108 Maidens chap 9 B. Indonesia

Chapter 9 THE FALLEN STAR AND THE INCOMPETENT LEADER STAR
Diterjemahkan oleh I-Fun Novel



Shu Jing tersenyum dan dengan lantang berteriak, ketika Silver Blade di tangannya menembakkan kekuatan angin es biru menuju Lin Yingmei.

Perwujudan angin berubah menjadi badai dahsyat yang menghancurkan segala sesuatunya di jalan, mengelilingi Yingmei dari semua sisi.

Namun, tidak peduli seberapa licik atau tidak terduganya serangan itu, Shu Jing masih tidak mampu melukainya.

Tombak terus berputar untuk melindungi dirinya seperti dinding tak tertembus, memantulkan kembali setiap satu dari badai tajam Shu Jing. Ini adalah pertama kalinya si tentara bertarung langsung melawan Ksatria Bintang.

Melihat tak ada serangan yang efektif, ia menghirup nafas dalam. Di hatinya dia berpikir bahwa Majestic Star Lin Chong memang mengesankan. Sesuatu yang bisa dilakukan, Shu Jing sudah melakukannya.

Saat ini, ia berada di kondisi paling prima-nya, namun itu masih belum cukup.

"Master, bagaimana keadaanmu?"

Tanya Lin Yingmei, prihatin.

"Yingmei, apa kau lapar atau sesuatu? Masukan lebih kekuatan ke dalamnya!"

Shu Jing sangat senang. Semua sel dalam tubuhnya sedang di segarkan karena pertempuran yang intens. Simbol Bintang di dahinya bersinar semakin terang, mencerminkan suasana hati pria ini.

"Pelayanmu ini mengerti!!"

Tombak Lin Yingmei sekali lagi menyerbu ke depan.

Melihat tuannya dalam semangat yang tinggi, sosok gadis itu menjelma menjadi sesuatu yang menakutkan, menyerupai iblis dari neraka. Dia benar-benar memendekkan ruang diantara mereka dan langsung muncul tepat di hadapan Shu Jing.

Sebelum aura gelap yang mengelilingi dirinya memiliki kesempatan untuk buyar, Tombak Ular Bintang Utara sudah mulai memotong bersilangan.

Sebuah kilatan cahaya. Malam tampaknya terpecah belah. Shu Jing tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun. Wajahnya pucat pasi, pergelangan tangannya berayun ke atas. Dia tidak repot-repot untuk menembak namun hanya menggunakan Silver Blade untuk mempertahankan diri terhadap serangan. Dia tidak lagi berencana untuk mengandalkan kekuatan peluru.

Sebaliknya, ia akan fokus pada kecepatan yang sederhana untuk mengalahkan Yingmei.

Tangan Shu Jing mencengkeram Silver Blade erat-erat saat ujung tombak es berkelebat seperti guntur dan kilat. Aura mencekam kuat menyelimuti tubuh Lin Yingmei.

Kegelapan tiba-tiba terbelah! Tubuh Shu Jing berubah bagai ilusi sambil muncul di sisi gadis ini.

Suara senjata beradu hantam terdengar lagi dan lagi. Lin Yingmei mengambil langkah mundur, tombaknya bergetar. Namun dia masih berhasil mempertahankan tombak dalam sikap siap menyerang. Seperti namanya, tombak itu layaknya gunung yang menjulang, solid dan pantang menyerah.

Menghadapi serangan mendadak aneh Shu Jing, wajahnya tetap tenang. Shu Jing hanya membalas dengan senyuman kecil.

Silver Blade berkelebat seperti kilat, kecepatan yang lebih cepat dari angin itu sendiri. Pisau yang tertempel di pistol langsung menuju ke arah dada Yingmei. Semuanya hanya dalam sekejap, tetapi dengan jarak pendek diantara mereka, setiap saat berlangsung seperti seumur hidup.

Pada detik terakhir, Shu Jing sedikit menggeserkan arah ujung pistol. Gelombang serangan ditembakkan tepat menuju Yingmei, merobek sepotong pakaiannya.

Dengan serangan menusuk melalui pakaian gadis ini, bersama dengan gaya inersia besar, Shu Jing menabrak pelukannya.

Waktu tampaknya telah berhenti. Lin Yingmei menatap dada yang ditekan tepat di atas seluruh tubuh pria ini yang berubah kaku. Perasaan aneh menular membuatnya tersadar. Cahaya bulan bersinar di atas mereka, menerangi ekspresi kaget Yingmei.

Shu Jing telah menunjukkan potensi yang luar biasa dalam pertempuran. Dia tersentak berat, seluruh tubuhnya terasa seperti berantakan. Dia bahkan tidak memiliki kekuatan untuk menarik pemicu pistol yang sedang di genggam.

Jika si Majestic Star melanjutkan pertarungan sekarang, satu-satunya hal yang bisa ia lakukan adalah duduk dan menunggu kematian pria ini.

Bersamaan dengan Yingmei mengambil tombaknya menjauh, Shu Jing kehilangan semua kekuatan yang tersisa dan terjatuh.

"Master!"

Lin Yingmei memanggil dan cepat menghentikan robohnya Shu Jing dengan lengan.

Melihat ekspresi bertekadnya, bahkan gadis ini tidak bisa menahan untuk sedikit tersenyum.

"Tidak buruk, Master"


☆☆☆☆


Setelah pertarungan, mereka melanjutkan perjalanan dalam mencari Pasir Pisau Relik.

Shu Jing berlatih dengan Lin Yingmei setiap hari. Peningkatannya menakjubkan. Setiap kali mereka bertarung, kali itu juga Lin Yingmei dikejutkan.

Dia telah melihat Master Bintangnya mampu mempadukan dengan pengalaman Ksatria Bintang begitu mudah. Hampir seolah-olah dia dan Shu Jing telah diciptakan untuk satu sama lain.

Karena mereka sedang dikejar oleh Deviance Star, mereka harus memperoleh kekuatan lebih. Ketika saatnya tiba, mereka ingin pergi ke pertempuran pada kondisi terbaik, dengan situasi Duel Bintang menarik darah mereka tanpa henti.

Sepuluh hari kemudian, pada malam hari.

Suatu peristiwa aneh mulai terjadi di langit. Tiba-tiba, seluruh malam menjadi terang menyilaukan sedangkan 108 bintang suci bergaung di angkasa.

Sebuah bintang biru mulai bersinar begitu menyilaukan, menyebabkan malam berubah menjadi siang hari.

Shu Jing dan Lin Yingmei berhenti di tengah-tengah latihan mereka dan mendongak. Setelah bintang suci melepas cahaya biru, sinar padat merah menembak ke Timur saat bintang mengikutinya dan mulai turun ke arah Liangshan Maiden. Sebuah jalan cahaya kacau terukir di malam hari.

"Bintang jatuh!"

Bisik Lin Yingmei.

"Bintang jatuh? Apa kau mengatakan bahwa Ksatria bintang telah dikalahkan?"

Shu Jing segera mengerti apa yang ia maksud.

Lin Yingmei mengangguk dengan tenang.

"Itu benar, ketika seorang Ksatria Bintang dikalahkan, perwakilan bintang suci mereka akan jatuh dari langit. Kami menyebutnya Bintang Jatuh"

"Apakah mereka mati?"

Shu Jing merasa sedikit simpati tentang hal ini.

"Lebih tepat untuk mengatakan bahwa mereka telah kembali ke rumah"

Lin Yingmei mempertahankan ekspresi yang biasa sambil menatap jauh Liangshan Maiden. Itu mungkin untuk mengatakan apa yang ada di pikirannya.

"Aku ingin tahu bintang milik siapa itu"

"Mungkin itu si favorit para Master sepanjang waktu, Pemimpin Bintang Song Jiang"

Kata Lin Yingmei santai sambil melirik Shu Jing. Shu Jing tersenyum kecut. Bagaimana bisa dia tidak mendeteksi rasa asam samar dalam suara gadis ini?.

"Tapi kenapa kau berasumsi bahwa itu adalah Song Jiang yang telah jatuh?"

Shu Jing terlalu penasaran dan bertanya. Dari nada Lin Yingmei, ia tahu dirinya tidak suka terhadap pemimpin legendaris dari 108 bintang.

Mungkinkah Duel para Maiden bintang berbagi kesamaan dengan novel klasik ketika membahas kebodohan Song Jiang ini?.

"Bahkan jika itu pertarungan murni, dia tidak dapat dibandingkan dengan Master saat ini"

Kata Lin Yingmei datar.

Shu Jing semakin malu dari kata-katanya yang terus terang.

"Menurut apa yang pelayanmu ini ketahui, selama Duel bintang, Pemimpin Bintang Song Jiang selalu yang pertama untuk dikalahkan"

"Apa dia benar-benar tidak berguna?"

"Di antara semua bintang yang khusus dalam pertempuran, dia adalah yang paling lemah"

Lin Yingmei menggeleng. Menurutnya, spesialisasi para Ksatria Bintang dibagi menjadi Seni Bela diri, Seni Mistis dan kemampuan Master Bintang. Seni bela diri dan Seni Mistis adalah kekuatan yang paling penting karena kemampuan Master Bintang hanya berguna bila digunakan untuk mendukung pasangannya saja.

Secara historis, kemampuan Song Jiang ini telah dinilai pada tingkat terendah.

Sepanjang Lima Era Besar Dinasti, tidak ada Master Bintang yang rela mengikat kontrak dengan dirinya.

Lin Yingmei menjelaskan.

"Song Jiang kekurangan kemampuan bertarung, namun ia duduk di bagian paling atas dari peringkat. Ada aturan di Duel Bintang. Mengalahkan Ksatria bintang dan seseorang akan mendapatkan Energi Bintang mereka. Kau dapat membayangkan seberapa besar Energi Bintang yang berada dalam diri Song Jiang. Tidak ada yang akan melewatkan 'obat' manjur ini"

Shu Jing merasa lebih kasihan pada si pemimpin bintang setelah ia tahu tentang kebenarannya. Situasi Song Jiang terlalu mirip dengan daging Xuanzang*.
[Dari Journey to the West. Seorang yang dagingnya dapat memberi keabadian atau semacam itu ketika di makan]

Hujan tepat waktu oh hujan tepat waktu*, akankah kau hanya menjadi seperti nama panggilanmu dan berada  untuk memberikan dorongan pengalaman tepat waktu untuk sesama Ksatria bintang?.
[Song Jiang emang ada loh. Yap, dia tercatat pada karya novel Water Margin. Hidup pada zaman Dinasti Song sebagai semacam penjahat dengan julukan 'Protector of Justice (Pelindung Keadilan)'. Julukannya yang lain adalah Timely Rain (Hujan tepat waktu)]

"Yingmei, kau juga mengincar kekuatannya?"

Gadis itu tersenyum ringan.

"Master terlalu meremehkanku. Lin Chong memperlakukan orang dengan adil, aku tidak akan membunuh orang lemah. Tentu saja, jika Master memerintahkan diriku, aku akan menyelesaikan misi seperti itu tanpa ragu-ragu"

"Melawan musuh tak berdaya juga bukan sesuatu yang ingin aku lakukan"

Dalam hal ini, mereka memiliki pendapat umum.

Namun, Shu Jing juga diam-diam berpikir bahwa itu tidak akan menjadi ide yang buruk jika dia bisa berakhir membuat kontrak dengan si Hujan tepat waktu Song Jiang.



Ke Halaman utama 108 Maidens of Destiny
Ke Chapter selanjutnya


Comments

Popular posts from this blog

Short Story: [Katanya Kalau Perjaka Sampai Umur 30 Kamu Bisa Jadi Penyihir!]