World Teacher chap 11 B. Indonesia

Chapter 11 Ketidakpuasan Guru
Diterjemahkan oleh I-Fun Novel




Bagian 1


"Hahh.....pria tua yang nekat"

Dia dua kali lebih kuat daripada yang aku bayangkan. Dan apa-apaan dengan serangan delapan tebasan berturut-turut itu? Aku sungguh keheranan seolah-olah berada disemacam situasi manga. Diriku berhasil menghindari serangannya, tapi terus terang, kalau bukan karena sihir {Boost}, aku sudah akan tamat.

Selain itu, kemampuannya berkurang karena usia tua dan kecerobohan. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika dia masih di masa perdananya.

Yah, aku berhasil mengalahkannya dalam pertarungan senjata. Pedang kayu ini memang kuat dan sulit untuk patah, tetapi kalau tempat yang sama terpukul berulang kali, secara alami menjadi rapuh. Selanjutnya, akan hancur ketika terkena hantaman dengan kekuatan penuh.

Bisa sampai sejauh ini hanya karena {Boost} dan penglihatanku yang memungkinkan untuk menghindari peluru dalam hidupku sebelumnya. Paling buruk, jika hanya senjata yang pecah, aku akan menyatakan kekalahan dan menyerah. Pria tua ini jelas-jelas maniak pertempuran. Dia terus tertawa keras saat bertarung, bersenang-senang sambil melambaikan pedangnya. Dia cukup mudah dibaca karena emosi masa lalu yang dia tanggung, jadi aku berhasil menangkap kelengahannya tepat ketika senjata kedua belah pihak rusak dan memukul rahang, menyingkirkan kesadarannya pergi.

Karena aku menendang tanpa menahan, itu dengan hebat mengguncang otaknya. Dia mungkin takkan bangun untuk sementara waktu. Serangan ini pada tingkat yang akan pasti membunuh orang biasa.

Meski begitu, seperti yang di harapkan dari pria tua bergelar terkuat. Walaupun tidak seperti orang yang sedang tidur dalam suasana hati kepuasan, aku juga cukup senang bisa serius setelah sekian lama.

Aku ingin melawannya lagi, namun akan ada persoalan yang berkaitan dengan usia. Pokoknya, prioritas sekarang adalah mengurus pria tua ini. Aku tidak tega meninggalkan dia bermandikan keringat diluar.

"Ugh....He....hehe!....Hahahaha!!"

Tiba-tiba ia mulai tertawa terbahak-bahak. Apa aku menendangnya terlalu keras?

"Menyenangkan!! Sudah begitu lama sejak aku mempunyai pertarungan semacam ini!! Aku merasa dilahirkan kembali!!!"

Saat berteriak, ia melontarkan kakinya ke atas dan berdiri seakan-akan tak ada yang terjadi. Tidak, tunggu, apa ini lelucon? Dia segera pulih setelah otaknya terguncang sekeras itu?

"Maaf, tapi aku ingin kau menyebut namamu lagi"

"Berpikir dipanggil bocah akan membuat Anda tidak dapat mengingatnya. Aku Sirius"

"Tak perlu untuk sebutan kehormatan dan hal-hal semacamnya. Kau boleh memanggilku semaumu juga, Sirius. Lagipula, Kau mampu memukulku"

Wajah lansia-nya berkerut dalam tawa. Dia sudah menerima situasi ini, ya?

"....Karena seranganku mengejutkanmu, kan? Aku pasti akan kalah jika terkena serangan frontal"

"Itu bukan apa-apa kecuali kecerobohanku sendiri. Aku akan selamanya malu jika kita mengatakan bahwa Lior tidak kalah"

"Aku mengerti. Kalau begitu, ini kemenanganku"

"Memang. Juga, ini sungguh menyenangkan. Teknikku tidak mencapaimu sama sekali!"

"Sekarang bukan waktunya untuk bersemangat. Pertama, kita harus memulihkan tubuh. Kita berdua cukup kewalahan, kan?"

Jangankan si pria tua, bahkan aku berkeringat dengan apa yang dikenakan sobek di sana-sini meskipun tidak terkena pukulan langsung. Kami hanya menyerempet pakaian dengan tebasan pedang kayu dan berujung memotong kain lawan saat pertarungan.

Kekuatan fisik dan mental kami terkuras.

"Benar. Untuk saat ini, ayo kita kembali untuk beristirahat di dalam---Waaaah?!"

Ketika ia menuju rumah, ia dengan tololnya roboh, jatuh dan menabrak pintu masuk.

Itu hanya menunjukkan bahwa kakinya kelelahan secara keseluruhan. Aku merasa lega melihat dia bertindak seperti manusia yang tepat.

Kembali bersama ke rumahnya dan, setelah merawat tubuh, kami mulai minum teh sambil berhadapan satu sama lain di kedua sisi meja.

""Hmmm....nikmat~*""[Ini diucapkan bersamaan]

Pria tua dan aku---di kehidupan sebelumnya---hampir di usia yang setara, sehingga wajar-wajar saja kalau kami menggumamkan hal yang sama setelah menyelesaikan secangkir teh.

"Fuuuu, lelah tapi juga menyenangkan. Nah Sirius, terlebih dahulu, aku ingin mengucapkan terima kasih"

Si pria tua membungkuk sangat rendah seakan bersujud. Meskipun aku entah bagaimana memahami motifnya, aku masih berpikir dia bertindak terlalu jauh.

"Angkat wajahmu. Semua ini memungkinkanku untuk mendapatkan pengalaman berharga, aku juga ingin mengucapkan terima kasih"

"Namun, aku terus menginginkan orang kuat seperti dirimu. Jika kau tidak datang, aku akan memudar saat membusuk diam-diam. Oleh karena itu, aku ingin mengucapkan terima kasih"

Wajahnya yang radikal berubah dari tampilan bosan setelah kami bertemu sebelumnya dan sekarang berseri-seri dengan senyuman cemerlang. Dia tampak sepuluh tahun lebih muda. Tak buruk untuk menerima ucapan syukur. Meskipun aku hanya bertujuan untuk sekali melawan pria tua ini, kami akhirnya memiliki percakapan yang menyenangkan.

"Tinggalkan rasa syukur ke samping, aku memiliki permintaan untukmu. Akankah kau keberatan bertarung denganku lagi?"

"Maksudmu, sekarang?"

"Tepat....adalah apa yang aku ingin katakan namun, staminaku sudah terkuras. Lagipula, akan menjadi tidak sopan dariku untuk menghadapimu dalam keadaan buruk"

"Kau menganggap baik-baik saja dalam hal perbedaan usia?"

"Tak ada masalah dengan itu! Tidak akan menyusahkan bagiku untuk kembali ke masa-masa perdana karena hal ini memenuhi indraku. Selain itu, kau ingin melakukannya juga, kan?"

"....Kau mengerti ya?"

"Begitulah. Meskipun gaya bertarungmu cukup tidak biasa, kau memanfaatkan banyak kelengahan, menyelinapkan serangan dan hal-hal seperti itu. Walaupun demikian, kau bersilangan pedang denganku langsung dari depan, yang hanya menunjukkan bahwa dirimu memang ingin berlatih"

Dia tampaknya memeriksaku secara menyeluruh saat bertarung, semata-mata dengan insting.

Sesuai dengan perkataan pria tua ini, gaya bertarungku berorientasi pada jarak dekat, serangan mendadak dan sejenisnya.

Dalam hidupku sebelumnya, menyelinap ke wilayah musuh sendirian dan melakukan pembunuhan merupakan hal yang wajar, tapi aku akan berakhir mengamuk dan menghancurkan segala sesuatunya di dalam.

Terus terang, jika terjadi sesuatu, aku hanya bisa melepaskan {Magnum} dari jarak dekat. Namun, mungkin akan muncul situasi di mana sihir maupun serangan kejutan tak dapat digunakan. Faktanya adalah bahwa aku harus menempa keterampilan yang diperlukan untuk melawan langsung dengan percaya diri.

Aku juga memahami kenikmatan dari berlatih, meskipun tidak sebanyak si pria tua. Semua itu adalah alasan yang mendorongku bertarung berhadap-hadapan dengannya.

"Kau bisa berlatih dan aku dapat melawanmu. Lihat? Ini adalah win-win. Bagaimana?*"
[Kedua belah pihak bisa saling menguntungkan]

"Kau sudah tahu jawabannya, kan? Aku menantikan pertarungan kita yang selanjutnya"

"Hmm. Kalau begitu, sepakat"

Kami bertukar jabat tangan erat. Hal baik karena aku akan tumbuh dari kondisi anak-anak sampai dewasa, dan disaat bersamaan, pria tua ini akan terus meningkat. Selain itu, karena kekuatan tubuhnya yang sempat menurun akan kembali, aku pikir ini akan menjadi penebusan dosa yang tak terbayangkan bagiku*.
[Jika kalian tidak mengerti, alasan Sirius memprovokasi Lior sampai membuatnya bertarung adalah karena dia mengingat masa lalunya sendiri]

"Akan menyenangkan untuk dapat meraih kemampuanku yang dulu. Aku menunggu untuk itu, meskipun tidak mungkin mengejar ketertinggalan secara penuh tak peduli berapa banyak aku mencoba"

Jika itu si pria tua, ia mungkin benar-benar melakukannya, bahkan dengan cepat. Aku punya firasat, paling buruk dia akan menjadi lebih kuat daripada ketika di masa lalu. Yah, maksudku, maniak pertempuran semacam ini bertindak keterlaluan sekali memiliki tujuan, ya kan? Aku juga tidak bisa sembarangan. Setelah memperoleh Fia sebagai kawan baru, aku bisa mendapatkan saingan yang bisa dilawan dengan sejajar.

Setelah itu, sambil menunggu stamina pulih, aku berbicara dengan si pria---....tidak, Lior.

Aku menjelaskan situasi pribadiku dan mendengarkan kisah masa lalu Lior sebagai gantinya, itu benar-benar berharga. Aku juga menunjukkan padanya beberapa sihir, tapi seperti yang diduga, sihirku terlalu unik yang bahkan dia---walaupun sudah hidup lama---mengaku 'Tidak pernah melihat sesuatu seperti ini'.

"Aku ingin berhadapan dengan dirimu yang memakai sihir, sungguh-sungguh suatu hari nanti. Hanya berpikir tentang bagaimana harus bertarung membuatku mendidih!!"

"Kau sudah sakit, kan?"

"Hahaha!! Dan aku tidak akan pernah sembuh!!"

Ketika kami kembali, dia berbagi beberapa daun teh. Sejak ciptaan Lior ini tidak memiliki sebutan, aku menamakannya Teh Jepang.

Karena kunjungan sering kesini telah di putuskan, aku menandai tempat ini di peta. Harusnya jarak yang di tempuh sekitar satu jam dari sini menuju rumahku.

"Lain kali kau datang, aku sudah akan mampu mengayunkan pedang asli tercintaku"

"Karena usiamu, jangan melakukan sesuatu secara berlebihan"

"Persetan dengan itu, aku tidak jadi pensiun!!"

Pedang tercinta Lior merupakan pedang yang mempunyai ukuran sebesar tubuhnya, mungkin memiliki berat sekitar seratus kilogram.

Bersamaan dengan perasaan menggigil ketika membayangkan si pria tua mengayunkan hal itu, aku meninggalkan Lior, dan pulang ke rumahku sendiri.

☆☆☆☆

Bagian 3


"Ah, selamat datang di rumah, Sirius-sama~!"

Begitu sampai di rumah, Noel, yang sedang menyeka jendela, menyapaku dengan lambaian tangan. Ngomong-ngomong, meskipun terdapat kaca di dunia ini, itu tidak transparan karena terbuat dari bahan sejenis monster yang dapat berkamuflase.

"Aku pulang, Noel. Apakah sesuatu yang tidak biasa terjadi?"

"Tak ada yang khusus. Oh, aku baru mengingatnya. Dee-san mengatakan kalau ia ingin melaporkan sesuatu"

"Hmm. Aku kira dia memanggilku ke gudang seperti biasanya, kan?"

"Ya~"

Gudang adalah bangunan di sudut halaman, tempat bagi kami mengulangi berbagai percobaan. Dee harusnya disana juga. Aku berpisah dengan Noel saat pergi ke arah jalan masuk, tapi pintunya terbuka sebelum aku bisa menjangkau tanganku lalu disambut oleh Erina.

"Selamat datang di rumah, Sirius-sama"

"Aku pulang, Erina"

Membungkuk anggun, dia memeriksa ku untuk memastikan ada atau tidaknya cedera.

Ah, ini buruk. Aku lupa bahwa pakaianku robek selama bertarung dengan Lior. Namun Noel tidak menunjukkannya, mungkin dia telah terbiasa untuk setiap perilaku anehku.

Mata Erina meruncing sambil mencengkeram erat bahuku, membuat butiran keringat dingin keluar.

"Sobek dimana-mana! Apakah ada luka?!"

"Ti-Tidak. Hanya pakaianku saja yang compang-camping tapi aku tidak apa-apa"

"Benarkah? Aku akan memastikannya ketika kau berganti pakaian"

"Tidak, aku bilang tidak apa-apa, sungguh"

"Aku-akan-memastikannya-!!"

"....Iya"

Meskipun dia seperti seorang ibu untukku, diawasi saat mengganti pakaian masihlah memalukan. Agak sulit untuk ditolak karena kekhawatirannya benar-benar tulus.

Pada akhirnya, hanya ada pilihan dengan patuh melepas apa yang dikenakan. Di tengah jalan, aku bergumam saat melirik otot-ototku, 'Ini berubah jadi bagus'.

Seusai berganti pakaian, Erina menegaskan tidak adanya cedera sekaligus menyampaikan bahwa Dee sudah pergi dari gudang dan menunggu diruang tamu. Saat sampai disana, dia tampak sedang memegang wadah kayu.

"Selamat datang di rumah, Sirius-sama"

"Aku pulang, Dee. Aku dengar kau memiliki sesuatu untuk di beritahukan padaku, tentang apa itu?"

"Ah ya, silahkan lihat ini"

"....Oh, kau bisa membuatnya, ya?"

Apa yang Dee tunjukkan adalah sebuah wadah terisi air sampai penuh dengan benda putih tenggelam di dalamnya.

Aku hanya mencicipi sedikit untuk menilainya, namun tidak salah lagi.

"....Bagaimana?"

"Bagus, Ini sempurna. Sesuai dugaan"

"Untunglah...."

Hal yang Dee siapkan adalah tofu*. Ada kacang yang mirip dengan kacang kedelai di dunia ini dan saat di periksa, aku mengetahui bahwa itu hampir sama dengan yang ada di duniaku sebelumnya.
['Tahu'. Kotak, putih, lembek dan setelah dimasak jadi makanan yang enak dengan sambal XD ]

Kacang ini sendiri mempunyai nama yang terlalu panjang. Tapi, karena aku hanya menyingkatnya sebagai 'Kedelai', itu berubah seperti aturan resmi. Kini, para penghuni rumah juga menyebutnya begitu.

Dee memprosesnya berulang-ulang di gudang, mencoba untuk membuat berbagai hal dari bahan utama kacang ini.

Dengan menuruti saran-saranku, salah satu hasilnya adalah tofu.

Tofu dibuat dengan merendam biji kacang dalam air untuk waktu yang lama, merebus dengan cara tertentu dan mencampurkannya. Dengan kata lain, ini pekerjaan sederhana namun merepotkan. Meskipun aku seseorang yang memperoleh bahan-bahannya dan memberi pengetahuan, aku masih merasa kasihan untuk mempercayakan sebagian besar pembuatannya kepada Dee.

"Maaf Dee, aku selalu membuatmu melakukan hal-hal yang menyusahkan"

"Sama sekali tidak. Mempelajari ini sungguh menyenangkan. Aku menikmatinya"

"....Benarkah? Kalau begitu, aku takkan sungkan di waktu berikutnya"

"Serahkan padaku"

"Apa ini yang namanya tofu? Uuu~ sangat lembut~"

Noel, yang selesai menyeka jendela, datang dan memberikan kesannya sambil menyodok tofu. Dia mungkin seseorang yang tidak akan berpikir bahwa kacang bertekstur keras bisa menjadi selembek ini. Aku hanya tahu bagaimana membuat sesuatu seperti tofu karena memasak adalah salah satu hobi dalam hidupku sebelumnya.

Sementara berkeliling dunia untuk berperang, aku terus dipaksa memakan rangsum* karena kekurangan pangan. Terkadang, bahkan harus mencari sendiri sesuatu yang dapat dicerna sampai akhirnya menjadi mampu menelan apapun tanpa peduli baik buruknya, selama tidak beracun. Namun, semua keadaan itu hanya membuat keinginan untuk mengkonsumsi sesuatu yang layak semakin meninggi.
[Jatah makanan. Biasanya yg berjenis instan/ada juga yg langsung bisa dimakan]

Akupun mulai memasak, mempelajari berbagai bahan masakan, bumbu hingga resep yang sulit. Dan tanpa menyadarinya, sudah menjadi hobi.

"Aku ingin tahu bagaimana rasanya?"

"Yah....tidak begitu lezat"

"Hah? Sirius-sama, ini selesai, kan?"

"Memang. Hanya saja, tofu lebih sering dikombinasikan dengan berbagai hal lain daripada disajikan sendirian. Tekstur makanan ini cukup unik tapi itu termasuk bagian penting suatu hidangan"

"Heeeh, jadi memasak bukan hanya tentang membuat sesuatu yang lezat, ya? Itu sebenarnya cukup mendalam"

"Namun, ini melegakan. Aku sudah merencanakan untuk membuat sesuatu hari ini"

"Hah?! Apa maksudmu, Sirius-sama?!"

"....Sebuah hidangan baru, ya"

"Tadi aku pergi ke laut dan berhasil mendapatkan ini"

Ketegangan antara keduanya naik tepat ketika mendengar tentang hidangan baru. Itu karena aku membiarkan mereka merasakannya setiap kali aku mengembangkan makanan yang bukan dari dunia ini. Meskipun ada yang sesuai dan tidak sesuai selera, kebanyakan hal yang aku buat dilahap habis, lalu diiringi kekenyangan sambil memegangi perut.

Ngomong-ngomong, favorit Noel adalah mayones dan puding, Dee adalah tempura dan ayam goreng. Sedangkan Erina adalah roti bakar Perancis, itu seperti pengingat waktu disaat dia makan setelah aku menyelamatkannya. Agak memalukan, namun berharga.

Walaupun keduanya bersuka cita bersama, ekspresi mereka mengeras segera setelah melihat hal yang aku bawa. Mungkinkah mendadak mengambil rumput laut kering merupakan hal yang aneh?.

"Benda hitam apa itu? Entah kenapa, menebarkan perasaan yang buruk"

"Ini sejenis rumput yang tumbuh di laut. Kombu*"
[Kombu....ya rumput Laut. Penyebutan dalam jepang]

Sebelum menyeberangi benua, aku menemukan ini di pantai dan meninggalkannya disana agar mengering, lalu mengambil itu dalam perjalanan kembali.

Menurutku rasanya sudah bagus karena dikeringkan selama sekitar setengah hari.

"....Kau ingin kita memakan itu?"

"Nah, ini tidak begitu buruk. Lagipula, aku sekarang akan menggunakannya untuk membuat semacam sup daripada memakannya langsung"

Meskipun aku langsung pergi ke dapur untuk mencoba memasak, Erina mencegatku di tengah jalan dan mulai mempersiapkan teh.

"Sirius-sama, tidakkah kau harus beristirahat terlebih dahulu karena baru saja kembali?"

"Hmm, begitukah?"

"Kalian juga harus beristirahat. Sirius-sama, aku ingin meminta untuk alasan di balik pakaianmu yang robek"

Senyumnya diiringi suasana yang sangat intens. Aku ingin dia berhenti membuat wajah itu karena, terus terang, menakutkan.

Jadi, aku dengan mudah menjelaskan pertemuanku dengan Lior.

"Ehhh! Kau bertemu si Goutsurugi?!"

"Apakah itu mengejutkan?"

Kekuatannya memang hebat, hanya saja sulit disadari karena dia mempunyai penampilan luar seperti orang tua pensiunan.

"Tidak, aku tidak pernah bertemu tapi aku dapat mengatakan dengan pasti bahwa dia menakjubkan~. Sampai-sampai ia bahkan tampil sebagai pahlawan dalam banyak buku"

"Dia juga disebut legenda hidup"

"Aku pernah mendengar ini juga. Dia menyerbu wilayah musuh sendirian dan membuat mereka menyerah hanya dalam satu hari. Dia tampaknya memiliki berbagai momen heroik yang tak terhitung banyaknya"

"Mungkinkah kau menantangnya---seakan-akan~, tidak mungkin itu benar, ya kan~?"

"Aku mengerti semua ini dengan baik. Dia benar-benar kuat. Jujur saja, tadi itu merupakan kemenangan yang nyaris"

"....Ha....Hahaha. Meskipun kedengarannya seperti lelucon, aku percaya jika itu Sirius-sama"

Sungguh, kalau mereka terkejut oleh setiap tindakanku, ini tidak akan ada akhirnya. Meskipun itu berlaku untuk Noel, Erina hanya mengangguk dengan ekspresi setuju.

"Jadi pakaianmu robek karena bertarung melawan Goutsurugi. Hanya saja, Sirius-sama, jangan berlebihan"

"Tapi aku tidak akan menjadi lebih kuat tanpa berlebihan"

"Meskipun aku mampu mengabaikan hal itu sampai beberapa derajat, aku akan mengatakan ini lagi dan lagi. Jangan pernah berlebihan"

"Aku mengerti...."

Walaupun ucapannya agak mengganggu, itu adalah perasaan murni. Mungkin dia tidak akan mundur bahkan jika aku mengeluh, sehingga hal terbaik untuk dilakukan adalah mengangguk dengan patuh. Erina yang mengabaikan perilakuku memang lebih baik karena aku tidak dapat membiarkan dia sering khawatir. Aku harus menemukan cara untuk mengkonfirmasikan keselamatanku.

"Tetapi, itu adalah cerita yang luar biasa untuk bertemu seseorang seperti Goutsurugi yang legendaris dan elf langka dalam kurun waktu singkat~"

"Aku hanya bertemu mereka secara tidak sengaja."

"Siapapun ingin bertemu dengan mereka juga. Kesampingkan Goutsurugi-san, aku mendengar bahwa Elf merupakan ras yang penuh orang-orang tampan dan cantik. Sirius-sama, dia adalah seorang perempuan cantik, kan~? Mungkinkah kau telah jatuh cinta~?"

"Tidak boleh begitu. Bahkan kalau dia elf yang dilimpahi penampilan sempurna, aku harus menemuinya dengan benar, aku tidak akan mengizinkan jika dia tidak cocok"

Ya ampun, tatapan Erina berubah seperti seorang ibu mertua. Nah, aku memang tidak bisa membayangkan ketika Fia menjadi istri lalu dimarahi olehnya karena melewatkan satu bagian ketika bersih-bersih. Lagipula, pihak lain lah orang yang jatuh cinta....aku tidak bisa mengatakannya. Meskipun ciuman itu hanya bentuk rasa syukur, Erina pasti akan geram kalau mengetahuinya.

"Dia mengatakan bahwa mereka tidak dapat bertemu setidaknya satu dekade, kan? Kemudian lupakan elf itu dulu, acara hari ini lebih penting~"

"Benar juga, kalau begitu tolong berhati-hati"

"Mengerti. Aku kira sudah waktunya untuk pergi memasak. Dee, bawakan aku dua potong tofu dari gudang. Aku akan menggunakannya untuk memasak"

"Baiklah"

Sekarang, aku akan mencoba untuk membuat Yosenabe*.
[Tahu sup nabe? Suatu sup yang memiliki berbagai isian. Daging dan sayuran. Sedangkan Yosenabe adalah salah satu jenisnya. Wiki]

Dunia ini tidak memiliki banyak bumbu maupun bagian yang cocok untuk sup sayuran dan daging. Ketika menemukan laut, aku mengingat keberadaan kombu. Menemukan sesuatu dengan bentuk dan rasa yang serupa, memeriksa apakah beracun dan ternyata tidak, jadi aku memasaknya sebagai percobaan.

Pertama aku menggunakan serbet kering, dan menggunakannya untuk menyeka kotoran di permukaan alat memasak sihir. Menaruh panci berisi air di atas api sedang dan mencelupkan rumput laut sambil terus mengaduknya hingga mendidih.

Setelah kuahnya jadi, aku memotong sayuran sekaligus daging yang Dee siapkan menjadi ukuran sedang, lalu menempatkan seluruh bahan untuk direbus kedalam sup bersama-sama. Aku mengatur rasanya dengan garam dan gula karena tidak ada kecap. Setelah membiarkannya mendidih agak lebih lama, cita rasa semua isi dari panci mulai bocor keluar. Yosenabe sekarang telah selesai!

"Meskipun metode memasaknya mudah, Ini terlihat lezat. Namun, aku tidak tahu cara membaginya"

"Ini adalah hidangan yang tidak perlu dibagi....bukan, setiap orang harus makan dari piring yang sama. Aku akan menjelaskan ketika semua anggota berkumpul jadi ayo kita bersiap untuk makan malam"

Aku mempersiapkan sebuah meja kecil sedangkan Dee mencatat sesuatu di sampingku, mungkin resep atau yang berhubungan dengan masakan. Semua penghuni rumah kini melingkari panci.

Ngomong-ngomong, karena tidak ada kompor gas, aku juga memindahkan alat sihir api dan mengatur panasnya sampai ke yang paling lemah. Erina dan Noel memiringkan kepala mereka melihat sosok Nabe yang selesai*.
[Nabe disajikan langsung pada panci diatas sebuah kompor gas kecil di meja makan]

"Ini Nabe? Hmmm....kemana rumput hitam itu pergi? "

"Ini berisi tofu dari sebelumnya juga, bukan? Apakah ada sopan santun khusus untuk memakannya?"

"Aku sudah menambahkan beberapa rumput laut dan menenggelamkannya di bagian bawah, rasanya mungkin sesuai denganmu, Noel. Dan tidak ada sopan santun tertentu untuk dilakukan. Kalian dapat mengambil apapun selama menggunakan sendok untuk meraup sup ke dalam piring kecil, menikmati langsung dari pancinya untuk menjaga rasa"

"Langsung? Itu...."

Erina membuat wajah pahit. Dia mungkin berpikir bahwa itu kasar untuk petugas dan pelayan makan dari panci yang sama dengan masternya. Namun, itu tidak masalah bagiku.

"Nabe adalah masakan yang menghangatkan baik tubuh dan pikiran, ini dimakan di kalangan keluarga bahagia. Merupakan hidangan pas bagi kita, tidakkah kalian setuju?"

Aku menyeringai saat mengambil beberapa sayuran langsung dari panci dan mengunyahnya. Hmm, meskipun rasanya masih polos dan tidak memuaskan jika dibandingkan dengan kehidupanku sebelumnya, ini masihlah hidangan lezat.

"Keluarga....Kalangan keluarga bahagia, ya? Jika itu untuk keluarga, kemudian apa boleh buat"

"Benar sekali~, sesuai dengan yang Sirius-sama katakan, hidangan ini adalah untuk kita. Kalau begitu, tanpa menunda lagi....PANASS!!!"

Disamping menyiapkan sendok, aku juga menyediakan sumpit untuk berjaga-jaga. Lagipula setelah aku mulai menggunakan sumpit beberapa waktu lalu, semua penguni rumah melakukan hal yang sama. Erina dan Dee segera terbiasa, namun Noel masih kekurangan pengalaman dan dengan mudah kehilangan cengkeramannya. Ketika dia mencoba meraup isi Nabe, itu jatuh ke dalam sup panas di piringnya sendiri dan menciptakan percikan, mengenai kulit dan wajahnya.

"Kau hanya belum terbiasa, aku akan menyendoki itu untukmu"

"Uuu, terima kasih Dee"

Melihat ini, Dee langsung bertindak. Kalian, bergegaslah dan mulai berkencan! Aku akan memberkati kalian dengan segala yang kumiliki.

"Campuran sup dan tofu sangat bagus. Aku mungkin akan makan banyak"

"Tofu ini juga baik untuk tubuh dan memiliki efek diet"

"Benarkah?! Dee, tambah tofu, tolong~!"

"Mengerti"

"Pelan-pelan, pancinya tidak akan lari. Itu masih panas jadi makanlah dengan perlahan"

"Tentu saja. Tapi, takkan masalah setelah membiarkannya mendingin....PANAASS!!!"

Noel memiliki lidah yang sangat sensitif terhadap rasa panas karena dia berasal dari salah satu ras kucing. Selain itu, meniup saja tidak cukup, tofu memang akan dingin namun hanya dipermukaan, bagian dalamnya masih membara. Gadis ini tidak pernah melenceng jauh dari harapanku.

Setelah menyelesaikan makan yang memuaskan, aku membantu Dee dan Noel dengan pelatihan mereka.

Menyebutnya pelatihan kurang cocok karena itu hanya membantu Dee dalam membuat resep baru untuk hidangan dan Noel dalam praktek sihir. Aku hanya memberi mereka saran tapi tampaknya sudah cukup. Meskipun lebih mudah dan lebih baik untuk tidak bekerja secara keterlaluan, itu masih membuatku merasa agak kesepian sebagai bekas seorang guru. Menasihati keduanya, bukan berarti mereka adalah siswa-siswaku.

Aku pikir cerita Lior pagi ini sangat menyedihkan, namun berkat itu hatiku mulai berdenyut dari mengingat diri lamaku.

Aah....aku ingin mendapatkan seorang siswa juga.

Aku kembali ke kamar untuk tidur sementara menyembunyikan perasaan-perasaan kabur.

Meskipun cemas, rasa kantuk menghantam dengan mudah akibat dari serius dan kewalahan melawan Lior.

Setelahnya, pekerjaan sehari-hariku menjadi seperti ini.

Pelatihan fisik dan sihir.

Mempelajari pengetahuan dunia ini.

Menjelajahi benua lain.

Mengumpulkan uang untuk masuk ke sekolah.

Dan, yang baru ditambahkan, pertarungan palsu dengan Lior.

Setiap hari berlalu begitu saja seiring diriku yang terus tumbuh dengan baik.

Kemudian, satu tahun pun berlalu.

Sebuah hari yang penting tentang pertemuan mendekat tidak jauh dari sekarang.

☆☆☆Chapter 11 berakhir disini☆☆☆

Ke Halaman utama World Teacher
Ke Chapter selanjutnya


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kusoge Online (BETA) Bahasa Indonesia

Short Story: [Katanya Kalau Perjaka Sampai Umur 30 Kamu Bisa Jadi Penyihir!]