bangsawan, entah itu laki2 maupun perempuan)]

Begitu memastikan aku telah bangun sepenuhnya, Emilia meninggalkan ruangan setelah menyiapkan pakaian ganti untukku.

"Baiklah, ayo kita jalani hari ini dengan baik"

Sambil mencoba mengusir kantuk, aku berjalan menuju dapur seusai mengganti pakaian. Emilia sudah disana, sedang memasak untuk sarapan. Aku lalu berdiri disampingnya dan menyiapkan hidangan bersama.

"Bagaimana keadaan Reese? Dia berlari sampai kehabisan stamina kemarin, apa dia baik-baik saja pagi ini?"

"Berkat perawatan Sirius-sama, Reese berlari tanpa masalah. Dia mungkin akan segera tiba....Ah! Itu dia!"

Disaat telinga Emilia terangkat dan pandangannya beralih ke arah pintu, di balik pintu yang perlahan terbuka, Reese muncul.

"Selamat pagi, Sirius-san. Haah, syukurlah bisa tepat waktu kali ini. Aku akan membantu mempersiapkan sarapan"

Reese juga sudah dewasa dan tak kalah dari Emilia. Dia berbaris di dapur dengan rambut birunya yang mengalir lurus. Karena dapurnya kecil, adanya tiga orang membuat ruangan ini semakin sempit.

"Tinggalkan saja urusan disini pada kami, Sirius-sama. Tolong beristirahatlah"

"Itu benar. Basuhlah wajahmu di luar"

Punggungku didorong keluar dari dapur. Hal ini telah sering terjadi akhir-akhir ini. Kedua orang itu akan mengatur kejadian dimana hasil akhirnya adalah pekerjaanku diambil. Aku memang senang karena di bantu, tapi jika ini merupakan hobi mereka, kurasa akan kubiarkan sedikit lebih lama.

Ketika pergi menuju sumur dengan suasana hati seorang ayah yang sedang berlibur, aku menemukan seekor serigala besar yang basah kuyup berjalan dengan dua kaki.

"Ah, pagi, Aniki!"

"Reus ya. Kenapa kau bertransformasi?"

"Aku ingin sesekali berubah untuk membiasakan diri dengan wujud ini"

Begitu tubuhnya menyusut, Reus berganti ke penampilan maskulinnya, yang telah lewat lebih dari dua tahun. Ketinggiannya sudah melampauiku, hanya sedikit kesan kekanak-kanakan yang lenyap, namun tingkah laku dan sifat alaminya tidak banyak berubah. Kemampuan berpedangnya meningkat lebih jauh sampai batas tertentu, dia mungkin akan segera mencapai setengah dari kekuatan sejati Lior.

"Seberapa jauh kau berlari hari ini?"

"Kurasa, satu putaran gunung itu? Ketika melakukan transformasi, tubuhku menjadi lebih ringan dan mudah digerakkan"

Gunung yang Reus tunjuk memiliki jarak 3 km dalam garis lurus, hal ini terbukti bahwa ia berlari setidaknya 10 km mengitari gunung. Karena dia melakukan itu di waktu singkat setiap pagi, tranformasi Reus menjadi semakin kuat. Dulu, akan mudah untuk menang ketika latih tanding melawannya, tapi sekarang mungkin aku harus sedikit serius.

"Jangan terlalu percaya diri. Karena hal seperti itu akan menyebabkanmu ceroboh"

"Meski bertranformasi sekalipun, aku masih belum mampu mencapai Aniki. Jadi, tak ada yang perlu dikhawatirkan tentang itu"

Saat Reus mengingatkan dirinya sambil mencuci wajah, Emilia lalu memanggil kami untuk sarapan.

Istirahat sebentar setelah sarapan, latihan pagi pun dimulai.

Hari ini, Emilia dan Reese mengembangkan sihir masing-masing sedangkan aku dan Reus berlatih tanding. Para siswa sudah rutin mengganti latihan tiap harinya, dan sekarang menjadi hal yang biasa untuk menerapkan latihan yang sesuai.

"Ada apa, Reus? Kecepatanmu mulai melambat"

"Haah....haah....sial!!"

Sudah puluhan kali dari tadi Reus mengayunkan pedangnya, namun semunya terlalu mudah ditepis dan tak ada satupun yang berhasil mengenaiku.

"Hei, kakiku bahkan belum bergerak"

"Uwaa?! Sekarang, aku akan serius!*"
[うわっ!? って、こんにゃろ!]

Ketika aku menyapu kakinya sambil menghindari ayunan diagonal menuju bahu, tubuh Reus terpelanting ke udara tapi dia masih mengayunkan pedang kayunya secara paksa dalam posisi itu. Kuakui kalau dia memiliki kecerdasan yang cepat untuk bertindak, namun keputusannya sering kurang tepat hingga menyebabkan serangannya menjadi lemah. Tebasan itu terhenti dengan mudah, Reus pun bersujud di tanah dengan tampilan yang sedih.

"Hoi, ini sudah berakhir"

"Haah....hari ini juga belum bisa ya?"

Reus yang berada di tanah, seolah menunjukkan suatu gambaran kegagalan. Cara belajar terbaik baginya adalah dari pengalaman. Namun aku juga akan menjelaskan rinciannya karena dia masih harus berpikir dan mempelajarinya sendiri.

Hmmm, kali ini berakhir sedikit lebih awal. Bagaimana kalau melihat kondisi Reese?

"Kerja bagus, Sirius-sama. Silakan, ini handuknya. Reus juga"

"Terima kasih, Nee-chan"

"Terima kasih. Ngomong-ngomong, bagaimana dengan Reese?"

"Dia berlatih di sana"

Ketika aku menoleh kearah mana Emilia memandang sambil menyeka keringat dengan handuk, ada sesosok gadis yang berkonsentrasi sambil menutup mata. Karena dirinya mengkhususkan diri dalam sihir tidak seperti Reus, latihan fisiknya lebih sedikit sedangkan latihan sihir diperbanyak. Namun, setidaknya dia masih berlari maraton beberapa kilometer dalam sehari. Yah, stamina memang penting dalam banyak hal.

Dulu, di awal-awal berlatih, akan sering muncul berbagai kejadian dimana dia tak mampu berlari lagi dan menangis sambil menyesali dirinya sendiri. Hanya saja, dengan dorongan Emilia dan juga Reus, dia telah termotivasi dan berkembang secara menakjubkan.

Ketika aku mendekat untuk memeriksa kondisinya, dia membuka mata dan tersenyum. Mulai terasa suasana aneh mengelilinginya, ini mungkin karena para roh air sedang berkumpul

"Bagaimana kondisimu, Reese?"

"Lancar-lancar saja. Lihatlah ini. Wahai air, tolonglah....{Aqua Mist}"

Disaat dia mengaktifkan sihirnya, kabut menyelimuti Pondok Berlian. Jarak pandang menjadi sangat terbatas. Rumah yang ada beberapa saat yang lalu tak lagi terlihat, menilai dari sosok Reese yang harusnya tadi berdiri depan mataku dan mulai kabur, bisa diasumsikan bahwa kabut ini sangat padat.

"Ap-apa ini? Aniki! Nee-chan! Dimana kalian?!"

"Tenanglah, Reus. Jangan bergerak sembarangan"

Sambil mendengar interaksi semacam itu di belakang, aku terus mengamati kabut. {Search} milikku masih efektif, jadi ini merupakan sihir yang hanya menghalangi penglihatan. Meski begitu, akan sangat berguna saat kau mampu memanfaatkannya. Teknik ini masih bisa di asah.

"....Gagal, ya? Kabutnya terlalu padat dan bisa membahayakan semua pihak"

"Apa kau mampu melihat kami, Reese?"

"Eh? Ah, iya. Sebagai pihak yang memanggil kabut ini, aku bisa melihat semua orang dengan jelas"

"Kalau begitu, cobalah membayangkan kami saat mengontrol sihirmu. Jika kau menyampaikannya kepada para roh, mereka pasti akan merespon"

"Ya!"

Menuruti apa yang kukatakan, Reese menutup mata lagi sambil bergumam. Umumnya orang-orang akan menertawakan metode ini dan menganggapnya mustahil, namun dia telah mengerti dengan baik tentang betapa pentingnya 'imajinasi' dalam dua tahun terakhir. Sambil menatap dirinya, aku merasa ada yang menarik bajuku dari belakang. Ketika berbalik, Emilia berdiri di sana dan tersenyum.

"Sirius-sama, aku menemukanmu"

"Sepertinya kau sudah paham dengan cara kerja kabut ini. Apa kau mengingat posisi di mana aku berdiri?"

"Tidak, itu karena aroma Sirius-sama"

Tentang aromaku, dia sempat menyombongkan diri bahwa dia bisa melacakku bahkan jika aku berada di sisi lain gunung. Mengesampingkan keahlian khusus Emilia, kabut ini tidak akan menghalangi aroma dan mudah menyingkirkannya dengan sihir angin. Aku akan mengatakan ini nanti agar Reese tidak terlalu percaya diri.

"'Imajinasi'....tolong!"

Disaat Reese berseru, tiba-tiba dunia putih lenyap dari pandangan kami. Aku bisa dengan jelas melihat sosok Reus yang sedang duduk dan bertanya-tanya apakah kami masih berada dalam kabut atau tidak.

"Itu bagus, Reese. Aku bisa melihat wajahmu dengan jelas"

"Aku juga bisa melihat"

"Berhasil! Terima kasih, roh-san"

Dia melihat sebuah tempat di mana roh mungkin berada, mengucapkan rasa syukur sambil menghentikan sihirnya.

Seperti yang di harapkan, sihir yang memanfaatkan roh sangatlah kuat. Untuk penyihir biasa, kupikir Mana mereka akan mengering setelah memunculkan kabut setingkat ini. Namun dia hanya berkeringat di dahi. Karena masih masa-masa pelatihan, akan tidak mungkin untuk membayangkan betapa kuatnya dia di masa depan. Aku merasa bahwa diriku dikelilingi oleh orang-orang yang kuat.

"Bagaimana dengan itu, Sirius-san?"

"Yag, sangat bagus. Namun, berhati-hatilah karena sihir ini memiliki banyak kekurangan. Misalnya...."

Aku mengingatkannya agar tidak terlalu percaya diri dengan menjelaskan masalah yang telah disebutkan sebelumnya, dia mengerti dengan baik dan mengangguk.

"Reese akhirnya sangat memahami 'imajinasi'. Ini mungkin akan memunculkan hasil yang sempurna segera jika kau berlatih sedikit lagi"

"Benarkah?!"

"Ya, wajar saja karena kau sudah bekerja keras sampai sekarang. Berbicara tentang imajinasi, jika kau juga menyertakan tindakan penyembuhan dalam kabut ini, seberapa jauh kau mampu melakukannya ya?"

"Aku mengerti! Itu ide yang sangat bagus"

"Namun, kemungkinan besar kau akan sangat kelelahan"

"Tidak, jika sesuatu seperti ini bisa dilakukan, akan ada banyak orang yang bisa disembuhkan. Seperti yang diharapkan dari Sirius-san"

Dua tahun yang lalu, metode ini merupakan hal yang tidak mungkin karena kabut adalah sesuatu yang sepele....itulah yang akan aku katakan, namun sekarang dia telah tumbuh dewasa. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, menantang batasan dan mengorbankan banyak hari untuk melenyapkan kemustahilan pada sihir.

Butuh waktu hampir dua tahun bagi gadis ini agar bisa memecahkan akal sehat, tapi mulai dari sekarang akan menjadi pelajaran yang sesungguhnya.

Itulah hasil dari para siswa selama dua tahun.

Aku juga harus bertujuan pada target yang lebih tinggi agar tidak kalah dengan para siswa yang terus berkembang secara signifikan.

Setelahnya, kami merawat tubuh masing-masing dan kemudian menuju ke sekolah.

 ☆☆☆☆


Bagian 2


"Pagi Emilia, Reese"

"Selamat pagi, Aniki!"

"Hei hei Reese, aku belum mengerti bagian tertentu dari topik pelajaran kemarin, jadi maukah kau memberitahuku?"

"Pagi, Aniki!"

"Aku sudah mendengarnya, Emilia! Jadi benar kau menolak undangan Meir-sama?!"

"Hari ini juga semoga menjadi hari yang baik bagimu, Aniki!"

Saat memasuki kelas, orang-orang berkumpuk di sekitar kedua bersaudara dan Reese. Ini termasuk rutinitas setiap pagi, namun entah kenapa tak ada yang mendekatiku. Berdasarkan informasi Rou, yang merupakan anak buah nomor 1 Reus sekaligus teman sekamarnya....

"('Kau tidak boleh menyapa Oya-bun kecuali lewat Aniki dan Anego', Seperti itulah rumor yang terbesar. Karena jika kita bisa memerintahkan orang kuat seperti Aniki, kupikir setiap orang akan takut padanya....)"

Dipikir-pikir lagi, aku pernah memberi instruksi kepada Reus selama kontes Trade dengan Alstro. Mungkin bawahannya yang melihat itu menganggap ada hubungan hierarki mutlak antara aku dan Reus lalu menyalah pahaminya. Dalam dua tahun kemudian kesan tentangku menjadi melenceng, seolah diriku merupakan keberadaan yang terlalu tinggi.

Tapi tidak apa-apa, ada seseorang yang masih bisa berbicara baik denganku.

"Selamat pagi, Sirius-kun. Seperti biasa, para petugasmu sangat populer ya"

Hari ini juga, Mark muncul sambil menebarkan aura ketampanannya. Diiringi rambut merahnya yang berkibar, dia sampai di depanku dan menyapa dengan elegan.

"Selamat pagi, Mark. Popularitas mereka adalah hal yang bagus"

"Kau masih sama seperti biasa. Normalnya ini adalah sesuatu yang patut dijadikan bahan rasa iri"

"Aku memang master mereka, tapi popularitas adalah sesuatu yang diperoleh masing-masing individu. Lagipula, tak ada gunanya bagi yang bukan bangsawan sepertiku untuk iri pada hal ini, itu hanya akan terlihat menyedihkan"

"Itu sudah pasti. Oh ya, kue yang aku terima kemarin....rasanya sangat lezat"

Sebenarnya, kemarin merupakan hari ulang tahun ketiga belas bagi Mark*. Karena orang biasa tidak bisa bergabung dalam pesta tersebut, aku berinisiatif untuk setidaknya menyiapkan kue sebagai hadiah.
[Yap. Mark memang dua tahun lebih tua dari Sirius]

Mark menolehkan pandangannya ke luar jendela lalu menyipitkan mata untuk mengingat kembali kebahagiaan itu.

"Sungguh mengejutkan. Setelah merasakannya, aku mulai berpikir 'Apa-apaan dengan kue yang selama ini kumakan?'. Kau benar-benar menakjubkan. Aku telah mengucapkan sesuatu tentang mengundang Emilia sebelumnya, namun jika kau tidak keberatan, maukah kau ikut melayani rumahku? Tentu saja, aku menjanjikan posisi yang tepat"

"Aku bersyukur atas tawaranmu, namun aku harus menolak"

"Begitu ya. Aku mengerti tapi ini agak disayangkan. Namun, aku masih akan membuka lowongan sebagai petugas, jadi datanglah padaku jika kau berubah pikiran"

"Aku minta maaf"

"Jangan terlalu dipikirkan. Daripada itu, bisakah kau membuat kue itu lagi? Selain diriku, ada juga adik laki-laki dan adik perempuanku yang juga ingin memakannya"

Pecandu kue telah meningkat satu. Yah, aku punya firasat bahwa ini akan bertambah lebih jauh lagi.

Sementara membahas kue dengan Mark, pecandu kue lain yang paling menonjol di antara para pecandu kue, Magna-sensei memasuki kelas. Ditengah tenggelam dengan topik itu, ternyata sudah waktunya untuk kelas pagi.

"Selamat pagi, semuanya. Aku punya sesuatu yang ingin kukatakan hari ini, jadi beberapa pelajaran di pagi hari akan kita lewatkan dulu dan beralih ke penjelasan ini sebagai gantinya"

Seharusnya, pagi ini ada pelajaran keterampilan praktek namun nampaknya ada suatu hal yang penting untuk disampaikan. Karena Magna-sensei yang biasanya lembut membuat wajah serius, ada suasana tegang yang melayang di kelas.

"Sudah dua tahun sejak kalian memasuki Akademi Elysion. Mulai dari minggu depan, pelajaran pagi masih akan dilakukan di sini. Hanya saja pada pelajaran sore, kalian akan pergi ke lapangan khusus di luar untuk mempelajari bidang keahlian masing-masing. Pastikan untuk mengingat ini"

Bidang keahlianku dan para siswa adalah sebagai berikut.

Aku berada di departemen teknik sihir, Reus di departemen ilmu pedang, Emilia di departemen sihir Angin dan Reese di departemen sihir Air.

Namun, ini adalah pembahasan minggu lalu, jadi bukan sesuatu yang harus dijelaskan lagi sampai mempersingkat waktu pelajaran pagi. Sepertinya ada hal lain.

"Inilah tema utamanya. Pada saat yang sama ketika pelajaran khusus dimulai....sebuah labirin akan dibuka"

Ketika mendengar tentang pembukaan labirin, ketegangan di antara teman sekelas pun meningkat. Banyak yang menoleh ke orang didekatnya, mereka bertukar pandang dan mengsyaratkan untuk membentuk party.
[Yap, party di game2 RPG. Singkatnya, kelompok]

"Meski mungkin terdapat orang-orang yang sudah tahu tentang labirin, aku akan menjelaskannya lebih rinci termasuk potensi risikonya. Pertama, labirin mengacu pada gua di barat laut sekolah ini"

Dulu ada hal tentang arena, dan sekarang ada labirin. Aku sadar sekali lagi akan betapa hebatnya sekolah ini.

Labirin sekolah mirip dengan labirin gua yang memiliki sepuluh lantai di bawah tanah. Monster tidak tinggal disana, sebagai gantinya itu dipenuhi dengan jebakan.

Ada berbagai jebakan yang disiapkan dalam jumlah melimpah seperti panah terbang dan letusan pilar api, yang bisa menimbulkan luka serius jika ceroboh. Perangkapnya sendiri menggunakan lingkaran sihir yang dibuat oleh seorang pria hebat di masa lalu. Perangkap akan hilang begitu diaktifkan namun terbentuk kembali setelah beberapa saat. Ini merupakan fenomena yang aneh seolah mungkin labirin itu sendirilah yang memakai lingkaran sihir.

Seorang pria hebat di masa lalu....firasatku berkata ini melibatkan kepala sekolah yang sekarang sedang makan kue dengan bahagia.

Adapun kenapa fasilitas semacam itu ada di sekolah, menurutku sebagai tempat melatih ketegangan.

Berbagai labirin di dunia luar sering memiliki hal seperti harta karun yang disembunyikan oleh orang-orang di masa lalu dan belum pernah ditemukan, dengan bahaya yang juga menyertainya. Penting untuk memiliki kekuatan fisik, kemauan, dan pengetahuan saat menjelajahi labirin. Karena jika ada kesalahan, itu bisa sangat fatal hingga menyebabkan kematian yang cepat.

Entah kau seorang bangsawan ataupun rakyat jelata, kesalahan yang kau ciptakan dapat membahayakan orang lain. Itulah sebabnya kau harus harus waspada terhadap perangkapnya....Tampaknya labirin ini dibuat agar mereka memperoleh pengalaman semacam itu.

Sebenarnya, dalam hal kelulusan, memang tidak diwajibkan mengekplorasi labirin. Tapi, tentu saja ada manfaat ketika menyelesaikan lantai kesepuluhnya. Selain mendapat hak prioritas untuk menggunakan fasilitas, kau juga diperbolehkan membaca buku-buku yang sebelumnya dilarang dan berbagai hal lain.

Labirin bisa ditantang dengan party empat orang. Party pemula pertama yang menyelesaikan labirin sejak dibuka dikatakan menerima mantel kehormatan yang akan dipresentasikan oleh sekolah sendiri.

Para bangsawan terutama yang akan berpartisipasi secara aktif dengan tujuan itu. Memperoleh mantel akan menjadi suatu penghargaan bagi rumah masing-masing, dan ini menonjol di antara penghargaan lainnya. Akibatnya, setiap tahun akan dipenuhi oleh para bangsawan selama beberapa hari setelah pembukaan.

Ngomong-ngomong, seseorang harus mengajukan permohonan terlebih dahulu untuk memasuki labirin. Dan kalau diizinkan, mereka akan dibebaskan dari kelas pagi atau sore untuk menantangnya.

"-Itulah hal-hal tentang labirin. Tolong sampaikan padaku kapanpun kalian memiliki pertanyaan. Kalau begitu, meski ini agak terlambat, ayo kita keluar dan mulai praktek keterampilannya"

Menuruti perkataan Magna-sensei, teman-teman sekelaspun berdiri dan menuju ke tempat latihan. Kupikir mereka akan mengajak kedua bersaudara atau Reese, tapi entah kenapa lingkungan menjadi sepi. Ini menjadi jelas kemudian, kedua bersaudara dan Reese tidak ingin bergabung bersama kelompok lain kecuali denganku. Aku memang belum berkata apakah akan pergi ke labirin atau tidak, namun mungkin mereka bahkan akan ikut jika aku memutuskan untuk tidak ingin pergi.

Ditengah perjalanan ke tempat latihan, pembicaraan tentang labirin bisa terdengar dari segala arah. Dan tentu saja topik pembicaraan kami juga terkait dengan itu.

"Aniki, apa kita juga akan menantang labirin?"

"Itu sudah jelas. Ini juga sebagai latihan"

"Seperti apa jadinya, ya. Karena satu party terdiri dari 4 orang, kalau begitu kita sudah diputuskan"

"Benar sekali. Kita takkan memiliki masalah"

"Aku akan lakukan yang terbaik agar tidak menghambat kalian"

Kami juga sudah berniat untuk menantang labirin, tapi kurasa tidak boleh gegabah langsung pergi begitu labirin dibuka. Karena di hari awal akan diisi oleh para bangsawan, beberapa orang asing mungkin akan berkelahi dengan kami, yang telah menghajar seorang bangsawan bodoh*.
[Sirius mengalahkan bangsawan Alstro di kontes Trade, jadi dia takut ada yg dendam padanya]

Ketika aku sedang memikirkan bagaimana untuk menantangnya, teman sekelas yang mendengar percakapan, berbicara dengan kami.

"Hei, hei. Kalian akan menantangnya, kan? Jadi kalian juga ingin....mendapat mantel 'Penyelesaian pertama' itu?"

"Pasti benar. Ini mungkin karena adanya Reus-kun dan Emilia"

"Aku harus mendengar pendapat master tentang itu....jadi apa yang ingin Sirius-sama lakukan?"

"Aku akan melewatkannya karena ini merepotkan"

Terus terang, menerima mantel itu bagaikan menerima permusuhan dari para bangsawan. Hampir tak ada manfaatnya. Aku hanya ingin menikmati suasana labirin, jadi tidak masalah bila kami datang dengan santai dan lambat.

"Yah, agak disayangkan"

"Apa boleh buat. Para siswa kelas Aion itu sangat menyebalkan"

"Benar juga. Jadi, apa yang harus kita lakukan?"

"Tentu saja menantangnya. Tapi pertama, kita perlu mencari anggota"

Kedua siswa yang berisik itupun meninggalkan kelas sambil mencari calon anggota party. Saat kami hendak meninggalkan ruang kelas juga, Magna-sensei memanggilku. Dia sudah banyak membantu kami, aku lalu beralih menuju kearahnya.

"Apa ada sesuatu yang terjadi?"

"Sirius-kun, kau akan berpartisipasi dalam labirin?"

"Ya, itu rencananya tapi apakah ada masalah dengan itu?"

"Tidak, tidak, bukan sesuatu seperti itu. Jika kau memang berpartisipasi, kepala sekolah menyuruhku untuk menberikanmu ini"

Apa yang diserahkan adalah medali dengan lencana sekolah terukir di atasnya.

"Ada seorang penjaga gerbang yang berdiri di depan pintu masuk labirin. Kau boleh lewat dengan mudah jika menunjukkan ini padanya"

"Aku mengerti bagaimana menggunakannya, tapi kenapa harus memakai cara ini untuk masuk?"

"Aku yakin Sirius-kun tidak akan menyewa petualang. Ditambah lagi kalian masih muda, penjaga gerbang itu pasti akan khawatir dan malah menghambat kalian untuk masuk ke labirin....Singkatnya, Ini untuk menghemat waktu"

Labirin bisa ditantang dengan sebuah party berisi empat siswa, namun pada kenyatannya boleh saja menambahkan  hingga dua orang petualang yang secara resmi terdaftar di serikat. Memang butuh waktu agar siap, tapi hasilnya bisa dilihat ketika mereka menunjukkan kebolehan dihadapanmu dengan memberikan keamanan, takkan ada masalah bahkan jika sampai menyelesaikan labirin jika mereka pergi sebagai asisten. Hal ini diperbolehkan karena terdapat nilai tambahan untuk siswa yang mampu memilih petualang unggulan yang bisa membantu menyelesaikan labirin. Alaminya, ini adalah faktor keberuntungan, tapi....terdapat juga bagian yang ambigu.

"Begitu ya, terima kasih banyak. Hari pertama memang tidak mungkin, tapi kami akan segera menantangnya"

"Yah, kurasa Sirius-kun akan segera menyelesaikannya dan mendapat mantel"

"Itu tidak akan terjadi. Para bangsawan yang akan menyelesaikan labirin bahkan sebelum aku masuk"

"Begini, kepala sekolah telah meningkatkan kesulitan labirin saat ini, dia sudah memperburuk hasilnya....Ups, lebih dari itu dilarang. Mohon lupakan"

Orang ini benar-benar membocorkannya dengan sengaja.

Aku bisa mengerti bahwa kepala sekolah sedang melakukan penyesuaian labirin dan isinya, tapi dia menambah kesulitan bukan karena aku akan ikut, ya kan? Jika dia menyalahgunakan wewenangnya, mungkin aku harus berhenti memberinya kue. Untuk sekarang, aku akan mencoba menyelidiki Magna-sensei.

"Itu juga tak bisa kumengerti (tersenyum)"

"Magna-sensei, kali ini aku akan membuat contoh Fruit Cake berbahan utama Apu...."

"Benar sekali. Semuanya yang dilakukan oleh kepala sekolah itu bersikap dogmatis* (ekspresi yang jelas!)"
[Kalo gak salah sikap yang berdasarkan keyakinan berlebihan akan sesuatu, sampe2 dia gak mau dengar pendapat orang lain]

Tak ada kekuatan yang dapat menandingi kue.

Meski aku telah berjanji untuk menyediakan kue (harus dilakukan, meski merepotkan) beberapa kali dalam sebulan. Tapi aku telah memutuskan bahwa kepala sekolah perlu mengambil cuti dari memakan kue.

Tampaknya kepala sekolah akan sangat meratap begitu tahu tentang hal itu, namun aku tak peduli. Walaupun begitu, tingkat kesulitan labirin tidak berubah, nampaknya sikap kepala sekolah ini masih terus berlanjut.

 ☆☆☆☆


Bagian 3


Seusai sekolah, kami menuju ke perusahaan Galgan cabang Elysion.

Tempatnya luas dengan bangunan yang sangat besar bila dibandingkan dengan toko lainnya. Orang-orang yang berlalu lalang tanpa henti disana menunjukkan betapa suksesnya perusahaan itu.

Kami yang sudah akrab dengan pemandangan ini, masuk dari pintu belakang. Tentu saja, penjaganya yang telah mengenal wajah kami, dengan mudah memperbolehkan kami lewat.

Disaat memasuki kantor dari pintu belakang, kami bisa menyaksikan beberapa orang sedang melotot pada daftar stok di tengah meja resepsionis. Satu orang yang melihat penampilan kami berdiri dan datang, setengah berlari.

"Kau datang, Danna! Ayo, disini bukan tempatnya. Silakan, masuklah ke dalam!"

Yang mendekat untuk menyambut kami adalah Zack, orang yang telah membawa kami ke Elysion. Selama waktu dia mengantarkan barang ke Elysion, diapun ditunjuk sebagai manajer cabang ini setahun yang lalu.

☆☆☆☆

Setahun yang lalu....banyak hal yang terjadi dari waktu itu.

Ketika itu di Pondok Berlian yang jarang dikunjungi tamu. Zack bersama atasan sekaligus kakaknya, Gad mendadak datang dan bersujud.

"(Lama tidak bertemu. Namun, aku memohon maaf terlebih dahulu sebelum menyapamu)"

Aku sempat keheranan dengan apa yang terjadi. Mendengar alasannya, ternyata mereka merasa bersalah karena munculnya para bandit di sepanjang jalan ketika mereka menjanjikan perjalanan yang aman. Ditambah lagi, aku menemukan bukti tentang masalah mereka dengan perusahaan lain. Keduanya pun sangat ingin meminta maaf karena hanya diam selama satu tahun.

Lalu apa yang mereka lakukan hingga menundanya sampai satu tahun? Rupanya, mereka bekerjasama dengan perusahaan disekitar untuk berjuang melawan perusahaan musuh yang memanfaatkan bukti palsu sebagai senjata. Beberapa hari sebelum datang ketempatku, tampaknya mereka telah berhasil menghancurkannya tanpa meninggalkan bekas. Dan karena akhirnya bisa bergerak bebas, keduanya pun berkunjung untuk meminta maaf.

"(Kami hanya menangkap para bandit itu dan menginterogasi mereka. Karena masalah telah diselesaikan, ayo kita berhenti dengan topik formal ini)"

"(Danna....ahh, itu benar. Namun, jika aku tidak meminta maaf dengan tegas, orang yang akan dipukuli Dee adalah aku)"

Pada akhirnya mereka mengangkat wajah sambil tersenyum ceria dan menggaruk kepala. Setelahnya ada obrolan tentang Dee yang dikawal dengan selamat hingga tujuan, game reversi yang aku serahkan, dan juga mie kering sebagai makanan instan baru.

"(Apa sungguh baik-baik saja untuk memasukkannya ke pasar melalui perusahaan kami? Jujur, ini bisa dikatakan sebagai sebuah revolusi, aku merasa bahwa penjualannya akan menjadi luar biasa)"

"(Aku bukan seorang pedagang dan merasa tidak layak menggunakannya sendiri, bukankah begitu? Tak perlu memikirkannya dengan keras. Katakan saja aku ingin mendapat uang dengan menjual informasi, begitulah)"

Informasi yang aku jual adalah game Reversi dan bahan sup asli instan untuk mie kering.

"(Aku mengerti. Tapi jika keuntungannya jauh melebihi apa yang dihabiskan untuk membeli bahan, jujur saja aku takkan bisa membaginya)"

"(Kalau begitu, bagaimana dengan memberikan sebagian keuntungan bulanan kepadaku? Untuk batas waktu, aku menyerahkannya kepadamu selama berada dalam rentang yang wajar)"

"(Hmmm....tidak buruk. Namun jumlahnya akan tergantung pada situasi, kira-kira 20 persen dari keuntungan akan diserahkan kepada Danna dengan tenggat waktu satu tahun, bagaimana?)*"
[Maksudnya, Gad menawarkan pembagian keuntungan pada Sirius sebesar 20% dan akan diberikan setiap bulannya hingga mencapai satu tahun]

"(Tenggat waktunya sudah bagus, hanya saja aku ingin membenarkan sedikit tentang pembagiannya. Kami hanya butuh 10 persen, sedangkan 10 persen sisanya aku ingin kau menyerahkan itu kepada Dee)"

Di surat yang kuterima beberapa hari sebelum keduanya datang, tertulis bahwa Dee telah berhasil membuka restoran dengan lancar. Karena pengiriman bahan dan bumbu khusus bergantung pada perusahaan Galgan, aku ingin mengubah 10 persen dari keuntungan menjadi kompensasi*.
[Jadi gini, Sirius ingin 'menyimpan' 10% keuntungan sebagai bayaran agar perusahaan Galgan masih terus membantu Dee dalam menjalankan restorannya]

"(....Apakah itu tidak masalah? 10 persen keuntungan sudah termasuk banyak)"

"(Aku tidak membutuhkan terlalu banyak uang. Lagipula, kami baik-baik saja karena sudah resmi memasuki sekolah. Daripada itu, sekarang ini Dee sedang berjuang, jadi sebagai masternya aku ingin membantu walaupun cuma sedikit)"

"(Orang yang baik hati. Baiklah, ayo buat kontrak seperti itu. Adikku ini akan membawakan kesepakatan nanti, terima kasih sebelumnya)"

Zack lalu didorong ke depan dan menyapaku lagi. Dia tertawa aneh. Ada apa dengannya?

"(Mulai sekarang, Zack ditunjuk sebagai manager perusahaan Galgan cabang Elysion. Jadi jika Danna memerlukan sesuatu, katakan saja padannya)"

"(Aku akan bekerja keras jadi tolong urus aku, Danna!)"

Aahh, jadi karena itu?

Kamipun selesai membuat kesepakatan dengan mereka. Aku lalu menyerahkan sebuah surat dan beberapa barang agar dikirimkan kepada Dee dan Noel saat kami berpisah.

☆☆☆☆

Itulah yang telah terjadi, hubungan Zack denganku pun telah berjalaan lancar selama satu tahun terakhir.

Terkadang aku akan dipanggil untuk menerima hasil penjualan, mengobrol, memberikan berbagai saran sesuai pengetahuanku, sampai membangun hubungan baik dengan Zack. Mungkin aku dipanggil hari ini untuk diberi uang.

Kami lalu diundang ke ruangan pemimpin perusahaan yang tidak luas tapi masihlah mewah. Sambil bersantai, kami mendengarkan cerita Zack.

"Inilah keuntungan bulan ini. Sudah setahun sejak kami memasarkannya, namun belum ada tanda-tanda penurunan penjualan. Yah, aku tidak bisa berhenti tertawa!"

"Itu sudah pasti, karena Aniki yang memikirkannya!"

Aku menghitung uang di dalam kantong yang Zack serahkan dengan teliti.

Aku memang tak perlu khawatir tentang jumlah uang karena pihak lain merupakan orang terpercaya, tapi adalah ini adalah interaksi penting antar pedagang, merupakan sebuah kehormatan untuk menghitungnya dengan benar.

"Tentunya ini adalah bagian terakhir dari pembagian hasil, kan? Sudah lama ya, tapi tetap saja, terima kasih"

"Tidak, tidak. Itu hanya sekedar kesepakatan, lagipula perusahaan kami sudah cukup untung. Jika Danna memiliki suatu ide atau produk lain, tolong serahkan pemasarannya kepada kami"

Pembicaraan bisnis pun berakhir dan beralih menjadi obrolan ringan. Meski Zack lebih tua, dia tidak membosankan dan merupakan orang yang ramah, selain itu dia adalah sumber informasi yang berharga karena profesinya sebagai pedagang yang berpengetahuan luas tentang pasar.

"Ohh, waktu memasuki labirin akhirnya datang ya. Aku yakin Danna pasti akan memperoleh mantel itu"

"Aku tidak membutuhkan mantel, tapi apa benda itu populer di kalangan pedagang?"

"Tepatnya, ini penting bagi bangsawan. Selain dibuat dari bahan yang sama dengan jubah sekolah, terdapat lingkaran sihir khusus yang diciptakan oleh seorang teknisi sihir terkenal, kepraktisannya juga sangat bagus. Kau akan populer dengan hanya memilikinya. Rumor yang berasal dari para bangsawan menyebutkan bahwa nampaknya orang-orang akan terus mengenakan mantel itu bahkan setelah dewasa"

"Heeh, tak heran kenapa para bangsawan berkumpul di labirin untuk mendapatkannya"

"Sirius-sama, menurut kabar dari siswa yang lebih senior, labirin nampaknya sangat sulit diselesaikan"

"Aku juga mendengarnya. Sepertinya ada juga saat dimana tak ada yang mampu menyelesaikannya setelah setengah tahun sejak pembukaan labirin"

"Yang ini berasal dari Rou. Kudengar ada jelata yang mampu menyelesaikannya dengan cepat, Aniki"

Informasi dari setiap siswa memang agak berbeda, namun kurasa penyebabnya berasal dari kesalahan penyesuaian labirin oleh kepala sekolah.

Dibutuhkan waktu setengah tahun untuk bisa selesai karena tingkat kesulitannya dinaikkan terlalu banyak, dan kurasa seseorang yang mampu menyelesaikannya dengan mudah karena dia menantang labirin saat tingkat kesulitannya menurun. Ini merupakan labirin yang memiliki banyak penyimpangan semacam itu, namun kesulitannya telah meningkat dengan buruk kali ini. Aku ingin tahu apa yang sedang menunggu kami disana.

☆☆☆☆

Setelah itu, kami diajak makan malam oleh Zack dan menuju ke penginapan {Spring Breeze Perch}.

Kegembiraan Reus pun meningkat ketika tahu akan memakan daging Jaora Snake setelah sekian lama. Emilia dan Reese juga tampak dekat, begitu menenangkan melihat mereka bagaikan keluarga walaupun rasnya berbeda.

Sementara aku menatap pemandangan hangat itu sambil tersenyum dan berjalan sedikit di belakang, Zack mendadak berbisik padaku.

"Danna....aku agak cemas dengan masalah ini, jadi aku akan memberitahumu"

Sambil menjaga jarak sehingga ketiganya yang berjalan di depan tidak curiga, Zack dan aku melanjutkan pembicaraan dengan suara rendah yang takkan terdengar oleh siapapun.

"Teruskan"

"Baru-baru ini, timbul pembicaraan yang aneh di masyarakat. Topiknya berupa, 'sejumlah besar alat sihir dibeli dengan uang yang sumbernya tidak diketahui', dan juga 'orang-orang mencurigakan yang sering terlihat'. Kata yang paling banyak diucapkan orang-orang pada topik itu adalah....pemberontakan"

Sebagai pedagang, Zack tahu banyak tentang dunia bawah. Jika dia sampai cemas seperti ini, aku perlu memintanya untuk memberitahuku.

Tentu, aku ragu pada awalnya. Namun, masih tetap menyuruhnya untuk menceritakan tentang dua topik itu agar bisa ku selidiki juga. Lagipula, ada banyak hal yang perlu dibicarakan secara diam-diam dari para siswa.

Sepertinya topik-topik ini cukup mencurigakan, Zack terus memasang ekspresi buruk.

"Anehnya, raja negeri ini sudah menjaga keseimbangan antara pasar dan dunia bawah hingga tak ada alasan yang bisa menimbulkan suatu pemberontakan. Aku tidak begitu mengerti, namun ada beberapa orang yang setuju tentang pemberontakan ini. Hanya saja, takkan mungkin untuk mengambil alih benteng dimana sang penguasa tinggal. Sangat mustahil, kecuali setengah dari penduduk Elysion menyetujui itu"

"Aku juga tidak mengerti. Ada kemungkinan kalau ajudan dan anak raja merencanakan sesuatu"

"Begitu ya. Dipikir-pikir lagi, tak ada alasan untuk melakukan itu. Namun, apa yang kuceritakan ini  bukan hanya sekedar pemberontakan, poin utamanya adalah tentang perilaku banyak bangsawan yang mulai mencurigakan"

"Bangsawan? Tidak sedikit orang bodoh diantara mereka, menyebutnya pemberontakan hanya karena tindakan mereka terkesan tidak masuk akal"

"Aku juga setuju. Karena pernah ada kontes antara Danna dan para bangsawan, mungkin saja kalian akan di incar? Apapun yang terjadi, berhati-hatilah dan jangan sampai terlibat"

"Terima kasih atas sarannya. Jika ada sesuatu, aku akan bergantung padamu"

"Baiklah. Kalau Danna yang meminta, perusahaan Galgan kami pastinya siap kapan saja. Jadi, jangan sungkan dan datanglah walaupun itu di tengah malam"

"Aku akan berhati-hati agar tidak berada dalam situasi semacam itu"

Ketika aku melihat Zack yang dengan bangga memukul dadanya, para siswa pun mendekat begitu sadar ada jarak diantara kami dengan mereka.

"Aniki! Jangan berjalan santai, ayo cepat!!"

"Hei, Reus. Tenanglah sedikit. Sirius-sama, ayo pergi karena aku juga akan membantu persiapan hidangan disana"

"Jaora Snake itu begitu enak. Aku ingin segera memakannya"

Tangan kananku diseret oleh Reus, tangan kiriku ditarik oleh Reese, sedangkan punggungku didorong oleh Emilia.

"Kau sangat populer ya, Danna"

"Haha, sungguh"

Perubahan terbesar dalam dua tahun terakhir adalah keluarga kami yang awalnya hanya berjumlah tiga sekarang menjadi empat orang.

Terutama karena adanya Reese, yang sekarang menarik tanganku seperti ini. Kurasa hatinya telah membiarkan dia bertindak secara langsung padaku.

Sambil tersenyum masam pada ketiga siswa yang dikuasai oleh nafsu makan, aku dibuat berjalan secara paksa ke penginapan {Spring Breeze Perch}.


☆☆☆Chapter 32 berakhir disini☆☆☆

>Catatan Penulis : Ini menjadi sesuatu yang sangat sulit.
Meski aku tak pandai menjelaskan, pokoknya butuh lebih banyak waktu daripada yang telah aku antisipasi.
Maaf, tapi update selanjutnya akan muncul tiga hari dari sekarang.

>Catatan Penerjemah : 'tiga hari dari sekarang' cuma janji penulisnya -_- . Jujur saja, aku juga setuju sama dia. Chapter ini memiliki banyak bagian yg sulit kumengerti, terutama pada bagian Gad dan Zack yg berkunjung (satu tahun yg lalu) dan pembicaraan bisnis dengan Zack (sekarang)....aku sudah berusaha agar ini bisa dimengerti....


Ke Halaman utama World Teacher
Ke Chapter selanjutnya

Comments

  1. Makasih min,, karena disertakan dengan penjelasan, jadinya cukup enak buat dimengerti,,,
    Semangat,,,

    ReplyDelete
  2. well.... semangat dah min... tiap hari ane buka webnya buat ngecek nih novel up.....

    ReplyDelete
  3. Makasih min.... 😊😊😊😊

    ReplyDelete
  4. Min, semangat semoga selalu sehat dan sukses 😊πŸ’ͺ

    ReplyDelete
  5. Ntapz min,,,,,,di tunggu lanjutannya😁

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kusoge Online (BETA) Bahasa Indonesia

Short Story: [Katanya Kalau Perjaka Sampai Umur 30 Kamu Bisa Jadi Penyihir!]