World Teacher chap 7 B. Indonesia

Chapter 7 Pemecah Akal Sehat
Diterjemahkan oleh I-Fun Novel




Bagian 1

Hari berikutnya, Erina telah sepenuhnya pulih.

Sejak pagi, aku sudah duduk di halaman untuk berpikir.

Hanya untuk berjaga-jaga, Erina masih beristirahat, sedangkan Noel dan Dee sibuk dengan pekerjaan rumah tangga sehingga tak ada seorang pun di sekitar. Aku memanfaatkan momen yang jarang terjadi ini untuk merenung.

Yah, aku tahu bahwa akal sehat disini patut dipertanyakan. Tapi, tanpa sadar aku telah mencampurnya dengan akal sehat dari duniaku sebelumnya.

Di sisi satu, tak ada sihir dalam duniaku dulu. Sehingga ilmu pengetahuan berkembang pesat.

Di sisi lain, keberadaan sihir sudah terbukti di dunia ini. Sehingga ilmu pengetahuan sedikit tak terurus dan dapat dianggap primitif.

Wajar saja untuk timbulnya perbedaan. Namun, dibutuhkan waktu tiga tahun untuk menyadari sesuatu sejelas ini. Sebelum aku mengetahuinya, diriku telah hanyut dalam kebiasaan bahwa sihir telah umum digunakan karena lebih nyaman. Kalau dipikir-pikir, betapa cerobohnya aku.

Di dunia ini, ada tiga macam metode untuk menyalakan api.

Pertama, menggunakan sihir beratribut api.

Kedua, menggunakan alat sihir.

Ketiga, menggunakan batu api.

Ada pengecualian dengan menggunakan monster yang mampu memancarkan api, namun metode standar adalah tiga yang disebutkan di atas. Hanya saja, pemanasan gesekan belum diketahui, bahkan Dee yang pernah menjadi petualang baru kali ini melihatnya

Dengan kata lain, pengetahuan semacam ini belum meresap di masyarakat. Walaupun orang-orang mungkin sadar bahwa menggosok tangan mereka bisa menimbulkan panas, tak ada yang mencoba mempelajarinya. Mungkin karena pengetahuan umum telah sangat mengakar di kehidupan setiap orang, menghapus kebutuhan mencari cara lain untuk membuat api. Nah, pemahamanku terhambat karena sudah terbiasa dengan hal-hal dari dunia modern, tapi bukan hal tentang api yang menarik minatku.

Ada fakta bahwa sihir sedang tertahan karena akal sehat sebelum reinkarnasi sudah terpatri jelas di kepalaku.

Aku membuka {Buku Panduan Sihir Tingkat Menengah} yang tergeletak di samping.

Ini adalah buku yang dibeli kemarin saat keduanya berbelanja. Aku membacanya dan menemukan beberapa hal.

Aku akan mencoba hal-hal disana satu persatu.

Pertama, mantra.

Di buku tingkat dasar, cara terbaik melepaskan sihir adalah dengan memendekkan mantranya, sedangkan di buku tingkat menengah, yang terbaik adalah 'Tanpa Mantra'. Merupakan teknik melepas sihir dengan mengatakan nama mantranya saja. Namun lebih menuntut banyak usaha dan bakat dalam mempelajari ini.

{Impact} yang aku lepaskan pada goblin juga sama. Saat frustasi pada panjangnya mantra, aku berhenti di tengah jalan tapi masih berhasil mengeluarkan sihir.

Mantra kemudian menambahkan kata kunci, {Impact}.

Setelah mengaktifkan Mana dalam tubuh, mempadatkan, lalu menghempaskan itu keluar....Itulah proses-prosesnya.

Waktu itu aku tidak mengikuti petunjuk di buku, tapi masih bisa mengeluarkan sihir. Sepertinya itu bisa diselesaikan dengan diskusi tentang pemendekan mantra.

Aku bukannya memendekkan mantra, melainkan mengabaikan bagian pentingnya.

Aku menduga bahwa ada sesuatu yang terlewati.

Ayo kita pikirkan ini. Saat akan melemparkan bola Mana, aku membayangkan diriku sedang bersiap menembakkan Peluncur Granat lengkap dengan amunisi. Tanpa sengaja aku telah mencampurkan sihir dengan senjata yang sudah biasa ku genggam.

Hasilnya : tembakan yang keluar jauh lebih kuat dari biasanya dan menerbangkan goblin. Meskipun {impact} sebelumnya hanya mampu memberi getaran kecil pada pohon.

Intinya, yang penting bukanlah mantra....tapi imajinasi.

Pertama kali menggunakan sihir cahaya, aku membayangkan sesuatu seperti bola lampu yang bergerak.

Dalam masyarakat, kesan kalau {Impact} lemah timbul karena pemikiran 'Sihir dari Tanpa Warna'.

Aku mungkin mulai bisa menggunakan semua sihir ini sejak Noel memberi contoh, dan adegan itu terjebak dikepalaku. Lalu, bagaimana jika melakukannya tanpa memikirkan contoh? Baiklah, aku akan mencoba.

Karena ini merupakan sebuah eksperimen, aku takkan menggunakan mantra apapun.

Apa yang aku bayangkan adalah meriam kuno. Aku sedang mengisinya dengan mesiu, yang kalau dikenyataan diriku dalam proses bersiap dengan bola Mana.

Aku memejamkan mata dan berkonsentrasi. Mengumpulkan Mana yang mengalir dalam tubuh lalu mengubahnya menjadi bentuk bola di tanganku. Sambil menunjuk ke arah target, aku mengimajinasikan peluru yang telah masuk ke laras sebuah pistol. Jariku pun menarik pelatuknya.

Dalam sekejap, ada perasaan kehilangan Mana bersamaan dengan suara (BANG!!!) dan pohon yang patah. Ketika aku membuka mata, target gantung telah rusak menjadi potongan-potongan kecil dan tersebar di tanah.

Aku tercengang pada kekuatannya yang tak terduga, tapi ini membuktikan kalau hipotesis-ku benar.

Citra mental* mampu mengubah sihir.
[Maksudnya imajinasi]

Selain itu, aku bahkan tidak mengucapkan satu pun kata mantra, dan Mana yang dihabiskan juga tidak terlalu berbeda. Sungguh revolusioner. Namun aku masih ingin meneliti hal-hal ini.

Berikutnya, aku akan membayangkan senapan otomatis. Sebuah Handgun.

Kenapa pistol ini yang dipilih? Karena proyektil-nya cocok untuk target berjarak pendek hingga menengah, stabil dengan sedikit recoil*, dan sesuai bagi tangan seorang pemula, membuatnya mudah digunakan dibanding senjata api lainnya. Lebih gampangnya lagi, aku telah sangat sering menggunakan pistol ini sampai-sampai hafal seluruh komponennya.
[Dorongan ketika kau menembakkan suatu pistol, dsb]

Favoritku memang Magnum, tapi setelah mempertimbangkan kekuatannya, aku menciptakan bentuk imajiner dari pistol yang lebih umum. Hal rumit sekaligus penting sekarang adalah untuk membuat peluru meruncing agar bisa melesat lurus, dan silinder dari laras pistol yang menyebabkan pelurunya untuk berputar. Kali ini aku fokus pada target, yang adalah pohon tanpa menutup mata. Mengangkat ibu jari dan meneganggkan telunjuk seakan tanganku sendiri adalah senjata api.

Memusatkan Mana, menyiapkan peluru, memuat ke dalam senapan, laras bagus. Baiklah, tembak!!

Suatu bunyi muncul, pohon itu bergetar sebentar dan menyisakan lubang seukuran ibu jari.

Aku terus secara bertahap meningkatkan jarak ke target, dan menegaskan hampir tak ada perbedaan antara sihir dengan senapan yang asli. Selain itu, tak menimbulkan suara dan nyaris tanpa recoil. Presisi-nya bahkan lebih baik dari pistol sungguhan. Pemakaiannya begitu bagus hingga aku berpikir, 'Ini terlalu hebat, kan?'.

Dengan begitu, aku terbawa dan menguji berbagai bentuk senjata api, tapi kira-kira hanya setengah yang berhasil sampai proses menembak. Sisanya macet, adalah senapan yang aku jarang gunakan di hidupku dulu. Karena alasan itulah aku tidak terlalu dapat meng-imajinasi-kannya dan malah berakhir dalam kegagalan. Jika aku mengetahui dengan betul benda aslinya, maka aku akan mampu membayangkan lebih jelas dan sihir ini mungkin bisa aktif.

Aku terus menembak sambil membentuk hipotesis, dan baru berhenti setelah mencapai 20 tembakan karena kehabisan Mana.

Tubuhku mulai terasa berat. Percobaan selanjutnya adalah Meditasi. Ini bukan sihir tapi tindakan memulihkan Mana dengan cepat.

Biasanya, Mana akan terisi kembali seiring berjalannya waktu.

Ini merupakan siklus alami ketika seseorang menyerap Mana dari sekeliling lalu menyesuaikannya dengan atribut milik sendiri.

Dan meditasi memungkinkan seseorang melakukannya dengan sengaja untuk memendekkan durasi siklus itu.

Yang perlu kau perbuat hanya bersantai, merasakan Mana dengan seluruh tubuh, dan menyerapnya. Proses ini terlalu sulit bagi pemula, oleh sebab itu baru disebutkan dalam buku Tingkat Menengah. Kata 'Meditasi' mengingatkanku pada zazen, tapi mungkin berhasil selama diriku rileks, jadi aku berbaring di rerumputan dalam bentuk kanji 大.

Sambil memejamkan mata, aku mencari Mana, dan....menyerap....menyerap....tunggu, bagaimana cara melakukannya?.

Bukankah ini hal yang tidak pernah ada dalam hidupku sebelumnya? Yah, itu berarti mungkin tanganku harus melambai-lambai kesekitar. Pada awalnya Mana adalah sesuatu yang tak terlihat namun dapat dirasakan ketika menggunakan sihir. Dengan kata lain, aku harus merasakan sensasi yang mirip dengan energi di udara?.

Indraku mulai fokus terhadap lingkungan dan mencoba mencari Mana.

....Mana....

........Mana....

............Mana....

................Mana....

.....................................

..........................................!!

"?!"

Aku tidak sengaja melompat.

Meskipun sempat tertidur di tengah-tengah, tapi sensasi barusan pastinya Mana.

Aku memejamkan mata sekali lagi dan mulai bermeditasi takut lupa akan perasaan itu, tapi kali ini aku secara misterius dapat merasakannya dengan mudah. Seakan sebuah saklar yang ditekan, seperti jika segel telah terlepas dan diriku bebas.

Aku mengenalinya. Mana meluap di seluruh udara, bagai kabut yang dengan lembut membelai tubuhku.

Apa ini yang mereka sebut 'Merasakan Mana'? Karena tidak ada yang dapat menjawabku sekarang, aku akan pergi ke langkah berikutnya.

Tertulis di buku, selanjutnya adalah 'Menyerap Mana', tapi aku sangat tidak mengerti. Ini tidak seperti mengambil napas dalam-dalam akan bekerja, jadi aku sekali lagi mengalami hambatan. Sementara mengerang, berbagai cara telah kucoba, namun masih nihil.

Ummm, ayolah....Bukankah orang-orang di dunia ini memiliki indera yang memungkinkan mereka melakukan itu? Jika ada, maka aku memilikinya juga, kan?....tapi, haahhh, bahkan kalau berhasil, aku masih harus mengubah Mana agar sesuai dengan atributku---....tunggu, mengubah?

Aku belum pernah merasakan Mana sebelumnya, pantas saja aku baru menyadari itu sekarang. Namun, Mana di alam berbeda dari yang dalam diriku, kan? Kalau di ibaratkan, hutan berwarna merah karena dipenuhi pohon-pohon merah*.
[Mungkin maksudnya, orang memiliki atribut api karena Mana dalam dirinya berwarna Merah]

Aku sudah dekat dengan kekeringan Mana. Mungkin bukan menyerapnya secara langsung, tapi bagaimana kalau mengubah Mana terlebih dahulu agar sesuai dengan atributku?

Aku berbaring kembali, mencoba membuat keadaan damai dan pikiran jernih....

"Sirius-sama!? Ada apa?!"

Saat hendak mencapai tahap itu, Noel berteriak padaku. Nah, bisa di perkirakan dia terkejut melihat diriku yang tergeletak di halaman.

Untuk menandakan situasi yang aman, tanganku melambai padanya. Namun, dia tetap bergegas kesini dengan wajah khawatir.

"Apa kau baik baik saja?! Seperti yang aku pikir, ada efek setelah insiden kemarin, ya kan?!"

"Tenanglah. Aku hanya bermeditasi, lihat, di sini"

Untuk Noel---yang tidak akan tenang jika dibiarkan saja---aku menunjuk ke kertas di mana 'meditasi' tertulis di buku. Noel mulai membacanya dengan tampilan bertanya-tanya, lalu beralih ke senyum canggung setelah itu.

"Hmm....Sirius-sama? Ini adalah tingkat menengah, kan? Apakah kau sungguh dapat....melakukannya?"

"Aku memang berhasil merasakan Mana. Tapi masih belum mampu menyerapnya. Aku berada di jalan buntu sekarang"

"Tidak tidak! Itu tetaplah luar biasa!! Wajarnya, seseorang harus mempelajari teknik ini bertahun-tahun dari guru yang sudah ahli sebelum benar-benar bisa menguasainya. Sedangkan kau dengan cepat mampu mencapai tingkat itu melalui belajar sendiri!!"

"Belajar sendiri....tapi kaulah yang mengajariku, Noel"

"Jangan konyol! Aku hanya pemula yang bisa sihir tingkat dasar dan menunjukkan beberapa padamu. Itu tidak berarti aku telah mengajarkanmu sesuatu"

"Sama saja, kan? Aku bisa seperti ini karena kau menunjukkan sihirmu. Bagaimana denganmu, Noel? Siapa yang mengajarimu sihir?"

"Ahh, dulu ada seorang yang datang ke kampung halamanku dan memberi pengetahuan tentang sihir. Aku diajarkan olehnya. Kau mungkin tidak akan mengira, tapi aku merupakan orang paling berbakat di desa, dan bahkan didorong untuk bersekolah"

"Sekolah? Jadi ada sekolah yang mengajarkan sihir...."

"Ada. Namun, biaya pendaftarannya sangat mahal. Desaku miskin, jadi aku menyerah dengan ide pergi ke sekolah. Pada akhirnya, berbekal kemampuan sihir tingkat dasar, aku merantau dan menjadi pekerja migran"

Aku pikir dia merindukan kampung halamannya. Noel menyempitkan mata sambil memandang ke kejauhan.

"Maaf. Aku kurang peka"

"Jangan khawatir, aku hanya merasa sedikit nostalgia. Selain itu, aku bahagia sekarang. Aria-sama, Erina-san, Dee-san, dan Sirius-sama. Sangat menyenangkan untuk bisa berjumpa dengan kalian semua"

Aku menyaksikan senyuman kecil nan tulus dari gadis ini.

Apapun itu, aku berhutang budi padanya. Aku sungguh ingin dia lebih bahagia.

"Namun, kau seratus tahun terlalu dini untuk khawatir pada onee-chan. Tidak peduli seberapa banyak pengetahuanmu, pada akhirnya kau masihlah anak-anak"

Itu memang benar, tapi terdengar tidak meyakinkan ketika datang darinya yang terbiasa berperilaku konyol.

Menurutku, dia lebih seperti adik kecil yang masih membutuhkan banyak perhatian. Sebagai rasa terima kasih untuk senyuman itu, aku akan membiarkannya menemaniku dalam bereksperimen.

"Aku akan mengingatnya....Ngomong-ngomong, Noel, apa jadwalmu kosong sekarang?"

"Ya, benar. Aku datang kesini untuk mencari Sirius-sama karena pekerjaanku sudah selesai"

"Kalau begitu, ikutlah dalam eksperimen ini, aku akan menunjukkan sesuatu yang menarik. Setelah Mana-ku pulih sepenuh....nya....?"

Dalam rangka untuk mencoba ide berikutnya, aku mempertimbangkan jumlah Mana yang diperlukan.

Kemudian, aku merasakan itu.

Mana milikku telah pulih?.

Ini baru beberapa menit sejak diriku kehabisan Mana, dan bahkan meditasi sesaat yang lalu bisa di samakan seperti aku tidak melakukan apapun. Biasanya perlu berjam-jam untuk pulih. Mungkinkah aku sudah tertidur sangat lama walaupun terasa hanya sekejap?.

"Apa ada yang salah?"

"Ah, tidak....hanya saja, Mana-ku telah pulih dan aku berpikir keras tentang itu"

"....Wow~. Bukankah ini sangat cepat?....Kalau aku, yang terbaik, membutuhkan setengah hari untuk pulih"

Kesampingkan itu untuk saat ini. Mana yang terisi kembali merupakan hal bagus.

Sekarang, beralih ke peningkatan sihir {String}. Tampaknya cukup membantu sebagai tali, tapi penggunaan praktisnya terlalu rendah. Mungkin jadi lebih baik ketika berlapis dan menjadi tebal, namun aku tahu bahan yang lebih kuat dan aman.

Apa yang aku pikirkan adalah sesuatu yang disebut 'benang kevlar', dianggap sebagai benang terkuat di antara serat aramid. Ini digunakan dalam pembuatan rompi anti peluru. Meskipun memiliki ketebalan kurang dari satu milimeter, namun daya tahannya mampu menahan beban 60 kg*. Itu bahan ilmiah yang sangat baik.
[Ini benar, benang ini lebih kuat dari baja]

Kalau aku dapat membuat tali berlapis-lapis, aku bisa menciptakan satu tali yang benar-benar kuat.

Akan bagus untuk menjadikannya rantai atau kawat, tapi aku memprioritaskan sebagai tali karena lebih mudah di imajinasikan.

"Aku akan menggunakan sihir {String}, sehingga bisakah kau menariknya untukku?"

"Bukankah itu bisa putus kalau aku melakukannya?"

"Tidak apa-apa. Yang ini sedikit unik, sehingga tidak akan mudah putus"

Noel menatap wajahku dengan tidak yakin ketika diriku mengeluarkan sihir {String}. Ini tak terlihat, tapi ketika aku mencoba untuk mendeteksinya, Mana dalam bentuk tali tebal tumbuh dari telapak tanganku.

"Baiklah, di sini"

"Haa....Heh?....Yang barusan, Sirius-sama tidak menggunakan mantra?"

Aku tidak mengucapkan kata kunci maupun mantra. Ayo kita abaikan kebingungan Noel.

Aku membiarkan dia memegang ujung yang memanjang dari telapak tanganku.

"Lupakan saja. Daripada itu, cepat dan tariklah. Aku tidak keberatan bahkan jika kau menariknya dengan segenap tenaga"

"Tapi itu akan putus---....Hmm, ini berbeda....Nah kemudian, aku akan melakukannya!"

Mungkin telah menyadari sesuatu pada sensasi tali yang dia rasakan di genggamannya, ekspresi Noel berubah. Dengan wajah serius, ia mulai menariknya. Di detik bersamaan aku juga melakukan itu dari arah berlawanan, tapi tali ini tidak meregang sedikitpun.

Umu, ini sukses. Aku tidak tahu apa penyebabnya karena terbuat dari Mana atau bukan, tali ini tidak berderit ataupun kusut, kekuatannya juga hampir sempurna. Namun, aku gagal memperhatikan satu hal.

"Uoo?!"

"Ah! Sirius-sama?!"

Aku lalu terseret oleh Noel karena kalah dalam hal kekuatan.

Yah, aku memang berlatih sepanjang waktu, tapi apa boleh buat. Tubuhku merupakan anak berusia tiga tahun.

Setelah itu, aku menggantung tali di sebuah pohon dan memanjatnya, menggunakan itu sebagai pengganti rantai ayunan. Kesimpulanku, sihir ini memiliki banyak kegunaan praktis. Dengan mengubah ketebalannya saja akan bisa digunakan dalam berbagai tujuan, membuat {String} menjadi serba guna.

Mungkin sebagai akibat dari terus-terusan melapisi tali, aku telah memakai banyak Mana. Walaupun tidak sampai kelelahan, ayo kita akhiri disini dan kembali.

"Sudah waktunya untuk makan siang, bukan?"

"Ya. Aku juga sudah lapar"

Tanganku digenggam oleh Noel dan kami kembali ke dalam rumah.

Dalam perjalanan, pertanyaan tertentu muncul di tengah-tengah percakapan kami

"Sirius-sama, apa yang ingin kau lakukan di masa depan?"

"Masa depan?"

"Noel ini sangat bangga pada Sirius-sama karena bisa menggunakan sihir menakjubkan semacam itu. Aku jadi ingin tahu apa yang akan kau lakukan ketika sudah besar nanti"

"Kau benar, aku juga masih bertanya-tanya...."

"Hahahaha, sepertinya aku yang tidak sabaran. Tolong lupakan itu"

Selama tiga tahun hidup baruku, pertanyaan itu memang beberapa kali terlintas.

Keberadaanku sebelumnya penuh dengan pertumpahan darah, tapi aku mati bersamaan dengan kepuasan karena bisa mencapai misi. Itu sebabnya hampir tak ada penyesalan yang timbul. Hanya saja, aku mengingat sesuatu setelah mendengar pembicaraan tentang sekolah dari Noel.

Aku mempunyai lima siswa.

Meskipun kenangan tentang nama mereka menghilang, aku masih mengingatnya dengan jelas.

Diriku yang mengambil lima anak. Laki-laki dan perempuan, merawat sambil mendidik mereka.

Bagiku yang tanpa orang tua ataupun istri, anak-anak itu bagaikan keluarga. Sebagai guru....sekaligus ayah angkat, satu-satunya penyesalanku mungkin adalah tak bisa mengawasi pertumbuhan mereka.

Bukan hanya untuk menjadi kuat....di kesempatan baru ini, aku akan menebusnya.

....Iya, aku sudah menemukan tujuanku di masa depan.

☆☆☆☆

Bagian 2

Makan siang pun usai, aku mulai berbicara dengan semua orang di ruang tamu.

"Aku akan bersekolah"

Pada sepenggal kalimat itu, ketiganya memandang satu sama lain dengan wajah bingung.

Terutama Noel yang memucat seakan-akan dia telah melakukan sesuatu yang mengerikan.

"Apakah....itu mungkin karena apa yang aku katakan sebelumnya? Ucapakanku telah mengubah masa depan Sirius-sama...."

"Bukan. Ini bukan kesalahanmu. Aku memutuskannya sendiri setelah berpikir panjang"

"Tenanglah, Noel. Jadi, kenapa Sirius-sama ingin pergi ke sekolah? "

"Ini memang belum di rencanakan secara pasti, tapi aku ingin menjadi seorang guru"

Di dunia ini, kematian dianggap remeh.

Ada banyak negara yang belum bersatu, daerah-daerah sering berperang, konfrontasi atau perselisihan, ketidak-setaraan antar ras dan agama, juga monster berbahaya yang berkeliaran dimana-mana.

Namun, hal-hal diatas tidak lebih dari informasi yang aku temukan dalam buku.

....Demi alasan itu, aku ingin bersekolah dan belajar tentang masyarakat. Melakukan perjalanan untuk mengenal bagian-bagian dari dunia. Lalu menjadi seorang guru sambil mengajarkan setumpuk pengetahuan yang diriku peroleh.

"Pria dalam mimpiku mengajarkan berbagai hal untuk anak-anak. Meskipun aku memiliki waktu yang sulit ketika menjadi dirinya, rasanya sangat bermanfaat hingga aku ingin melakukannya sebagai diriku sendiri. Karena itulah, tujuan pertama adalah pergi ke sekolah demi memperluas pengetahuanku...."

"Tentu saja, jika itu yang terjadi, maka pendidikan di sekolah akan diperlukan. Namun, atribut Sirius-sama...."

Fakta bahwa diriku memiliki atribut tanpa warna mungkin menjadi masalah.

Aku dengan mudah bisa memperkirakan nantinya akan disebut 'Tidak kompeten' dan dipandang dengan mata penghinaan jika itu ketahuan.

Kening mereka mulai berkerut, tapi hanya Noel yang mengangguk dengan wajah serius.

"....Aku pikir itu akan baik-baik saja"

"Apa yang kau pikirkan, Noel? Kau harusnya menjadi orang yang paling mengerti penderitaan dari di asingkan"

Di asingkan....diskriminasi karena perbedaan ras. Walaupun begitu, Noel tersenyum riang sekarang. Aku bertanya-tanya seberapa banyak pengalaman menyakitkan yang menerpanya di masa lalu.

"Sebenarnya, Sirius-sama menunjukkan sihirnya tadi. Memang hanya satu, tapi begitu luar biasa seolah-olah diriku tidak akan mampu mencapainya. Selain itu, sihir lain juga ada, kan?"

Karena Noel memintaku dengan tegas, kepalaku mengangguk untuk saat ini. Aku dapat melakukan eksperimen setiap kali aku menginginkannya. Aku tetap diam tentang sihir pistol karena mereka mungkin akan takut.

"Dia juga telah memahami sebagian dari sihir tingkat menengah. Jujur saja, aku tidak bisa membayangkan seberapa banyak dia akan tumbuh dalam lima tahun ke depan. Bahkan kalau Sirius-sama tertindas, dia memiliki cukup kekuatan untuk membalas dan menundukkan serangan siapapun"

Benar. Bahkan jika diriku kalah, aku akan bangkit kembali sampai menang.

"Kata-kata ini telah keluar berkali-kali, tapi aku sangat yakin bahwa Sirius-sama pasti akan menjadi orang hebat di masa depan. Itu sebabnya, aku juga ingin melakukan semua yang bisa kulakukan untuk mendukungnya"

"....Haa....kau benar. Kita adalah petugas yang melayani Master-nya disini. Lagipula, ini pertama kalinya Sirius-sama menginginkan sesuatu, aku ingin mengabulkannya"

"Ya! Ayo kita lakukan yang terbaik!"

"Aku juga"

Aku serasa buruk karena telah membuat mereka mendukungku. Namun....baiklah, aku akan berperilaku seperti anak-anak pada umumnya dan bergantung pada ketiga orang ini.

Aku enggan pada awalnya untuk memberitahu tentang menjadi seorang guru, dan ternyata hanya kekhawatiran yang sia-sia, walaupun ini menimbulkan sedikit rasa malu.

Aku akan tumbuh untuk memenuhi harapan mereka.

"Terima kasih semuanya. Tapi jangan terlalu memaksakan diri, kita masih memiliki lima tahun tersisa"

"Kami bersyukur atas perhatian Sirius-sama. Pertama adalah biaya masuk. Aku akan membantu dengan menjual obat-obatan hasil racikan sendiri"

"Aku akan mengurus penjualan"

"Aku akan memeriksa hal-hal yang berhubungan dengan sekolah. Akan sangat disayangkan kalau bakat menakjubkan Sirius-sama menjadi sia-sia!"

Noel berkata dengan antusias, tapi dia tampak kesepian untuk sesaat.

Bisikannya pun terdengar, 'Meskipun aku telah benar-benar menyerah....'.

Oh, begitu ya....aku kira antusiasme Noel berasal dari masa lalunya yang tumpang tindih dengan situasiku. Mungkin dia meratap karena dulu tidak mampu pergi ke sekolah.

"Tampaknya kita akan lebih sibuk dari sekarang. Namun pertama-tama, Dee, berikan itu kepada Sirius-sama"

"Aku mengerti"

Dee meninggalkan ruang tamu, dan kembali dalam waktu singkat sambil membawa pedang di tangannya.

Dia menyerahkan itu dengan tatapan yang mengisyaratkan diriku untuk menghunusnya.

"Apa ini?"

"Pedang milikku ketika masih seorang petualang. Ini takkan pecah meskipun melawan goblin, jadi tolong diterima"

Bilah sepanjang 50 sentimeter terukir pola kecil, memiliki pegangan yang agak kasar, dan tanpa satu pun ornamen. Sedikit terlalu besar untuk digunakan anak berusia tiga tahun, tapi aku senang dengan penampilannya yang menekankan pada pemakaian.

Hanya saja, pedang ini bukan terbuat dari besi. Memang kuat dan solid, tetapi relatif ringan. Tampaknya tidak untuk digunakan oleh profesional, namun ini bukan sesuatu yang dapat kau temukan dengan mudah.

"Senjata ini terlihat bagus, namun apa sungguh baik-baik saja bagiku untuk menerimanya?"

"Jangan keberatan. Aku bukan lagi seorang petualang, lagipula pedang itu hanya kugunakan sebagai cadangan. Aku menemukannya di kedalaman suatu reruntuhan, tapi itu terlalu ringan, bahkan aku mengambilnya karena senjata ini memasuki pandanganku. Ada waktu ketika aku memeriksakannya ke toko senjata, hanya saja bahan pembuatannya tidak diketahui. Aku terus menyimpannya sebagai jimat keberuntungan, tetapi jika itu untuk Sirius-sama yang sekarang, aku pikir itu senjata yang tepat"

Ooohh!! Ini pertama kalinya Dee berbicara panjang lebar!.

Seperti katanya. Berpikir tentang pentingnya aspek visual, lebih baik menggunakannya untuk tujuan perlindungan diri.

Aku tidak cukup akrab dengan pedang, tapi aku masih akan bersyukur menerimanya.

"Silakan. Ini adalah sabuk untuk menggantung pedang"

"Terima kasih. Aku akan menggunakannya dengan hati-hati"

"Sirius-sama terlihat begitu keren. Dengan ini, sekarang petualang baru telah muncul"

Dee senang dengan kata-kata terima kasihku, membuat mulutnya sedikit melengkung dalam senyuman.

Penyesuaian dengan ukuran sabuk juga selesai....jika aku membekali ini, maka aku akan tampak selayaknya petualang sungguhan---....Mustahil!! Tidak mungkin untuk anak berusia tiga tahun dari sudut manapun kau melihatnya.

"Sirius-sama, kau sekarang memiliki senjata. Tapi tolong, jangan pernah melakukan sesuatu yang tidak masuk akal"

"Un, aku tahu. Apa yang aku lakukan kemarin karena didorong oleh keharusan. Namun, setelah menjadi kuat, aku berniat melawan goblin lagi"

"Yah, aku ingin Sirius-sama untuk menghindari pertempuran jika mungkin, hanya saja aku tahu pengalaman diperlukan. Namun, di waktu berikutnya, aku memintamu pergi bersama Dee"

Dia mungkin tersiksa dengan kecemasan, tapi Erina berusaha menahan emosinya. Aku pikir dia benar-benar orang seperti itu. Membawa Dee bersama, adalah hal yang bisa kulakukan untuknya, kan?

Tentunya, permasalah goblin bisa diatasi dalam sekejap dengan sihir pistol, namun aku ingin menghadapi mereka sendirian agar kemampuan semasa hidupku dulu kembali. Aku tidak akan mengulangi pertarungan memalukan seperti itu lagi, dimana bersimbah darah karena menyerang secara serampangan dan hanya mampu mengalahkan dua pada saat yang sama.

Kalau ini standar diriku sebelumnya, aku akan mengalahkan ketiganya dengan santai tanpa terkena tetesan darah sambil bersenandung riang.

Sihir tentu bagus, tapi aku tidak ingin terlalu bergantung, apalagi pada sihir pistol yang kuat. Jika benar-benar diperlukan, menghabisi musuh dari jarak jauh memang lebih aman, hanya saja masih ada risiko ketahuan lalu dikejar-kejar. Aku ingin mempersiapkan diri untuk segala kemungkinan.

Dan oleh sebab itu, aku akan melawan menggunakan jenis sihir lain dan Taijutsu*.
[Kenal Rock Lee? XD Singkatnya, sejenis seni beladiri]

Ini adalah bagaimana orang-orang disekeliling telah memahami rahasiaku yang lain. Dengan begitu, aku tidak perlu berhati-hati tentang perkembang diriku lagi.

Aku juga memperoleh kekuatan aneh yang disebut 'Sihir', sekaligus mencapai tingkatan baru.

Nah, kemudian, tiba waktunya untuk memulai pelatihan yang sesungguhnya.

☆☆☆Chapter 7 berakhir disini☆☆☆

Catatan penerjemah = Dengan ini, kunyatakan vol 1 World Teacher, selesai!! Woohooo~ ^_^ mulai ke arc baru

Ke Halaman utama World Teacher
Ke Chapter selanjutnya

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Short Story: [Katanya Kalau Perjaka Sampai Umur 30 Kamu Bisa Jadi Penyihir!]